keterampilan, pengetahunan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Kaitannya
dengan pendekatan
pembelajaran Problem
Centered Learning yaitu bahwa pembelajar siswa diberikan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah dengan belajar mandiri atau
penugasan individu dengan disajikan masalah-masalah matematika. Selain itu juga siswa mendapatkan hasil yang berupa sikap dan nilai-
nilai seperti nilai sosial yang berupa kolaborasi dan sharing dengan yang lainnya, belajar mengemukakan pendapat atau solusinya sendiri
baik di
dalam diskusi
kelompok kecil
maupun ketika
mempresentasikannya di depan kelas ketika berlangsung diskusi kelas, dan lain-lain.
4. Pendekatan Pembelajaran Konvensional
Pendekatan pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pendekatan secara klasikal, seperti yang biasa kita lihat sehari-hari di setiap
sekolah pada umumnya. Karena pembelajaran tersebut memaksa semua anak mempelajari bahan yang sama menurut kecepatan yang sama dimana para
siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan dan menyaksikan guru mendemonstrasikan
keahliannya. Dalam
pendekatan pembelajaran
konvensional ini siswa diasumsikan memiliki minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Proses pembelajaran konvensional ini lebih berpusat
kepada guru. Menurut Nasution, ciri-ciri pembelajaran konvensional, yaitu:
41
1. Bahan pelajajaran disajikan kepada kelompok sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individual.
41
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1988. h. 209 - 211
2. Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis, dan media lain menurut pertimbangan guru.
3. Siswa umumnya bersifat pasif, karena terutama harus mendengarkan penjelasan guru.
4. Berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar mengajar.
5. Siswa semuanya harus belajar menurut kecepatan yang kebanyakan ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.
6. Penguatan biasanya baru diberikan setelah diadakannya ulangan atau ujian.
7. Keberhasilan belajar kebanyakan dinilai oleh guru secara subyektif. 8. Diharapkan bahwa hanya sebagaian kecil saja akan menguasai bahan
pelajaran sepenuhnya, sebagian lagi akan menguasainya untuk sebagian saja dan ada lagi yang gagal.
9. Pengajar terutama berfungsi sebagai penyebar atau penyalur pengetahuan.
Dalam pembelajaran konvensional biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pelajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan
secara lisan, yang dikenal dengan istilah metode ceramah. Pembelajaran ini cenderung membuat siswa pasif dalam belajar, karena komunikasi yang
digunakan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa adalah komunikasi satu arah. Siswa hanya mendengarkan, mencatat dan sekali-sekali bertanya
mengenai hal-hal apa yang disampaikan oleh guru. Menurut Drs. Hartono, M.Pd, proses pembelajaran dengan pendekatan
konvensional pada umumnya sebagai berikut:
42
1. Berpusat pada guru. 2. Penekanan pada menerima pengetahuan.
3. Pembelajaran kurang menyenangkan. 4. Kurang memberdayakan semua.
42
Hartono, “ Strategi Pembelajaran Active Learning”, Dari: http:edu-articles.com , 30 Juli 2007, 11:45 WIB
5. Cenderung menggunakan metode yang monoton. 6. Kurang banyak media yang digunakan.
7. Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang ada. Berdasarkan uraian di atas, pendekatan pembelajaran konvensional
merupakan pembelajaran dengan cara penyampaian pembelajaran yang dilakukan guru dengan lisan secara langsung terhadap siswa.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat dibuat beberapa perbedaan antara Pembelajaran Problem-Centered Learning dengan Pembelajaran
Konvensional, diantaranya:
Tabel 1 Perbedaan pembelajaran menggunakan Pendekatan Problem Centered
Learning dengan Pembelajaran Konvensional Pembelajaran
Problem Centered- Learning
Pembelajaran Konvensional
Berpusat pada masalah Berpusat pada guru
Siswa lebih aktif Siswa umumnya bersifat pasif
Guru melakukan interaksi melalui proses negosiasi, dan jika perlu menggunakan
teknik scaffolding. Guru memberikan informasi satu arah
dan memiliki otoritas penuh dalam pembelajaran
Penekanan siswa pada menyelidiki dan menemukan pengetahuan
Penekanan siswa menerima pengetahuan
Dapat memberdayakan semua siswa Kurang memberdayakan semua
Penekanan bahwa semua siswa dapat menguasai bahan pelajaran sepenuhnya
melalui proses negosiasi, kolaboratif dan sharing dengan yang lain
Kenyataan bahwa hanya sebagian kecil saja menguasai bahan pelajaran
sepenuhnya, sebagian lagi menguasaianya untuk sebagian saja dan
ada lagi yang gagal Aktivitas kelas lebih interaktif dengan
adanya proses negosiasi, kolaborasi, sharing dan yang lainnya
Aktivitas kelas cenderung pasif dan monoton
C. Hasil Penelitian yang Relevan