Faktor-faktor yang Mendasari Interaksi Sosial

17 pesan atau yang disebut juga dengan komunikator, atau orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator atau yang disebut juga dengan komunikan saling memberikan umpan balik feedback sehingga kedua belah pihak saling aktif dalam proses komunikasi. Jadi, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial melalui dua cara, yaitu kontak dan komunikasi. Kontak adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling memberi respons dari pihak lain sebagai lawan kontak sosial dalam kehidupan masyarakat. Kontak tidak perlu terjadi dengan saling menyentuh, akan tetapi orang dapat mengadakan hubungan dengan orang lain tanpa harus terjadi kontak secara fisik. Sedangkan komunikasi merupakan proses penyampaian berupa informasi-informasi atau pengetahuan dari penyampai atau komunikator kepada penerima atau komunikan. Maka berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa syarat-syarat terjadinya interaksi sosial sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Secara global bahwa kontak dan komunikasi sosial mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan. Dengan demikian jika dikaitkan dengan interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi, tidak mungkin menimbulkan hubungan. Jadi, kontak dan komunikasi merupakan syarat mutlak terbentuknya timbal balik atau interaksi.

c. Faktor-faktor yang Mendasari Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri- sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Apabila masing- masing ditinjau secara lebih mendalam, faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian 18 diterima oleh pihak lain. Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya. 27 Menurut Yusran Razak reaksi yang menandai berlangsungnya interaksi sosial berupa: i imitasi yaitu proses peniruan sesuatu; ii sugesti, yaitu memberi pandangan terhadap orang lain sehingga diterima oleh pihak lain; dan iii identifikasi, yaitu kecenderungan keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama atau identik dengan pihak lain. 28 Menurut Elly M. Setiadi faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu: 29 1 Faktor Imitasi Faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. 2 Faktor Sugesti Yang dimaksud sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Karena dalam psikologi sugesti dibedakan adanya. a Autosugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yang datang dari dirinya sendiri. b Heterosugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain. 27 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar h. 57- 58. 28 Yusron Razak ed., Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 58. 29 Dra. Elly M. Setiadi, M.Si., et al., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, h. 92- 93. 19 3 Faktor Identifikasi Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Di sini dapat mengetahui, bahwa hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi. 4 Faktor Simpati Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Menurut Bimo Walgito faktor yang mendasari perilaku dalam interaksi sosial antara lain: 30 1. Faktor Imitasi. Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. 2. Faktor Sugesti. Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu sugesti dapat dibedakan menjadi auto- sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan, dan hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain. 3. Faktor Identifikasi. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain. 4. Faktor Simpati. Simpati merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Sementara itu, menurut Sitorus 2000, berlangsungnya suatu interaksi sosial dapat didasarkan pada berbagai faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri, secara terpisah ataupun saling berkaitan. 1 Imitasi Imitasi adalah suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam interaksi sosial, imitasi dapat bersifat positif, artinya imitasi tersebut mendorong seseorang untuk 30 Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, h. 66- 73. 20 mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun, imitasi juga dapat berpengaruh negatif apabila yang dicontoh itu adalah perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau mematikan kreativitas seseorang. 2 Sugesti Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti terjadi karena pihak yang menerima anjuran tersebut tergugah secara emosional dan biasanya emosi ini menghambat daya pikir rasionalnya. 3 Identifikasi Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi lebih mendalam dari imitasi, karena dengan identifikasi, seseorang mencoba menempatkan diri dalam keadaan orang lain, “mengidentikkan” dirinya dengan orang lain, bahkan menerima kepercayaan dan nilai yang dianut orang lain menjadi kepercayaan dan nilainya sendiri. 4 Simpati Simpati adalah perasaan “tertarik” yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Dalam hal tertentu, simpati mirip dengan identifikasi, yakni kecenderungan menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Perbedaannya adalah, bahwa di dalam simpati, perasaan memegang peranan penting, walaupun dorongan utama adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya tanpa memandang status atau kedudukan. Sedangkan identifikasi didorong oleh keinginan untuk menjadi “sama” dengan pihak lain yang dianggap mempunyai kelebihan atau kemampuan tertentu yang layak ditiru. Proses simpati akan dapat berkembang kalau terdapat faktor saling mengerti. 31 31 Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 143- 145. 21 Jadi, proses interaksi sosial dipengaruhi oleh imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Imitasi merupakan tindakan yang meniru sikap maupun tingkah laku orang lain, sugesti merupakan suatu pendapat, pandangan, dan sikap yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan diterima oleh orang lain tersebut, identifikasi merupakan keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain, simpati merupakan ikut merasakan apa yang dialami dan dirasakan oleh orang lain. Maka dapat disimpulkan dari proses interaksi sosial didasari oleh berbagai faktor, seperti imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Masing- masing bentuk interaksi di atas dapat berjalan sendiri-sendiri tetapi dapat pula satu sama lain saling berkaitan bahkan saling mempengaruhi.

2. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar