BAB III KONSEP DASAR NEGARA
A. Pengertian Konsep Dasar Negara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep ialah ide atau pengertian yang diabstrakan dari pristiwa-pristiwa konkret.
49
Lebih spesifik lagi, menurut B.N. Marbun dalam karyanya Kamus Politik, konsep yaitu pokok pertama yang mendasari
seluruh pemikiran.
50
Sedangkan Dasar Negara ialah asas, fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya tentang landasan suatu negara. Pendapat ini sesuai dengan
pidato Soekarno, yang mengatakan: “…philosofische grondslag Dasar Filoshofi Negara, peny itulah fundamen,
filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi…”.
51
Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik benang merahnya bahwa Konsep Dasar Negara adalah ide, pokok utama tentang sebuah rumusan fundamen dan suatu
format awal dalam mencapai kesepakatan-kesepakatan tentang landasan suatu negara merdeka demi menuju terwujudnya masa depan negara yang menjadi cita-cita
bersama.
49
P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed- 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, h. 588.
50
B.N. Marbun, Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, h. 345.
51
Wawan Tunggal Alam, Bung Karno: Menggali Pancasila “kumpulan pidato”, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, h. 2. hal senada juga bisa dilihat pada, Iman Toto K. Rahardjo dan
Herdianto WK ed, Bung Karno dan Tata Dunia Baru; Kenangan 100 Tahun Bung Karno, Jakarta: PT Grasindo, 2001, h. 7.
Pancasila sering disebut dasar falsafah, philosofische grondslag, dan ideologi negara Indonesia. Dalam pengertian ini, Pancasila merupakan dasar negara atau dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara, Pancasila sering disebut weltanschaunng, yang berarti ideologi atau pandangan hidup. Sementara, pengertian Pancasila sebagai
dasar negara dapat dilihat melalui bunyi Pembukaan UUD 1945. Karena dilihat dari sisi morfologi bahasa Indonesia kata “berdasar” berasal dari kata dasar, yang berawal
ber menjadi berdasar. Seperti yang secara tegas berbunyi: “…maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
undang-undang dasar negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:…”
52
Dengan demikian, sebagai dasar negara Pancasila dituntut untuk tetap
konsisten, koheren dan koresponden, termasuk juga, Pancasila harus menjadi penyalur dan penyaring kepentingan horizontal, yakni antar masyarakat dengan
masyarakat lainnya dan vertikal adalah antara pemerintah dan masyarakat bawah.
B. Sejarah Kelahiran dan Perumusan Pancasila