Deskripsi Data HASIL PENELITIAN
63
di kelas dapat membantu mereka dalam pengerjaan tugas, karena dilakukan secara bersama-sama dengan teman kelompoknya.
Tabel. 4.4
Berkaitan dengan Kekompakan Kerja Kelompok
No. Pernyataan
15. Dengan belajar kelompok cooperative learning, kesulitan yang
saya hadapi lebih sedikit dalam pembelajaran SKI Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
9 21
4 -
26,47 61,76
11,76 -
Jumlah 34
100
Melihat data tersebut, menunjukkan siswa mengakui bahwa dengan menerapkan pembelajaran secara kooperatif di kelas, maka tingkat
kesulitan baik mengenai pemahaman dan tugas menjadi lebih sedikit dibandingkan bila harus belajar sendiri. Hal itu terbukti lewat prosentase di
atas, siswa sangat menyetujui hal tersebut sebesar 26,47. Bahkan sebagian besar siswa dengan prosentase sebesar 61,76 menyetujui
pernyataan tersebut, walaupun tetap masih ada yang tidak setuju dengan prosentase sebesar 11,76.
Tabel. 4.5
Berkaitan dengan Prinsip Saling Membantu
No. Pernyataan
4. Bila ada teman kelompok saya ada masalah dengan tugasnya, saya
siap berusaha membantunya Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
5 22
14,71 64,71
64
Kurang Setuju Tidak Setuju
7 -
20,59 -
Jumlah 34
100 14.
Saya tidak malu bertanya pada teman sekelompok, jika menemukan kesulitan dalam membuat tugas kelompok
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju 12
19 2
1 35,29
55,88 5,88
2,94 Jumlah
34 100
Berkaitan dengan prinsip saling membantu, sebagian besar siswa 64,71 tidak berkeberatan membantu temannya bila menemukan kesulitan dalam
tugasnya, dan lebih dari sebagian siswa 55,88 tidak malu dan ragu untuk bertanya pada temannya bila menemukan kesulitan. Tapi masih ada
juga sebagian kecil 20,59 yang kurang setuju untuk membantu teman kelompoknya. Bahkan ada sedikit sekali 2,94 yang tidak setuju untuk
bertanya pada temannya jika menemukan kesulitan. Dalam hal ini pada dasarnya lebih kepada karakter dari masing-masing individu, namun
sebagian besar siswa di MTs Pembangunan UIN Jakarta ini melaksanakan nilai pembelajaran kooperatif yang paling mendasar yaitu bekerja sama
dan saling membantu teman kelompok.
Tabel. 4.6
Berkaitan dengan Tanggung Jawab Individu
No. Pernyataan
13. Dengan belajar kelompok cooperative learning, saya bertanggung
jawab atas tugas saya tanpa mengandalkan teman kelompok saya Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 6
17,64
65
Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju 25
2 1
73,52 5,88
2,94 Jumlah
34 100
Mengenai tanggung jawab individu ini, sebagian besar siswa 73,52 menjawab setuju dalam bertanggung jawab secara individu, tanpa
mengandalkan teman kelompok. hal ini mungkin karena pengaruh dari guru bidang studi SKI sendiri yang mempunyai prinsip bahwa “dalam
penerapan cooperative learning ini diharapkan walaupun bekerja secara kelompok namun tetap harus menumbuhkan rasa tanggung jawab pada
tiap siswa dalam kelompoknya. Selain terhadap diri sendiri juga terhadap materi yang dihadapi”.
3
Sehingga banyak siswa yang menyetujui bahwa mereka harus tetap bertanggung jawab atas tugas dan kelompoknya.
Tabel. 4.7
Berkaitan dengan Hasil Yang Maksimal
No. Pernyataan
6. Dengan belajar kelompok cooperative learning, saya menjadi
lebih memahami dalam belajar SKI Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
8 24
- 2
23,53 70,59
- 5,88
Jumlah 34
100 11.
Saya bisa mendapatkan hasil nilai yang lebih bagus, bila belajar secara berkelompok cooperative learning
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
8 23,53
3
Wawancara guru bidang studi.
66
Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju 21
3 2
61,76 8,82
5,88 Jumlah
34 100
Melihat hasil prosentasi di atas, diketahui bahwa sebagian kecil 23,53 siswa sangat menyetujui bahwa dengan belajar kelompok cooperative
learning dapat lebih memahami dalam belajar SKI dan bisa mendapatkan hasil nilai yang lebih bagus. Sebagian besar siswa juga menyetujui hal
tersebut yaitu dengan prosentase 70,59 dan 61,76. Dalam hal ini ada juga data pendukung melalui wawancara siswa. Dengan percaya dirinya
siswa ini berkata: “Saya pernah merasakan bahwa dengan model pembelajaran kelompok yang diterapkan guru, mempunyai pengaruh
terhadap nilai saya. Pada kelas 8 kemarin dengan guru yang berbeda menggunakan teknik pembelajaran kelompok yang saya suka yang
membuat saya semangat belajar dan mendapat nilai bagus”.
4
Namun ada juga siswa yang kurang menyetujui dan tidak menyetujui pernyataan
tersebut, seperti salah satu siswa yang pada saat diwawancarai mengatakan: “Menurut saya nilai tidak dipengaruhi karena penerapan
model pembelajaran di kelas, tapi itu tergantung dari siswanya sendiri. Saya berpikir saya harus menyukai semua pelajaran agar saya mau belajar
pelajaran itu. Bukan dari model pembelajarannya, karena sebagus apapun model yang dipakai, tapi apabila siswanya tidak mempunyai kemauan
dalam pelajaran, maka te tap saja nilainya tidak bisa bagus.”
5
Tabel. 4.8
Berkaitan dengan Interaksi Kelompok
No. Pernyataan
10. Saya berusaha untuk mengenal satu sama lain dengan teman-
teman kelompok saya, supaya kami dekat dan menghasilkan kerja
4
Wawancara siswa
5
Wawancara siswa
67
sama yang maksimal Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
8 24
2 -
23,53 70,59
5,88 -
Jumlah 34
100
12. Dengan belajar kelompok cooperative learning, saya bisa belajar
untuk menerima perbedaan dari tiap teman kelompok saya Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
7 27
- -
20,59 79,41
- -
Jumlah 34
100
Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa 70,59 menjawab siswa menyetujui bahwa dalam belajar kelompok siswa harus
saling mengenal satu sama lain. Sebagian besar dan selebihnya 79,41 dan 20,59 siswa menyetujui bahkan sangat menyetujui bahwa siswa
juga harus dapat saling menerima perbedaan. Mengenai unsur cooperative learning ini, siswa dapat menjalankannya dengan baik, karena sesuai
dengan teori yang ada, bahwa dalam pembelajaran kooperatif ini diperlukan sekali adanya komunikasi kelompok yang baik yang dapat
menerima perbedaan dari masing-masing anggotanya. Sehingga pada dasarnya bukan hasil secara akademik saja yang tercapai, namun juga
siswa dapat bersosialisasi dengan sangat baik di lingkungannya.
68
Tabel. 4.9
Berkaitan dengan Pembagian Kelompok Oleh Guru
No. Pernyataan
3. Guru selalu membagi kelompok secara heterogen menggabungkan
dari faktor jenis kelamin, tingkat kepandaian, dll dalam penerapan belajar kelompok cooperative learning dalam pembelajaran SKI
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju 3
7 18
6 8,82
20,59 52,94
17,65 Jumlah
34 100
5. Dalam belajar kelompok cooperative learning pembelajaran SKI,
setiap pimpinanketua kelompok dipilih secara demokratis Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
6 19
6 3
17,65 55,88
17,65 8,82
Jumlah 34
100 7.
Dalam belajar kelompok cooperative learning, setiap pimpinanketua kelompok dipilih secara bergiliran pada tiap
pertemuan SKI Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
4 9
18 3
11,76 26,47
52,94 8,82
Jumlah 34
100 8.
Pada saat belajar kelompok cooperative learning sedang berlangsung, guru terus memantau proses diskusi antar siswa di tiap
69
kelompok Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
9 24
1 -
26,47 70,59
2,94 -
Jumlah 34
100
Dalam hal ini, berkaitan dengan pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru bidang studi SKI di MTs Pembangunan UIN Jakarta. Telah diketahui
lebih dari setengah siswa 52,94 tidak menyetujui bahwa guru SKI melakukan pembagian kelompok secara heterogen. Lalu diketahui juga
lebih dari setengah siswa 55,88 mengakui bahwa pemilihan pimpinan kelompok dilakukan secara demokratis. Namun dalam hal ini siswa
mengakui bahwa biasanya pemilihan pemimpin kelompok dilakukan hanya pada kelompok masing-masing saja, tanpa ditunjuk oleh guru.
6
Pemilihan ketuapimpinan kelompok dalam model ini sebenarnya cukup dibutuhkan sedikit serius, karena guru dapat melatih siswa dalam
memimpin kelompoknya dengan baik seperti apa. Pada prosentase angket ini, lebih dari setengah siswa 52,94 tidak
menyetujui guru telah melakukan pimpinan kelompok secara bergiliran. Lalu dalam hal pemantauan, sebagian besar siswa 70,59 menyetujui
bahwa guru selalu memantau proses diskusi dalam pembelajaran kelompok ini. Sejalan dengan hal ini empat orang siswa yang sudah
diwawancarai pun menyetujui bahwa guru bidang studi SKI sangat memantau mereka saat pembelajaran kelompok ini berlangsung di kelas.
“Pak guru sangat memantau kami dan sering berkeliling melihat pekerjaan kelompok kami. Terkadang memberi pengarahan bila ada yang belum
dimengerti.” Kata siswa.
6
Wawancara dengan siswa
70
Tabel. 4.10
Berkaitan dengan Semangat Belajar Cooperative Learning
No. Pernyataan
2. Setelah guru menerapkan belajar kelompok cooperative learning
di kelas, saya menjadi lebih aktif dalam pembelajaran SKI Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
6 17
8 3
17,65 50
23,53 8,82
Jumlah 34
100 9.
Berdiskusi pada pembelajaran SKI, membuat saya lebih bersemangat dan tidak mengantuk atau bosan saat di kelas
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju 4
22 7
1 11,76
64,70 20,59
2,94 Jumlah
34 100
Melihat hasil persentase di atas, diketahui bahwa berkaitan dengan semangat belajar cooperative learning, setengah dari seluruh siswa 50
menjawab setuju bahwa mereka menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Ada juga sedikit sekali 8,82 siswa yang tidak
menyetujui. Lalu lebih dari setengah 64,70 siswa menjawab setuju bahwa mereka merasa tidak bosan dan merasa bersemangat bila proses
pembelajaran menggunakan model cooperative learning. Pada wawancara siswa, Tiga dari empat orang siswa secara terang-terangan mengakui
bahwa mereka menyukai pelajaran SKI karena sang guru menerapkan model cooperative learning di kelas, dengan alasan yang berbeda-beda
seperti: Siswa 1: “Suka, karena jadi lebih mudah memahaminya, selain itu
71
jadi tidak monoton dan tidak gampang mengantuk”. Siswa 3: “Suka, tapi tergantung pada teknik pembelajaran yang di pakai. Ada beberapa teknik
pembelajaran yang membuat saya suka sama pelajaran ini”. Dan siswa 4: “Suka, karena dengan berdiskusi dengan teman menjadi lebih paham”.
Berdasarkan skor penelitian yang ada pada angket dan tingkat kategori skala penerapan model cooperative learning pada bab III, maka dapat
disajikan besarnya tingkat skala tersebut secara terperinci berdasarkan indikator penilaian di bawah ini.
Tabel 4.11
Tingkat Skala Penerapan Cooperative Learning Berdasarkan Indikator
Variabel Indikator
Nilai Harap
NH Nilai
Skor
NS Ket
Penerapan Model
Cooperativ e Learning
1. Belajar Secara
Kelompok
1x4 = 4 113:34
= 3,32
83 100
4 32
, 3
x
Sangat Tinggi
2. Kekompakan Kerja
Kelompok
1x4 = 4 107:34
= 3,15
75 ,
78 100
4 15
, 3
x
Sangat Tinggi
3. Prinsip Saling
Membantu
2x4 = 8 210:34
= 6,18
25 ,
77 100
8 18
, 6
x
Sangat Tinggi
4. Tanggung Jawab
Individu
1x4 = 4 104:34
= 3,06
5 ,
76 100
4 06
, 3
x
Sangat Tinggi
5. Hasil yang
Maksimal
2x4 = 8 209:34
= 6,15
88 ,
76 100
8 15
, 6
x
Sangat Tinggi
6. Interaksi Kelompok
2x4 = 8 219:34
= 6,44
5 ,
80 100
8 44
, 6
x
Sangat Tinggi
7. Pembagian
Kelompok oleh Guru
4x4 = 16
363:34 = 10,68
75 ,
66 100
16 68
, 10
x
Tinggi
8. Semangat Belajar
Cooperative Learning
2x4 = 8 191:34
= 5,62
25 ,
70 100
8 62
, 5
x
Tinggi
Total Nilai
60 44,6
33 ,
74 100
60 6
, 44
x
Sangat Tinggi
Dilihat dari total nilai setiap indikator yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa guru sangat menerapkan nilai, karakter, dan unsur-unsur dalam proses
72
penerapan model cooperative learning di MTs Pembangunan Jakarta. Dengan begitu proses pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam menjadi lebih menyenangkan, namun tetap mencapai tujuan pembelajaran.
Mengenai penerapan model cooperative learning yang digunakan oleh guru bidang studi SKI di MTs Pembangunan UIN Jakarta, peneliti juga
mendapat data lewat wawancara yang sebagainnya telah turut dideskrisikan pada tiap penjelasan tabel di atas, selain itu juga ada informasi tambahan
seputar penerapan model cooperative learning di sekolah tersebut. Dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini guru mengakui biasanya
sering menggunakan pembelajaran secara kooperatif dan membagi kelompok kecil yang masing-masing kelompok berdiskusi dan berinteraksi dengan
temannya. Lalu untuk model pembelajarannya sang guru lebih sering menggunakan teknik “chalk talk” yaitu menyiapkan spidol dengan di oper
dan siap diterima oleh orang yang harus mengatakan apa yang ada dalam pikirannya tentang materi pada saat itu. Lalu untuk jigsaw juga diterapkan
namun tidak terlalu sering. Namun yang pasti dalam penerapan cooperative learning ini, apapun
modelnya, hal yang paling ditekankan di sini adalah unsur-unsur atau nilai dalam pembelajaran kooperatif sendiri, seperti kerja sama, kekompakan, dan
keaktifan yang merata pada setiap siswa. Selain itu yang paling prinsip, menumbuhkan rasa tanggung jawab pada siswa dalam kelompoknya. Selain
terhadap diri sendiri juga terhadap materi yang dihadapi. Perlunya sebuah kekompakan walaupun tetap harus mempunyai tanggung jawab atas
pekerjaannya sendiri, dan tetap kondusif walaupun bekerja secara kelompok. Tidak semua materi pelajaran yang dapat diterapkan model cooperative
learning ini. Pada sekolah ini khususnya di kelas IX “biasanya hanya topik- topik yang membutuhkan penelusuran yang lebih oleh siswa. Terkadang ada
materi yang tidak perlu berpanjang lebar menjelaskan, karena siswa sudah cukup pandai mencari tahu informasi sendiri tentang materi itu, misalnya
73
tentang sejarah tokoh. Dalam hal ini saya bisa secara langsung memberikan tugas kepada siswa” kata guru bidang studi SKI.
7
Mengenai teknik yang biasa digunakan dalam model cooperative learning ini siswa juga mengakui ada beberapa teknik yang biasa dipakai oleh
guru. Tanpa mengetahui namanya mereka menjawab “Pak guru sering menggunakan metode kelompokan dan membagikan kelompok dari awal
pertemuan. Tergantung materi yang ada, kadang pak guru membagikan hand out tapi kadang juga pak guru memberikan suatu masalah yang kami harus
pecahkan baik dalam bentuk soal atau pernyataan. Setelah itu kami persentasikan atau berkunjung ke kelompok lain untuk memberi tahu masalah
kita pada kelompok tersebut”.
8
Hal yang disampaikan oleh siswa ini maksudnya adalah teknik jigsaw.
2. Variabel Terikat Aktivitas Belajar Siswa SKI
Data mengenai aktivitas belajar siswa SKI yang menjadi variabel Y merupakan data yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen
penelitian yang berbentuk angket yang disebarkan kepada siswa sebagai responden dengan 15 pertanyaan.
Tabel. 4.12
Berkaitan dengan Membaca
No. Pernyataan
17. Saya membaca beberapa buku untuk menunjang belajar SKI
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Selalu
Sering Kadang-kadang
Tidak Pernah 5
4 18
7 14,71
11,76 52,94
20,58 Jumlah
34 100
20. Saya membaca ulang materi SKI dirumah, agar tidak lupa pada
7
Wawancara guru bidang studi
8
Wawancara siswa
74
materi tersebut Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
2 8
16 8
5,88 23,53
47,06 23,53
Jumlah 34
100
Dalam hal ini, ternyata tidak banyak siswa yang membaca materi pelajaran SKI sebelum atau sesudah proses pembelajaran dilakukan
secara konsisten. Kebanyakan dari mereka hanya melakukannya kadang- kadang saja, hal itu terlihat dari besarnya prosentasi di atas yaitu sebesar
52,94 dan 47,06.
Tabel. 4.13
Berkaitan dengan Memperhatikan
No. Pernyataan
19. Saya memperhatikan guru, ketika guru sedang memberikan
contoh lewat gambarmedia atau demonstrasi saat pembelajaran berlangsung
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Selalu
Sering Kadang-kadang
Tidak Pernah 12
20 2
- 35,29
58,82 5,88
- Jumlah
34 100
Melihat hasil prosentase di atas setengah dari seluruh siswa 58,82 menjawab sering mereka memperhatikan guru saat guru sedang
memberikan contoh lewat gambarmedia atau demonstrasi saat pembelajaran berlangsung. Sebagian kecil yaitu 35,29 siswa yang
menjawab selalu dan sedikit sekali 5,88 yang menjawab kadang- kadang. Hal ini sesuai dengan keterangan yang sempat disampaikan oleh
75
guru bidang studi SKI bahwa kebanyakan siswa kelas IX MTs Pembangunan UIN Jakarta memang cukup senang dengan pembelajaran
lewat media yang sering ditampilkan sang guru, bahkan siswa juga dapat belajar banyak dan lebih bagus dalam penggunaan media terutama power
point.
9
Tabel. 4.14
Berkaitan dengan Bertanya
No. Pernyataan
21. Saya senang bertanya saat guru memberikan kesempatan siswa
bertanya pada pembelajarn SKI Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
4 14
15 1
11,76 41,18
44,12 2,94
Jumlah 34
100
Untuk aktivitas bertanya ini, hampir dari setengah 41,18 siswa menjawab bahwa mereka sering bertanya, dan hampir setengah juga
44,12 mereka menjawab kadang-kadang. Lalu hanya sedikit sekali 2,94 siswa menjawab tidak pernah bertanya. Sejalan dengan hal ini
guru bidang studi SKI juga mengatakan : “hampir setiap diskusi pasti
banyak yang bertanya atau mengeluarkan pendapatnya. Saya pun mempunyai catatan-catatan khusus siapa-siapa saja siswa yang
mempunyai aktivitas secara menonjol bertanya atau mengeluarkan pendapat dan sebaliknya, karena nantinya aktivitas itulah yang saya ikut
masukan ke dalam nilai mereka”.
10
Melihat hal ini, berarti mereka mempunyai aktivitas bertanya yang cukup dalam pembelajaran SKI.
9
Wawancara guru bidang studi
10
Wawancara guru bidang studi
76
Tabel. 4.15
Berkaitan dengan Menjawab
No. Pernyataan
22. Saya menjawab apa yang selalu guru tanyakan pada saya
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Selalu
Sering Kadang-kadang
Tidak Pernah 4
10 19
1 11,76
29,41 55,88
2,94 Jumlah
34 100
29. Saya selalu bersemangat dalam menjawab soal-soal seputar
pelajaran SKI Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
2 6
25 1
5,88 17,64
73,53 2,94
Jumlah 34
100
Untuk aktivitas menjawab ini, setengah 55,88 dari seluruh siswa menjawab kadang-kadang untuk menjawab apa yang ditanyakan oleh
guru, dan sebagian kecil yang menjawab dengan sering 29,41. Mengenai semangat bertanya hanya sebagian kecil 17,64 dari mereka
yang menjawab mereka sering bersemangat dalam menjawab, dan sebagian besar 73,53 dari mereka yang menjawab kadang-kadang.
Namun hanya sedikit sekali yang menjawab tidak pernah 2,94. Hal ini menunjukkan tidak jauh berbeda dengan aktivitas bertanya, siswa
pada MTs Pembangunan UIN Jakarta ini mempunyai aktivitas menjawab yang cukup tinggi, hal ini disebabkan sedikitnya siswa yang menjawab
tidak pernah menjawab dalam proses pembelajaran SKI.
77
Tabel. 4.16
Berkaitan dengan Diskusi
No. Pernyataan
30. Ketika ada tugas SKI yang tidak dimengerti, saya senang
berdiskusi dengan teman Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
8 13
12 1
23,53 38,24
35,29 2,94
Jumlah 34
100
Cooperative learning ini memang sangat berkaitan dengan diskusi. Pada indikator cooperative learning di atas telah diketahui bahwa siswa
mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran tersebut, sehingga sejalan dengan itu siswa dalam hal aktivitas diskusi ini pun, banyak yang
mengakui sering melakukan diskusi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat diketahui melalui besarnya prosentase pada
tabel di atas yaitu yang menjawab sering sebesar 38,24 dan kadang- kadang 35,29, dan hanya 2,94 yang menjawab tidak pernah.
Tabel. 4.17
Berkaitan dengan Mengeluarkan Pendapat
No. Pernyataan
26. Saya tertarik untuk mengeluarkan pendapat saya pada saat proses
pembelajaran SKI berlangsung Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
3 14
16 1
8,82 41,18
47,06 2,94
Jumlah 34
100
78
Mengeluarkan pendapat adalah hal yang biasanya dianggap sebagai dasar penialaian seorang guru terhadap aktivitas siswa. Melihat tabel di atas
dapat diketahui bahwa ternyata hanya sedikit sekali yang tidak pernah mengeluarkan pendapatnya, dan hampir separuh dari seluruh siswa
mengaku sering dan kadang-kadang dalam mengeluarkan pendapatnya. Hal ini terlihat dari besarnya prosentase yaitu sebesar 41,18 dan
47,06. Sesuai dengan keterangan dari sang guru pun, siswa kelas IX ini cukup kritis dalam menanggapi persoalan dalam materi yang
disampaikan oleh guru.
Tabel. 4.18
Berkaitan dengan Mendengarkan
No. Pernyataan
24. Saya mendengarkan pendapat teman saat dilakukan diskusi dalam
kelas SKI Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
11 16
7 -
32,35 47,06
20,59 -
Jumlah 34
100
Melihat hasil prosentase di atas, diketahui bahwa seluruh mendengarkan pendapat temannya saat temannya berbicara dalam diskusi kelompok. hal
itu terlihat dari besarnya prosentase jawaban “selalu” sebesar 32,35, “sering” sebesar 47,06, dan “kadang-kadang sebesar ” 20,59. Melihat
hal ini dapat diketahui bahwa siswa dapat menghargai pendapat temannya dan menghargai temannya saat berbicara.
79
Tabel. 4.19
Berkaitan dengan Menyimak
No. Pernyataan
16. Saya menyimak setiap penjelasan pelajarn SKI yang diterangkan
oleh guru Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
6 11
16 1
17,65 32,35
47,06 2,94
Jumlah 34
100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian siswa menjawab “sering”
menyimak penjelasan materi yang dilakukan oleh guru dengan prosentase 32,35 dan ada juga sebagian besar menjawab “kadang-
kadang” dengan prosentase 47,06. Kegiatan menyimak ini sangat perlu
dilakukan oleh siswa, karena sebagian besar pemahaman siswa tentang materi pelajaran itu tergantung sejauh mana siswa menyimak.
Tabel. 4.20
Berkaitan dengan Mencatat
No. Pernyataan
28. Saya mencatat materi pelajaran SKI yang sudah disampaikan oleh
guru dan teman-teman Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
7 9
16 2
20,59 26,47
47,06 5,88
Jumlah 34
100
Melihat hasil prosentase jawaban angket di atas dapat diketahui bahwa memang tidak banyak siswa yang rajin mencatat. Hal tersebut dapat
80
diketahui dari jawaban siswa yang menjawab “selalu” hanya sebesar 20,59 dan yang menjawab
“sering” hanya 26,47. Namun walaupun demikian, aktivitas mencatat ini dapat dikatakan cukup baik dilakukan
oleh siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta.
Tabel. 4.21
Berkaitan dengan Mengerjakan Tugas
No. Pernyataan
18. Saya mencatat materi pelajaran SKI yang sudah disampaikan oleh
guru dan teman-teman Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
6 24
4 -
17,65 70,59
11,76 -
Jumlah 34
100
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar siswa mengerjakan tuga
snya, hal ini dapat terlihat dari besarnya prosentase jawaban “sering” sebesar 70,59. Dapat disimpulkan bahwa siswa cukup rajin dalam
mengerjakan tugasnya. Dalam pembelajaran SKI ini guru bidang studi mengakui bahwa sang guru mempunyai dua nilai untuk tugas masing-
masing siswa yaitu nilai pribadiindividu dan nilai kelompok.
Tabel. 4.22
Berkaitan dengan Menaruh Minat
No. Pernyataan
23. Saya senang saat belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase Selalu
Sering Kadang-kadang
Tidak Pernah 5
16 13
- 14,71
47,06 38,24
-
81
Jumlah 34
100 25.
Melalui diskusi atau belajar kelompok yang dibuat oleh guru dalam pelajaran SKI, memudahkan saya dalam memahami
pelajaran Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
8 17
9 -
23,53 50,00
26,47 -
Jumlah 34
100
Melihat hasil prosentase jawaban di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menyukai pelajaran SKI di kelas dan beranggapan bahwa
dengan berdiskusi siswa menjadi lebih senang, karena dapat lebih memahami pelajaran SKI. Guru bidang studi SKI di MTs Pembangunan
UIN Jakarta mengakui, berkaitan dengan hal ini biasanya sang guru sering mengadakan catatan evaluasi dengan angket yang disebar
keseluruh siswa, sejauh mana mereka menaruh minat pada pelajaran ini.
11
Tabel. 4.23
Berkaitan dengan Tidak Merasa Bosan
No. Pernyataan
27. Saya tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
5 6
21 2
14,71 17,65
61,76 5,88
Jumlah 34
100
11
Wawancara guru bidang studi
82
Melihat hasil prosentase di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menjawab “selalu” tidak bosan dengan 14,71, “sering” sebesar
17,65, dan “kadang-kadang” sebesar 61,76.
Berdasarkan skor penelitian yang ada pada angket dan tingkat kategori skala aktivitas belajar siswa SKI pada bab III, maka dapat disajikan besarnya
tingkat skala tersebut secara terperinci berdasarkan indikator penilaian di bawah ini.
Tabel 4.24
Tingkat Skala Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan Indikator
Variabel Indikator
Nilai Harap
NH Nilai
Skor
NS Keteranga
n
Aktivitas Belajar
Siswa SKI
1. Membaca
2x4 = 8 147:34
= 4,32
54 100
8 32
, 4
x
Tinggi
2. Memperhatikan
1x4 = 4 112:34
= 3,29
25 ,
82 100
4 29
, 3
x
Sangat Tinggi
3. Bertanya
1x4 = 4 89:34 =
2,62
5 ,
65 100
4 62
, 2
x
Tinggi
4. Menjawab
2x4 = 8 162:34
= 4,76
5 ,
59 100
8 76
, 4
x
Tinggi
5. Diskusi
1x4 = 4 96:34 =
2,82
5 ,
70 100
4 82
, 2
x
Tinggi
6. Mengeluarkan
Pendapat
1x4 = 4 87:34 =
2,56
64 100
4 56
, 2
x
Tinggi
7. Mendengarkan
1x4 = 4 106:34
= 3,12
78 100
4 12
, 3
x
Sangat Tinggi
8. Menyimak
1x4 = 4 90:34 =
2,65
25 ,
66 100
4 65
, 2
x
Tinggi
9. Mencatat
1x4 = 4 89:34 =
2,62
5 ,
65 100
4 62
, 2
x
Tinggi
10. Mengerjakan
Tugas
1x4 = 4 104:34
= 3,06
50 ,
76 100
4 06
, 3
x
Sangat Tinggi
11. Menaruh Minat
2x4 = 8 195:34
= 5,74
75 ,
71 100
8 74
, 5
x
Tinggi
83
12. Tidak Merasa
Bosan
1x4 = 4 82:34 =
2,41
25 ,
60 100
4 41
, 2
x
Tinggi
Total Nilai
60 39,97
62 ,
66 100
60 97
, 39
x
Tinggi
Dilihat dari total nilai setiap indikator yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta mempunyai
aktivitas belajar SKI yang tinggi. Sehubungan dengan aktivitas yang ada pada MTs Pembangunan kelas IX ini, peneliti juga mendapatkan data lain melalui
hasil wawancara yang sebagiannya telah turut dideskripsikan dengan penjelasan tabel di atas.
Guru bidang studi SKI mengakui pada setiap pertemuan mempunyai catatan-catatan khusus siapa-siapa saja siswa yang mempunyai aktivitas
secara menonjol bertanya atau mengeluarkan pendapat dan sebaliknya, karena nantinya aktivitas itulah akan dimasukan ke dalam nilai mereka.
12
Catatan yang dimaksud juga telah dilampirkan dalam skripsi ini. Selain itu guru bidang studi SKI juga mengakui mengenai penerapan
model cooperative learning ini kelebihannya, siswa mempunyai keterlibatan secara penuh, karena siswa dapat dengan bebas mengeluarkan pendapatnya
sendiri dan dapat mengajarkannya memberikan informasi yang ia tahu pada temannya, lalu kekurangannya yang terkadang masih ditemukan adalah masih
mengandalkan orang lain. Namun untuk menghindari adanya saling mengandalkan, yang guru lakukan adalah menunjuk siswa yang pasif untuk
bertanya atau mengeluarkan pendapat, dan diusahakan siswa mempunyai aktivitas belajar yang merata. Karena terkadang ada juga siswa yang baru
bertanya pertanyaannya bagus ketika baru ditunjuk.
13
12
Wawancara guru bidang studi
13
Wawancara guru bidang studi
84