BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Siswi usia pubertas tidak hanya bertanggung jawab untuk berprestasi akademik, tetapi juga memiliki
tanggung jawab untuk menjamin pemeliharaan fungsi alat reproduksi yang antara lain
adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas Gibs, 2008.
Wanita yang telah mencapai usia baligh, secara normal akan mendapatkan menstruasi setiap bulannya. Akan tetapi kondisinya belum tentu sama antara wanita
satu dengan yang lainnya. Beberapa dari mereka mengalami kondisi yang normal. Namun, sebagian yang lain memiliki masalah-masalah seputar menstruasi yang
cukup mengganggu aktivitasnya Jones, 2005. Haid atau menstruasi yang tidak teratur merupakan proses tidak seimbangnya
hormon pada sistem reproduksi wanita dimana antara hormon estrogen dan progesteron harus dalam komposisi yang sesuai. Siklus haid yang normal terjadi
setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar 3-7 hari. Jumlah darah haid normal berkisar 30-40 mL. Menurut hitungan para ahli, perempuan akan mengalami
500 kali haid selama hidupnya Ellya, 2010 Sebagian besar perempuan Indonesia berusia 10-59 tahun mengalami haid yang
teratur sebanyak 68 dan 13,7 mengalami haid yang tidak teratur dalam 1 tahun terakhir. Persentase tertinggi haid tidak teratur adalah Gorontalo sebanyak 23,3 dan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
terendah di Sulawesi Tenggara sebanyak 8,7. Lebih rinci lagi, sebanyak 11,7 remaja berusia 15-19 tahun di Indonesia mengalami haid tidak teratur dan sebanyak
14,9 perempuan yang tinggal di daerah perkotaan di Indonesia mengalami haid tidak teratur Riskesdas, 2010
Berdasarkan Riskesdas 2010 menyatakan persentase perempuan usia 10-59 tahun di Sumatera Utara yang mengalami haid tidak teratur sebanyak 11,6. Alasan
haid tidak teratur pada perempuan usia 10-59 tahun di Sumatera Utara adalah 0,4 karena sakit, 2,7 masalah KB, 3,7 menopause, 4,5 lain-lain, dan 7,2 tidak
mengetahui alasannya. Aktivitas yang berlebih juga memengaruhi siklus menstruasi, perubahan
rutinitas latihan, perjalanan, sakit, atau gangguan dalam rutinitas sehari hari wanita dapat berdampak pada siklus menstruasinya. Perubahan menstruasi paling umum
dijumpai pada pelari jarak jauh, penari, dan pesenam dan sedikit pada pembalap sepeda dan perenang. American college of sport medicine ACSM melaporkan
bahwa sekitar sepertiga pelari jarak jauh wanita 12-45 tahun mengalami amenorrhoea atau oligomenorrhoea Hartono, 2003.
Berdasarkan Riskedas 2013 proporsi aktivitas fisik aktif penduduk Indonesia usia ≥ 10 tahun termasuk tinggi yaitu 73,9, sementara proporsi aktivitas fisik
kurang aktif 26,1. Proporsi aktivitas sedentari 3 jam 33,9, aktivitas sedentari 3-5,9 jam 42,0, dan aktivitas
sedentari ≥ 6 jam 24,1. Proporsi aktivitas fisik di Sumatera Utara adalah 76,5 dan proporsi aktivitas sedentari 3
jam 42,9, aktivitas sedentari 3-5,9 jam 41,3, dan aktivitas sedentari ≥ 6 jam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
15,7. Dimana proporsi aktivitas sedentari remaja usia 15-19 tahun 25,5 yang berarti aktivitas remaja Indonesia termasuk aktivitas fisik berat dan sedang.
Umumya olahraga latihan dianggap sebagai salah satu penyebab amenorrhoea hipotalamus. Meningkatnya tingkat estrogen terkait dengan amenorrhoea sehingga
meningkatkan resiko patah tulang fraktur, osteoporosis, dan kesuburan. Atlit dengan latihan intensif sebelum mengalami pubertas khususnya senam dan penari
balet adalah kelompok risiko tinggi mengalami amenorrhoea primer atau atlit dengan stress cenderung lebih tinggi mengalami amenorrhoea Fatmah, 2011
Jumlah wanita yang berpartisipasi dalam olahraga dan aktivitas fisik terus meningkat. Walaupun olahraga memiliki banyak keuntungan, tetapi dapat
menyebabkan beberapa gangguan pada atlit wanita apabila dilakukan secara berlebihan. Latihan fisik yang berat dapat menimbulkan gangguan pada fisiologi
siklus menstruasi. Gangguan yang terjadi dapat berupa tidak adanya menstruasi amenorrhoea, penipisan tulang osteoporosis, haid tidak teratur atau perdarahan
intermenstrual, pertumbuhan abnormal dinding rahim, dan infertilitas. Sifat dan tingkat keparahan gejala tergantung pada beberapa hal seperti jenis latihan, intensitas
dan lamanya latihan, dan laju perkembangan program pelatihan Fatmah, 2011 Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga kompetitif memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk terjadinya atau berkembangnya gangguan makan, iregularitas siklus menstruasi dan osteoporosis, yang dikenal sebagai female athlete triad
Georgia, 2007. Sementara kaum remaja dan dewasa banyak yang menjalankan diet karena
khawatir dengan penampilannya, sementara pada periode ini mereka membutuhkan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
nutrisi yang sedikit lebih tinggi. Bila gizi tidak terpenuhi maka akan berisiko mengalami defisiensi. Pola makan mereka cenderung menghindari makanan yang
mengandung energi tinggi Ellya, 2010. Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan konsumsi energi
penduduk umur 16-18 tahun usia remaja di Indonesia berkisar antara 69,5- 84,3, dan sebanyak 54,5 penduduk usia remaja mengonsumsi energi di bawah
kebutuhan minimal. Di Indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein penduduk umur 16-18 tahun berkisar antara 88,3-129,6. Persentase penduduk umur 16-
18 tahun yang mengonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal adalah 35,6. Berdasarkan Riskesdas 2010 menyatakan bahwa di Provinsi Sumatera Utara,
persentase penduduk yang mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal adalah sebanyak 43,4 dan penduduk yang mengonsumsi protein di bawah minimal
adalah sebanyak 21,4. Sementara persentase remaja usia 16-18 tahun yang mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal sebanyak 51,5 dan konsumsi
protein di bawah kebutuhan minimal sebanyak 21,2. Meningkatnya aktivitas kehidupan sosial dan kesibukan pada remaja akan
memengaruhi kebiasaan makan. Pola konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. Remaja dengan
aktivitas sosial tinggi, memperlihatkan peran teman sebaya menjadi tampak jelas. Di kota besar sering kita lihat kelompok-kelompok remaja bersama-sama makan di
rumah makan yang menyajikan makanan siap saji fast food yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
negara-negara barat. Fast food tersebut pada umumnya mengandung kadar lemak maupun kalori tinggi, sehingga apabila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang
banyak dapat menyebabkan kegemukan dengan segala dampaknya Sayogo, 2006. Pada sebagian besar atlit wanita, sering terjadi gangguan makan yang berakibat
terjadinya ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi sehingga terjadi defisiensi energi kronik. Ketidakseimbangan energi berhubungan dengan
menurunnya kadar estrogen, gangguan metabolisme, dan terjadinya amenorrhoea atau oligomenorrhoea. Disfungsi hipotalamus yang berhubungan dengan latihan fisik
yang berat dan gangguan pada pulsasi GnRH, dapat menyebabkan menarche yang terlambat dan gangguan siklus menstruasi Warren, 2001.
Siklus haid wanita sangat mudah dipengaruhi oleh suasana kehidupannya. Hal ini misalnya karena kelelahan, pengaruh stres yang tinggi atau sedang dalam keadaan
emosi. Faktanya, ketika sedang dalam perjalanan atau terjadi perubahan jadwal dalam aktivitas sehari-hari siklus haid akan telat misalnya pada mereka yang biasa
berolahraga dan menghentikan kebiasaannya tiba-tiba. Pola makan pun bisa memengaruhi siklus haid. Misalnya seseorang yang biasa makan banyak dan
mendadak diet. Ini akan membuat tubuh stres. Status gizi memengaruhi haid terutama melalui penyediaan bahan untuk membuat lapisan endometrium lagi dan pengaruhnya
terhadap kadar hormon perempuan. Kecemasan dan kelelahan memengaruhi status hormonal dan keadaan umum tubuh. Bagi yang masih belum menikah atau remaja
penyebabnya bisa karena terlalu lelah contohnya belajar terlalu keras bagi yang masih
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sekolah atau kuliah serta rasa cemas yang datang saat menjelang ujian dengan mudah akan mengganggu siklus haid Dewi, 2012.
Pada penelitian Rima 2010 terdapat sebanyak 7 sampel 28 dari 25 sampel atlit pernah mengalami ketidakteraturan sikus haid. Frekuensi OR perminggu pada
atlit siklus haidnya tidak teratur adalah sering secara bermakna dibanding yang siklus haidnya teratur p=0,002. Durasi melakukan kegiatan OR setiap kali latihan pada
atlit yang siklus haidnya tidak teratur adalah lebih panjang secara bermakna dibanding yang siklus haidnya teratur p0,001. Perbedaan distribusi kejadian haid
tidak teratur berdasarkan jenis OR adalah tidak bermakna p=0,100. Dari hasil penelitian didapatkan hubungan antara frekuensi dan lama latihan dengan siklus haid
atlit. Masalah menstruasi yang umum terjadi meliputi menorragi, amenorrhoe,
oligomenorre, dismenore,
perdarahan uterus
disfungsional, perdarahan
intermenstruasi, menstruasi tidak teratur. Dimana siklus haid yang tidak teratur dapat menyebabkan perempuan menderita anemia hingga kurang subur infertil Steele,
2009. Terjadinya anemia dikarenakan kehilangan darah melalui menstruasi pada wanita memegang peranan penting dalam metabolisme besi. Rata-rata perdarahan
menstruasi tiap bulan adalah 50 mL, atau sekitar 0.7 mg hari. Banyaknya darah menstruasi mungkin mencapai lima kali rata-rata tersebut. Oleh karena itu, pada saat
menstruasi wanita harus menyerap 3-4 mg besi setiap hari Tierney, 2003.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Siklus haid yang tidak teratur dapat menyulitkan ketika berusaha untuk hamil. Ovulasi yang tak teratur abnormal menyumbang 30
– 40 dari semua kasus infertilitas. Bila siklus haid sangat panjang jedanya, berarti ovulasi tak terjadi, sebuah
kondisi yang dikenal secara klinis sebagai anovulasi. Jika dalam keadaan sakit akan memperparah penyakitnya Marmi, 2013.
Berdasarkan survei awal Nuraini 2011 pada 30 orang mahasiswi 16 dari 30 mahasiswi 53,33 mengalami siklus menstruasi normal 21-35 hari dengan lama
perdarahan lebih dari 6 hari, dan 9 dari 30 orang 30 mengalami siklus panjang 35 hari, dan 5 orang mahasiswi 16,67 mengalami siklus pendek 21 hari, dan
18 mahasiswi 60 menyatakan adanya perubahan dalam siklus menstruasi jika sedang mengalami stress seperti menstruasi yang terlambat dalam 2 bulan tidak ada
mens, siklus menstruasi yang lebih cepat, darah menstruasi yang lebih banyak, serta perut kram atau dysmenore. Sedangkan hasil penelitiannya menunjukan adanya
hubungan yang positif dengan korelasi yang sangat lemah antara tingkat stres dengan siklus menstruasi r = 0,179, p = 0,017
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan terdapat 3 jurusan yaitu PJKR Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, PKO Pendidikan Kepelatihan
Olahraga, dan IKOR Ilmu Keolahragaan dimana pada fakultas ini sebagian besar kuliah berlangsung di luar ruangan atau di lapangan. Sesuai dengan kurikulum di FIK
dari 150 sks terdapat 90 sks pada mata kuliah keilmuan dan keterampilan. Pada penelitian ini penulis akan melakukan penelitian kepada mahasiswi jurusan PJKR dan
PKO dikarenakan setelah melakukan survei awal dan melihat jadwal mata kuliah,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
aktivitas yang lebih berat terdapat pada kedua jurusan tersebut sedangkan jurusan IKOR memiliki mata kuliah yang sebagian besar hanya berupa teori.
Aktivitas fisik pada mahasiswi jurusan olahraga tergolong kepada aktivitas jasmani yang berat dikarenakan selain mendapat mata kuliah secara teori mereka juga
menjalani mata kuliah praktek. Mata kuliah sebagian besar berlangsung di lapangan atau di luar ruangan. Mata kuliah sebagai berikut : sepak bola, volly, basket, pencak
silat, permainan kecil, renang, atletik, senam lantai dan aerobik, bulu tangkis dll. Setelah melakukan survei awal terdapat 3 dari 5 orang mahasiswi jurusan PJKR
yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur yaitu polimenorrhea dan amenorrhea. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hubungan pola makan dan aktivitas
fisik dengan pola menstruasi mahasiswi jurusan olahraga Universitas Negeri Medan tahun 2014.
1.2 Rumusan Masalah