Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
Pekerjaan maintenance meliputi pencegahan, pengaturan, pergantian rutin, pelumasan, perbaikan. Pekerjaan perawatan dapat memperkirakan
perencanaan dan jadwal waktu serta dapat dipakai sebagai standard waktu untuk memperkirakannya biaya perwaktunya .
c. Reparasi
Reparasi ini dilakukan pada waktu mesin dalam kondisi tidak produktif sehingga produksi perlu off agar dapat memperbaiki mesin tersebut, hal ini
pastilah sangat merugikan pihak perusahaan karena terjadinya gangguan produksi.
2.4. Fungsi Kepadatan Probabilitas
Jika kerusakaan suatu peralatan disebabkan oleh kerusakan komponen didalamnya yang mana karakteristik dari kerusakan bersifat random. Distribusi
eksponensial negative khas bagi mesin-mesin yang memerlukan penyesuaian yang dilakukan dengan benar, maka mesin itu dapat bekerja untuk waktu yang lama
tetapi jika tidak dilakukan dengan benar mungkin penyesuaian kembali dan reperasi diperlukan dengan segera.
Fungsi kepadatan probabilitas distribusi eksponensial negative yaitu : Fx =
x
λ
λ
−
Untuk : x 0 dan λ
Dan apabila perubahan acak kontinu x berdistribusi eksponensial dengan β ,
bila fungsi padatnya berbentuk :
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
Fx =
β
β 1
x
e
−
; untuk : x 0 dan β 0
Dimana : λ
= Rata-rata nilai kedatangan kerusakan µ = 1
λ = Rata-rata distribusi Rataan dari variansi dsitribusi eksponensial adalah
µ = β dan
2 2
β α =
2.5.Pengujian Hipotesa
Hipotesa adalah suatu tanggapan atau pernyataan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih. Untuk mengetahui apakah suatu
hipotesa mengenai populasi benar atau tidak, maka perlu mengambil suatu sample acak dari suatu populasi atau dengan kata lain untuk mengetahui bahwa parameter
distribusi variable acak yang menyatakan hasil eksperimen mempuunyai nilai tertentu.
Hipotesa itu disebut hipotesa nol 0 dan dinyatakan dengan simbol H ,
lawan dari hipotesa ini yaitu hipotesa alternative yang dinyatakan dengan simbol H
1
. Hipotesa yang akan diambil sebagai dasar pembuatan keputusan haruslah
diuji terlebih dahulu dengan data hasil obervasi. Setiap hipotesa bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penyelidikan.
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi yang dikenal dengan nama :
a. Kekeliruan tipe I
Yaitu menolak hipotesis yang seharusnya diterima b.
Kekeliruan tipe II Yaitu menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis jelas kiranya kedua tipe kekeliruan harus kita buat sekecil mungkin. Agar
penelitian dapat dilakukan, maka kedua tipe kekeliruan ini kita nyatakan dalam peluang. Peluang membuat kesalahan tipe I biasanya dengan
α dan peluang membuat kesalahan tipe II dinyatakan dengan
β . Langkah-langkah Pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis nol H
dan hipotesis alternative H
1
, pasangan hipotesisa H
melawan H
1
menentukan criteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah
penolakan hipotesis sering disebut dengan daerah kritis 2.
Menentukan taraff nyata α .
3. Menentukan kriteria pengujian
Ada tiga macam criteria penolakan yaitu : a.
Uji dua pihak yaitu uji pihak kanan dan pihak kiri Yaitu daerah penolakannya berada dibagian kanan atau kiri dari kurva
penerimaan. H
: θ =
θ ; dengan alternatifnya dan H
1
: θ ≠
θ
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
Maka kurva daerah penerimaan dan penolakan uji dua pihak seperti tergambar pada Gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Uji Dua Pihak
b. Uji satu pihak yaitu Pihak Kanan
Yaitu daerah penolakannya berada dibagian kanan dari kurva penerimaan.
H :
θ = θ dengan alternatifnya H
1
: θ
θ , maka kurva daerah penerimaan dan penolakan uji satu pihak kanan seperti Gambar 2.2
berikut :
Daerah Penolakan Ho
daerah kritis Daerah
Penolakan Ho daerah kritis
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
daerah kritis Daerah
Penerimaan Ho
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.2 Uji Pihak kanan
c. Uji satu pihak yaitu Pihak Kiri
Yaitu daerah penolakannya berada dibagian kiri dari kurva penerimaan. H
: θ =
θ dengan alternatifnya H
1
: θ
θ Maka kurva daerah penerimaan dan penolakan uji satu pihak yaitu pihak
kiri seperti Gambar 2.3 berikut :
Gambar 2.3 Uji Pihak Kiri
2.6. Usulan Pemecahan Masalah