Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
Karena pentingnya mutu air yang ikut dalam proses pencampuran maka untuk kebutuhan produksi digunakan air PDAM Tirtanadi, dimana
sebelumnya akan dilakukan proses penyulingan yang menghasilkan aquadest dan kualitas air diperiksa terlebih dahulu di laboratorium
2. Untuk keperluan lainnya. Untuk keperluan kamar mandi kemudian pencucian alat-alat dan botol
dipergunakan air sumur bor yang telah diolah terlebih dahulu.
b. Unit Pembangkit Listrik
Sumber listrik yang digunakan pada PT. Mutiara Mukti Farma terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Tenaga Listrik dari PLN
Tenaga listrik digunakan untuk bagian prpoduksi dan juga bagian utilitas seperti kantor dan lain-lain dengan besar 450 KVA.
2. Genset
Tenaga genset berfungsi sebagai sumber cadangan tenaga listrik apabila terjadi gangguan maupun pemadaman listrik dari PLN.
Adapun spesifikasi dari genset tersebut sebagai berikut i. - Type
: DKBN 80500-4 - Kapasitas
: 500 KVA - Faktor Daya
: 0,8 - Frekuensi
: 50 Hz - Putaran
: 1500 Rpm.
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
- Tegangan : 220380 Volt
- Tahun : 1991
- Jumlah : 1 unit
ii. - Serial No : 770.246
- Kapasitas : 125 KVA
- Faktor Daya : 0,8
- Frekuensi : 50 Hz
- Putaran : 1500 Rpm.
- Tegangan : 220380 Volt
- Buatan : Denmark
- Jumlah : 2 unit
c. Laboratorium
Untuk keperluan produksinya terutama dalam hal peningkatan mutu produk maka PT. Mutiara Mukt i Farma memiliki laboratorium yaitu :
Laboratorium Quality Control.
d. Gudang dan Bengkel
1. Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan baku, bahan tambahan,
bahan penolong dan juga peralatan untuk keperluan produksi. 2.
Bengkel merupakan tempat memperbaiki mesin dan peralatan produksi. Bengkel berada dalam lokasi pabrik agar kerusakan yang terjadi pada mesin
dan peralatan dapat segera diatasi sehingga proses produksi tidak terganggu.
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
4. Safety and Fire Protection
Untuk keamanan serta keselamatan para pekerja maka perusahaan menyediakan alat pelindung diri, yaitu :
a. Sepatu Karet
b. Baju Laboratorium c.
Masker d. Penutup Kepala
Dalam kegiatan produksi daerah kerja di perusahaan dibagi atas tiga zona yang memiliki ketentuan sebagai berikut :
1. Zona Hitam kelas IV. Zona hitam merupakan zona bebas, dimana zona bebas dimasuki oleh petugas.
Pada zona dilakukan pekerjaan yang tidak memerlukan penjagaan ketat terhadap kontaminasi udara luar.
2. Zona Abu-Abu kelas III Zona abu-abu merupakan zona produksi dimana proses produksi berlangsung.
Pada zona kebebasan telah dikurangi yaitu barang serta karyawan tidak bebas memasuki zona ini. Sebelum memasuki zona abu-abu karyawan harus terlebih
dulu mencuci tangan dan kaki serta memakai baju khusus yang bersih. Barang
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
yang akan memasuki zona harus diganti kemasannya dengan wadah khusus yang bersih. Aliran udara yang masuk ke dalam zona melalui saringan sehingga
terjamin tingkat kebersihannya. 3. Zona Putih kelas I dan II.
Zona putih merupakan zona produksi sediaan yang dibuat secara aseptis dan steril. Untuk memasuki zona putih karyawan harus mencuci tangan dan kaki
serta mengganti pakaian yang digunakan dari zona abu-abu. Peralatan yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu dan ruangan yang akan digunakan harus
didesinfeksikan. Untuk fire protection disediakan tabung pemadam api fire extinguisher
di setiap departemen agar ketika terjadi kebakaran dapat langsung diatasi.
5. Penanganan Limbah
Pada PT. Mutiara Mukti Farma hasil sampingan yang terjadi akibat kegiatan pabrik adalah berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berasal
dari pencucian alat dan proses pembuatan obat sirup. Sedangkan limbah padat berasal dari tepung sisa-sisa pembuatan obat, botol, kertas, debu, plastik, karton,
strip, dan blister. Adapun pengolahan limbah yang dilakukan perusahaan adalah sebagai
berikut: 1.
Limbah Padat.
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
Pengolahan limbah padat menggunakan insinerator dan tungku pembakaran. Insinerator berfungsi untuk membakar tepung sisa pembuatan obat
pada suhu 800-1000
o
C. Tungku pembakaran berfungsi untuk membakar karton, kertas, dan plastik. Untuk limbah padat berupa botol dan besi hanya ditumpuk dan
kemudian dijual. Sedangkan untuk plastik-plastik blister dan strip tidak dibakar dalam tungku atau insinerator melainkan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir
TPA, karena plastik ini jika dibakar dapat menimbulkan bau yang mengganggu penduduk di sekitar pabrik tersebut.
2. Limbah Cair.
Sistem pengelolaan limbah cair terdiri dari enam kolam yaitu: a.
Kolam Pertama. Air buangan pada kolam pertama berasal dari cucian alat dan proses
pembuatan sirup. Setiap hari senin ditambahkan PAC Poly Aluminium Clorida dan Koaret sejenis tawas dengan cara sebagai berikut :
1. Larutkan PAC Poly Aluminium Clorida sebanyak 1,5 Kg dalam 20 liter
air bersih. 2.
Larutkan bahan koaret sebanyak 0,25 Kg dalam 20 liter air bersih. 3.
Periksa pH air limbah standar : 6,5-8,5, setelah diperiksa pH awal : 7 4.
Mixer air limbah selama 30 menit. 5.
Masukkan larutan PAC Poly Aluminium Clorida ke dalam air limbah dalam posisi mikser.
6. Mikser air limbah selama 30 menit.
7. Masukkan koaret ke dalam air limbah pada posisi mikser.
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
8. Mikser air limbah selama 30 menit.
9. Diamkan air limbah selama 2,5 jam.
10. Alirkan air limbah ke kolam kedua.
b. Kolam Kedua.
Pada kolam kedua tidak ada perlakuan apapun. Air buangan mengalir secara gravitasi ke kolam ketiga.
c. Kolam Ketiga.
Pada kolam ketiga sudah terbentuk lumpur, kemudian lumpur diangkat dan dibuang ke tanah kolam enam.
d. Kolam Keempat.
Air limbah pada kolam keempat berasal dari kamar mandi, laundry dan aliran air hujan. Air limbah akan mengalir secara gravitasi ke kolam ke lima.
e. Kolam Kelima.
Pada kolam ke lima terdapat tanah, kerikil, dan pasir, kemudian air akan mengalir secara gravitasi ke kolam keenam.
f. Pada kolam keenam terdapat endapan lumpur yang dikeringkan yang berasal
dari kolam ketiga. Pada endapan lumpur tumbuh tanaman seperti kangkung dan labu. Tumbuhnya tanaman tersebut digunakan sebagai indikator bahwa air
limbah tidak mengandung zat kimia berbahaya. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan perusahaan bahwa pH air limbah
adalah sekitar 6,20, dan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep51MENLH101995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
industri yaitu 6-9 maka pH air limbah PT. Mutiara Mukti Farma sudah memenuhi syarat.
Juni B. Hutasoit : Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Dan Perbaikan Yang Optimal Untuk Mesin Cetak Di PT. Mutifa, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian dan Tujuan Umum Perawatan
Pemeliharan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu keadaan atau kondisi yang dapat
diterima dengan tujuan supaya mesinperalatan produksi selalu dalam keadaan siap pakai. Pada umumnya sering terjadi kerusakan-kerusakan yang
mengakibatkan mesin tidak dapat beroperasi dengan normal dikarenakan kurangnya perawatan dan perbaikan pada mesin tersebut. Pemeliharan disini
sangat berperan penting untuk kelangsungan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Adapaun tujuan utama dari fungsi pemeliharaan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memaksimalkan ketersediaan mesin dan peralatan agar mesin dan
perlatan tersebut berada dalam keadaan siap pakai sehingga dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana
2. Mampu mempertahankan kualitas dan kuantitas pada batas-batas yang
telah ditentukan sesuai dengan biaya standar 3.
Mampu menjaga, memelihara dan melindungi sejumlah investasi yang ditanamkan pada berbagai fasilitas produksi di pabrik
4. Untuk memperpanjang umur ekonomis dari peralatan sebelum dilakukan
pergantian