Hasil Observasi Temuan Siklus II a.

77 Gambar 4.17 Histogram dan Poligon Frekuensi Kemampuan Menentukan Luas Bangun Datar Beraturan Siswa Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai tertinggi 100, nilai terendah 61, nilai rata-rata Mean 85,03, nilai tengah median 86,89 , modus 90,00, sekweness -0,49 dan kurtosis 0,25 Nilai rata-rata kelas yang diperoleh ialah 85,03. Jumlah ini sudah cukup karena telah mencapai indikator yang ditentukan yaitu rata-rata kelas minimal 70. Daftar nilai tes tes kemampuan menentukan luas bangun datar beraturan siklus II dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 261. Sedangkan hasil kemampuan menentukan luas bangun datar tak beraturan selama siklus II disajikan dalam tabel 4.8. Sedangkan perhitungan membuat daftar distribusi kelompok nilai hasil ujian bangun datar tak beraturan siklus II dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 289. . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Frekuensi 58,5 65,5 72,5 79,5 86,5 93,5 100, 78 Tabel 4.8 Hasil Kemampuan Menentukan Luas Bangun Datar tak Beraturan Siklus II No Interval Batas Bawah Batas Atas Frekuensi Frekuensi Kumulatif 1 70 ⎯ 73 69,5 73,5 1 1 2 74 ⎯ 77 73,5 77,5 1 2 3 78 ⎯ 81 77,5 81,5 6 8 4 82 ⎯ 85 81,5 85,5 12 20 5 86 ⎯ 89 85,5 89,5 8 28 6 90 ⎯ 93 89,5 93,5 3 31 Jumlah 31 Gambar 4.18 Histogram dan Poligon Frekuensi Kemampuan Menentukan Luas tak Bangun Datar Beraturan Siswa Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai tertinggi 90, nilai terendah 70, nilai rata-rata Mean 83,80, nilai tengah median 84, 2 4 6 8 10 12 14 Nilai Frekuensi 69,5 73,5 77,5 81,5 85,5 89,5 93,5 79 modus 83,50, sekweness 0,07 dan kurtosis 0,38. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh ialah 83,80 Jumlah ini sudah cukup karena telah mencapai indikator yang ditentukan yaitu rata-rata kelas minimal 70 Daftar nilai tes tes kemampuan menentukan luas bangun datar tak beraturan siklus II dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 262. Pada siklus II siswa dapat memahami soalpermasalahan yang diberikan. Siswa telah dapat merumuskan permasalahan yang diberikan untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang disajikan. Permasalahan yang disajikan dalam hal ini ialah masalah aplikasi, yaitu masalah yang merupakan penerapan dari teori atau konsep yang telah dipelajari yakni menentukan luas bangun datar tak beraturan menggunakan konsep luas gabungan bangun datar beraturan. Siswa dapat menentukan luas bangun datar tak beraturan dengan mengidentifikasi permasalahan yang disajikan yaitu dengan memahami soal luas bangun datar yang disajikan. Dilanjutkan dengan memilih pendekatan atau strategi pemecahan masalah yaitu memilih dan menggunakan bangun datar dalam menyelesaiakan luas bangun datat . Dalam menyelesaikannya siswa menggunakan luas bangun datar beraturan yang bervariasi baik dari ukuran atau bentuk. Pada siklus I satu siswa belum dapat mentranslasi permasalahan kedalam satuan baku. Namun pada siklus II siswa telah dapat mentranslasi solusi tersebut kedalam satuan baku. Siswa menggunakan variasi bentuk bangun datar yang digunakan untuk menentukan luas bangun datar yang akan digunakan seperti pada siklus I. selain itu siswa juga telah dapat membedakan dengan baik bangun datar yang digunakan. Karena bangun datar yang digunakan dalam menyelesaiakan permasalahan pada siklus II yaitu menggunakan luas gabungan bangun datar luas gabungan persegi dan persegi panjang, luas gabungan persegi dan segitiga, luas gabungan segitiga dan jajargenjang serta luas gabungan persegi panjang dan segitiga.