Pendekatan Pembelajaran Konvensional Deskripsi Teoretik 1. Pembelajaran Matematika

keterampilan, pengetahunan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Kaitannya dengan pendekatan pembelajaran Problem Centered Learning yaitu bahwa pembelajar siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah dengan belajar mandiri atau penugasan individu dengan disajikan masalah-masalah matematika. Selain itu juga siswa mendapatkan hasil yang berupa sikap dan nilai- nilai seperti nilai sosial yang berupa kolaborasi dan sharing dengan yang lainnya, belajar mengemukakan pendapat atau solusinya sendiri baik di dalam diskusi kelompok kecil maupun ketika mempresentasikannya di depan kelas ketika berlangsung diskusi kelas, dan lain-lain.

4. Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Pendekatan pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pendekatan secara klasikal, seperti yang biasa kita lihat sehari-hari di setiap sekolah pada umumnya. Karena pembelajaran tersebut memaksa semua anak mempelajari bahan yang sama menurut kecepatan yang sama dimana para siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan dan menyaksikan guru mendemonstrasikan keahliannya. Dalam pendekatan pembelajaran konvensional ini siswa diasumsikan memiliki minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Proses pembelajaran konvensional ini lebih berpusat kepada guru. Menurut Nasution, ciri-ciri pembelajaran konvensional, yaitu: 41 1. Bahan pelajajaran disajikan kepada kelompok sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individual. 41 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1988. h. 209 - 211 2. Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis, dan media lain menurut pertimbangan guru. 3. Siswa umumnya bersifat pasif, karena terutama harus mendengarkan penjelasan guru. 4. Berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar mengajar. 5. Siswa semuanya harus belajar menurut kecepatan yang kebanyakan ditentukan oleh kecepatan guru mengajar. 6. Penguatan biasanya baru diberikan setelah diadakannya ulangan atau ujian. 7. Keberhasilan belajar kebanyakan dinilai oleh guru secara subyektif. 8. Diharapkan bahwa hanya sebagaian kecil saja akan menguasai bahan pelajaran sepenuhnya, sebagian lagi akan menguasainya untuk sebagian saja dan ada lagi yang gagal. 9. Pengajar terutama berfungsi sebagai penyebar atau penyalur pengetahuan. Dalam pembelajaran konvensional biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pelajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah metode ceramah. Pembelajaran ini cenderung membuat siswa pasif dalam belajar, karena komunikasi yang digunakan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa adalah komunikasi satu arah. Siswa hanya mendengarkan, mencatat dan sekali-sekali bertanya mengenai hal-hal apa yang disampaikan oleh guru. Menurut Drs. Hartono, M.Pd, proses pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada umumnya sebagai berikut: 42 1. Berpusat pada guru. 2. Penekanan pada menerima pengetahuan. 3. Pembelajaran kurang menyenangkan. 4. Kurang memberdayakan semua. 42 Hartono, “ Strategi Pembelajaran Active Learning”, Dari: http:edu-articles.com , 30 Juli 2007, 11:45 WIB 5. Cenderung menggunakan metode yang monoton. 6. Kurang banyak media yang digunakan. 7. Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang ada. Berdasarkan uraian di atas, pendekatan pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran dengan cara penyampaian pembelajaran yang dilakukan guru dengan lisan secara langsung terhadap siswa. Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat dibuat beberapa perbedaan antara Pembelajaran Problem-Centered Learning dengan Pembelajaran Konvensional, diantaranya: Tabel 1 Perbedaan pembelajaran menggunakan Pendekatan Problem Centered Learning dengan Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Problem Centered- Learning Pembelajaran Konvensional Berpusat pada masalah Berpusat pada guru Siswa lebih aktif Siswa umumnya bersifat pasif Guru melakukan interaksi melalui proses negosiasi, dan jika perlu menggunakan teknik scaffolding. Guru memberikan informasi satu arah dan memiliki otoritas penuh dalam pembelajaran Penekanan siswa pada menyelidiki dan menemukan pengetahuan Penekanan siswa menerima pengetahuan Dapat memberdayakan semua siswa Kurang memberdayakan semua Penekanan bahwa semua siswa dapat menguasai bahan pelajaran sepenuhnya melalui proses negosiasi, kolaboratif dan sharing dengan yang lain Kenyataan bahwa hanya sebagian kecil saja menguasai bahan pelajaran sepenuhnya, sebagian lagi menguasaianya untuk sebagian saja dan ada lagi yang gagal Aktivitas kelas lebih interaktif dengan adanya proses negosiasi, kolaborasi, sharing dan yang lainnya Aktivitas kelas cenderung pasif dan monoton

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan pembelajaran Matematika realistik terhadap kemampuan komunikasi Matematika siswi SMP (penelitian eksperimen di SMP Nusantara Plus Pisangan Ciputat)

1 6 25

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistic Mathematic Education Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Kelas XI IPA SMA Muhammad

0 3 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Mo

0 2 13

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

0 4 19

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

0 5 17

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Discovery Learning dan Problem Based Introduction Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau da

0 3 15

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Discovery Learning dan Problem Based Introduction Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kedisiplinan Belajar Kelas VIII Semester Genap di SMP

0 4 17

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DITINJAU DARIGAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Discovery Learning Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Si

0 2 15

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Discovery Learning Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa Di SMP Negeri 2 Kartasura.

0 2 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Discovery Learning Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Pada S

0 3 14