Prevalensi EDS dan tidak EDS

4.2 Pembahasan

Tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis untuk kedelapan domain dari kuesioner SF-36 version 2.0. Berdasarkan tabel 4.3, dapat terlihat bahwa nilai fungsi fisik pada responden yang EDS dengan yang tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai p yaitu 0,012. Hasil yang sama juga terdapat pada nilai peran emosional dengan nilai p yaitu 0,046 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata nilai yang bermakna antara responden yang EDS dengan yang tidak. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara responden yang EDS dengan yang tidak pada nilai peran fisik, kesehatan umum, nyeri tubuh, vitalitas, fungsi sosial, dan kesehatan mental. Durasi tidur yang banyak hilang sehingga menimbulkan gejala EDS memiliki efek samping terhadap mood dan perilaku. Seseorang yang memiliki durasi tidur yang banyak hilang secara kronik dilaporkan banyak mengalami kegawatan mental, gejala depresi, dan kecemasan yang dapat mempengaruhi peran emosional seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara responden yang EDS dengan yang tidak EDS pada nilai peran emosionalnya. 30 Dari laporan di atas juga dapat terlihat bahwa memang pada responden yang positif EDS lebih rendah fungsi fisiknya dibandingkan dengan responden yang tidak EDS yang bermakna secara statistik. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sforza, dkk., yang menyatakan bahwa memang keterbatasan peran karena gangguan kesehatan fisik pada pasien dan fungsi fisik dengan OSA Obstructive Sleep Apnea, yang memang memiliki gejala utama berupa EDS, lebih banyak ditemukan dibandingkan pada pasien yang tidak OSA. 31 Untuk domain SF-36 yang lain, ditemukan bahwa semua domain memiliki nilai rerata yang lebih rendah pada kelompok EDS dibandingkan kelompok tidak EDS. Pada penelitian yang juga dilakukan oleh Sforza, dkk., diketahui bahwa responden dengan gangguan pernapasan saat tidur sehingga timbul gejala EDS memiliki keterbatasan peran karena alasan emosional, kesehatan mental, dan fungsi sosial yang lebih rendah dari kondisi responden tanpa gangguan tersebut. 31 Pada penelitian yang lain yang dilakukan oleh Hirunwiwatkul dan Mahattanasakul dihasilkan keterangan bahwa gangguan bernapas saat tidur tidak berkaitan langsung dengan status kesehatan umum. Akan tetapi disimpulkan juga bahwa terdapat penurunan pada setiap domain dalam SF-36 pada responden dengan gangguan napas saat tidur sejalan dengan tingkat keparahan gangguan tersebut. Dikatakan bahwa hal ini berhubungan erat dengan kondisi EDS yang merupakan gejala mayor gangguan tersebut. 32 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Akashiba et al ditemukan bahwa enam dari delapan domain pada SF-36 memiliki nilai lebih rendah pada pasien dengan OSA yang parah. Nilai ESS Epworth Sleepiness Scale yang menilai kondisi EDS dan SDS Zung self-rated Depression Scale yang menilai kondisi depresi juga menunjukkan lebih adanya gangguan pada pasien OSA yang parah dibandingkan kelompok kontrol. 33 Pada penelitian tersebut juga ditemukan tidak terdapat hubungan antara domain SF-36 dengan keparahan OSA dan nilai ESS. Selain itu, lima dari kedelapan domain SF-36 dan nilai total SF-36 berkorelasi secara signifikan dengan nilai SDS. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa walaupun tingkat keparahan dan kondisi EDS tidak mempengaruhi domain kualitas hidup, kondisi EDS dapat menyebabkan kondisi depresi yang berpengaruh pada kesehatan mental dan peran emosional seseorang. Namun penelitian yang dilakukan tersebut memang menggunakan sampel yang jumlahnya hanya sedikit yaitu sebanyak 94 orang sehingga bias dapat saja terjadi seperti pada penelitian ini yang sampelnya hanya 140 orang. 33 Pada penelitian yang dilakukan oleh Daniels, et al mengenai narcolepsy, didapatkan bahwa terdapat penurunan semua domain SF-36 pada pasien narcolepsy yang memang memiliki gejala EDS dan katapleksi. Nilai domain yang paling terpengaruh adalah peran fisik, energi atau vitalitas, dan fungsi sosial. Jika