Manajemen risiko Proses manajemen risiko

16 c Pencari risiko risk seeker. 2 Identifikasi visi stratejik strategic vision dari organisasi, apakah organisasi berada dalam visi: a Agresif yang terobsesi untuk mengejar peningkatan volume usaha serta keuntungan sebesar- besarnya untuk mendukung pertumbuhan; atau b Konservatif yang ingin menjaga kelangsungan usaha pada situasi aman dengan volume usaha dan keuntungan yang stabil. d. Solusi risiko implementasi tindakan terhadap risiko 1 Hindari avoidance: keputusan yang diambil adalah tidak melakukan aktivitas yang dimaksud. 2 Alihkan transfer: membagi risiko dengan pihak lain. Konsekuensinya terdapat biaya yang harus dikeluarkan atau berbagi keuntungan yang diperoleh. 3 Mitigasi risiko mitigate risk: menerima risiko pada tingkat tertentu dengan melakukan tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan control, jualitas proses, serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan aktivitas dan risikonya. 4 Menahan risiko residual retention of residual risk: menerima risiko yang mungkin timbul dari aktivitas yang dilakukan. 17 e. Pemantauan dan pengkinian kaji ulang risiko dan control 1 Seluruh entitas organisasi harus yakin bahwa strategi manajemen risiko telah diimplementasikan dan berjalan dengan baik. 2 Lakukan pengkinian dengan mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil evaluasi terhadap implementasi kerangka manajemen risiko yang terintegrasi kedalam strategi risiko 10 Gambar 2.1 proses manajemen risiko 11 10 Id oes, Fe y N. Ma aje e Resiko Pe a ka : Pe aha a Pe dekata Pila Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi dan Pelaksa aa ya di I do esia Jaka ta: PT. Raja G afi do Persada, 2008, hlm. 8 11 Ibid. .7 Identifikasi pemetaan risiko Kuantifikasi menilai peringkat risiko Menegaskan profil risiko rencana manajemen risiko Solusi risiko, implementasi, tindakan mitigasi Pemantauan pengkinian kaji ulang risiko dan 18

5. Risiko Pembiayaan Kredit

Resiko pembiayaan atau kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. 12 Hal ini terjadi sebagai akibat dari terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena dituntuk untuk memanfaatkan kelebihan likuiditasnya sehingga penilaina kredit menjadi kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko untuk usaha yang dibiayainya. 13 Factor yang mempengaruhi timbulnya resiko kredit: a. Karakteristrik resiko kredit yang secara umum melekat pada pembiayaan syariah b. Karakteristrik resiko yang secara khusus melekat pada model pembiayaan syariah yang relative berbeda c. Akurasi dalam menghitung kemungkinan kerugian kredit d. Ketersediaan teknik mitigasi resiko. Proses mitigasi risiko kredit meliputi perhitungan dan usaha untuk memperkecil kerugian kredit. Perhitungan atas kerugian kredit, memerlukan 12 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bnak Syariah, Jakarta: Azkia Publisher, 2009 h.263 13 Hendro Wibowo, Manajemen Risiko Bank Syariah , http:hndwibowo.blogspot.com200806 manajemen risiko bank syariah.html, di kutip pada 20052011. 19 perhitungan atas kemungkinan debitur mengalami gagal bayar probability of default- PD, waktu jatuh tempo fasilitas kredit, kerugian yan akan diderita bank jika debitur benar- benar gagal bayar loss given default- LGD, besarnya eksposur debitur pada saat terjadi gagal bayar exposure at default- EAD, serta sensitivitas nilai asset terhadap risiko sistematis dan nonsitematis. 14 Dalam upaya untuk mengurangi atau membatasi risiko kredit, pembuat kebijakan member perhatian khusus pada tiga hal: eksposur terhadap satu pelanggan, pendanaan pihak terkait, dan eksposur berlebihan ke suatu daerah geografis atau sector perekonomian. 15 Prinsip IFSB 16 mengenai risiko kredit: a. Prinsip 2.1 [Lembaga Keuangan Syaria] harus memilki strategi untuk pendanaan, menggunakan berbagai instrument- instrument syariah sesuai dengan syariat, dimana potensi eksposur kredit yang mungkin timbul pada tahap- tahap yang berbeda dalam berbagai perjanjian pendanaan diakui. 14 Kha , Ta i ullah. Ma ajje e Risiko: Le aga Keua ga “ya iah Jaka ta: Bu i Aksa a, 2008 hlm.141 15 He ie a G eu i g, a i I al A alisis Risiko Pe a ka “ya iah Jaka ta: “ale a Empat, 2011 h.116- 117 16 IFSB Islamic Financial Services Board 20 b. Prinsip 2.2 [Lembaga Keuangan Syariah] harus melaksanakan tinjauan due diligence mengenai pihak rekanan sebelum menentukan pilihan instrument keuangan syariah yang sesuai. c. Prinsip 2.3 [Lembaga Keuangan Syariah] harus memiliki metodologi yang tepat untuk mengukur dan melakukan eksposur risiko kredit yang timbul dalam setiap instrument pendanaan syariah. d. Prinsip 2.4 [Lembaga Keuangan Syariah] harus memilki teknik mitigasi risiko sesuai syariat yang tepat untuk setiap instrument pendanaan syariah. 17

6. Pembiayaan musyarakah

Al musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana atau amal expertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 18 Landasan hukum: a. Al- Quran ... ثلثلا يف ءاكرش م ف : ءاس لا 21 17 Ibid. h.117 18 Muha ad “yafi’I A to io, Ba k “ya iah da i Teo i ke P aktek Jaka ta: Ge a I sa i, 2001 h.90 21 “… maka mereka berserikat pada sepertiga….” QS. An- nisa:12 b. Al- Hadits َينننِْ َأنننع ا ننن ا َأننن ي َمنننل انننُ أَاَْيرنننوَلا ثنننلاْ انننواا ََ نننني ل وُا َانننا نننُفَ ررنننَير مَاْحَلا د دَ ْا ا َ ب اص Dari Abu Hurairah, Rasullah Saw. bersabda, “Sesunguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya.”HR. Abu Dawud dan Hakim c. Ijma’ Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al- mughni , telah berkata, “Kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya.” Ketentuan umum pembiayaan musyarakah: a. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama- sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah dan tidak boleh melakukan tindakan seperti: 1 Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi