Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Telah diketahui bahwa belajar merupakan ciri paling mendasar yang membedakan dari makhluk hidup yang lain. Belajar juga merupakan kebutuhan setiap manusia karena dengan belajar dapat mencerdaskan kehidupan manusia. Melalui belajar seluruh kemampuan yang dimiliki oleh individu sebagai siswa dapat tergali bahkan dapat ditingkatkan. Dengan menggali kemampuan yang dimiliki oleh individu maka kesejahteraan suatu bangsa dan Negara Indonesia dapat ditingkatkan karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penunjang kesejahteraan suatu bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu, dengan belajar siswa dapat memperoleh kecakapan, sikap, nilai, dan keterampilan dalam bergaul dengan orang lain. Menurut Muhibbin Syah, sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. 1 Sebagaimana yang telah dikemukakan Slameto 2003 merumuskan “belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 89. 1 2 pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya merupakan suatu proses kegiatan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari bodoh menjadi pandai yang terjadi karena interaksi seseorang dengan lingkungannya. Untuk itu, agar siswa dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, maka siswa harus melakukan suatu proses yang dinamakan belajar. Dalam proses belajar seorang siswa berusaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan belajar. “Menurut Hamalik 2005 tujuan belajar adalah sejumlah yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap- sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa”. 3 Belajar dapat dilakukan secara terus menerus sepanjang masa dimulai dalam masa kecil sampai usia dewasa baik secara informal keluarga, formal SDMI, SMPMTS, SMAMA, maupun nonformal kursus-kursus. Secara formal belajar merupakan suatu proses dari seorang siswa yang berusaha untuk mencapai tujuan belajar atau yang sering disebut dengan hasil belajar. “Menurut Abdurrahman 1999 hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. 4 Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan hasil belajar, itu bergantung pada proses belajar yang dialami untuk siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Proses perubahan tingkah laku dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan antara guru dengan murid, tetapi juga ditentukan oleh interaksi sosial antar siswa dengan siswa di dalam kelas. Oleh karena itu dalam belajar perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yaitu sebagai berikut: 2 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Presindo, 2008, cet. 1, hal. 2. 3 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, H. 15. 4 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, H. 14. 3 1. Internaldalam, yakni: a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. 2. Eksternalluar, yakni: a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen. 5 Salah satu contoh dari faktor eksternal adalah lingkungan. Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini bukan saja terdiri dari lingkungan alam, akan tetapi lingkungan sosial. Bahkan lingkungan sosial inilah yang lebih mempengaruhi aktifitas siswa dalam belajar. ”Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antarmanusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja”. 6 ”Kimball Young dan Raymond, W. Mack, 1959 dalam bukunya Soerjono Soekanto mengatakan bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama”. 7 ”Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang juga dapat dinamakan proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama 5 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008, h. 89. 6 Sadirman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar, Jakarta: Rajawali, 1990, Ed. 1, Cet. 3, h. 1 7 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, h. 54. 4 terjadinya aktivitas-aktivitas sosial”. 8 ”Proses sosial, merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Di mana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. Antar aksi interaksi sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai atau tujuan tertentu”. 9 ”Menurut Gillin dan Gillin, 1954 dalam bukunya Soerjono Soekanto interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia”. 10 ”Unsur yang paling penting dalam proses interaksi sosial adalah kontak dan komunikasi. Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat dibagi terhadap suatu kehidupan yang terasing. Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Padahal, seperti diketahui, perkembangan jiwa seseorang banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lain”. 11 Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang individu sebagai makhluk sosial tidak luput dari kodratnya bahwa individu harus bergaul dengan orang lain karena seorang individu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan sangat tergantung pada individu lain. Oleh karena itu, seorang individu dalam kehidupan sehari-hari harus berinteraksi sosial dengan orang lain. Bagi siswa di kelas, konsep interkasi sosial merupakan konsep penting untuk dipahami, karena pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari siswa tidak lepas dari interaksi sosial, baik interaksi dengan guru maupun dengan sesama teman. Istilah interaksi sosial yang dimaksud dalam pembahasan ini merupakan 8 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 55. 9 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, Cet. 1, h. 151. 10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 55. 11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 62. 5 hubungan timbal balik antara siswa dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku dalam belajar. Oleh karena itu, siswa tersebut termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar diantara siswa. Sehingga dalam proses interaksi sosial antar siswa akan timbul sikap saling memacu antar siswa menjadi lebih giat dalam belajar, dan termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar. Hal ini menjadi sebuah fenomena yang menarik bagi penulis untuk diteliti, sehingga penulis akan meneliti dalam bentuk skripsi berjudul Hubungan Interaksi Sosial Antar Siswa Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial IPS.

B. Identifikasi Masalah