Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t-test lampiran 26 . Setelah diperoleh rata-rata hasil belajar kelompok
eksperimenX
E
sebesar 61,083, rata-rata hasil belajar kelompok kontrol X
k
sebesar 54,694, kemudian variansi hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen S
E 2
sebesar 124,65 dan variansi hasil belajar matematika siswa kelas kontrol S
k 2
sebesar 100,334. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji t didapat nilai t
hitung
= 2,55565. Untuk nilai t
tabel
dengan derajat kebebasan sebesar 70 dan = 0,05. Karena tidak terdapat dalam
tabel, maka dilakukan dengan interpolasi, sehingga didapat nilai t
tabel
= 1,9967. Berdasarkan kriteria pengujian, karena nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 2,55565 1,9967 maka H
o
ditolak atau H
a
diterima. Artinya, terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa
yang menggunakan pendekatan pembelajaran Problem Centered Learning dengan yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Hal
tersebut dapat diperlihatkan pada kurva berikut ini.
Gambar 3 Kurva Distribusi Normal
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipostesis sebelumnya, yang menyatakan terdapat perbedaaan rata-rata hasil belajar matematika yang signifikan antara
siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran Problem Centered Learning dengan yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.
Karena nilai t
hitung
2,55565 lebih besar dari nilai t
tabel
1,9967. Perbedaan rata-rata hasil belajar matematika antara kedua kelompok tersebut
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
t-tabel = 1,9967 t-tabel = 1,9967
t-hitung = 2,5556
Problem Centered Learning lebih baik dari pembelajaran konvensional. Karena berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen sebesar 61,083 lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol sebesar 54,694
Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran
didapat beberapa infomasi diantaranya bahwa dalam pembelajaran dengan pendekan Problem Centered Learning ini ada tanggung
jawab tiap anggota kelompok kecil untuk bersama-sama menginvestigasi masalah matematika yang diberikan dan bagaimana untuk menyelesaikannya.
Selain itu, siswa yang merasa kesulitan banyak yang melakukan kegiatan negosiasi, sharing dengan yang lainnya dan dengan gurunya. Suasana
pembelajaran menjadi lebih kondusif dan efektif karena adanya proses kolaborasi antar siswa. Berdasarkan pengamatan penulis juga, dalam tahap
diskusi kelas siswa menjadi terlatih untuk berpendapat dan berkomentar mengenai jawaban dari masalah matematika yang dikerjakannya dengan
alasan yang meyakinkan. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa
setelah berlangsungnya proses penelitian didapat beberapa infomasi
diantaranya siswa menginginkan pembelajaran yang berbeda dari biasanya dan menarik bagi siswa sehingga mereka tertarik untuk belajar matematika,
salah satunya pembelajaran dengan pendekatan Problem Centered Learning. Menurut beberapa siswa yang diwawancarai juga, pembelajaran dengan
pendekatan Problem Centered Learning dapat membuat mereka aktif dalam proses belajar dan mereka senang dengan adanya proses saling diskusi,
belajar dengan teman kelompok dan sebagainya. Secara umum dari kedua kelas yang diteliti, tampak bahwa
pembelajaran dengan pendekatan Problem Centered Learning lebih membuat siswa aktif, kreatif, kooperatif,
adanya proses negosiasi, kolaborasi , dan sharing antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan menggali informasi dari berbagai sumber serta kreatif menyampaikan ide-ide terutama dalam mencari alternatif pemecahan
masalah yang ditawarkan melalui permasalahan yang dihadapkan pada mereka. Dalam pembelajaran Problem Centered Learning memberikan
peluang pada siswa untuk menemukan pemahaman matematika mereka sendiri melalui proses berfikir, bertanya dan berkomunikasi dalam situasi
matematik. Pembelajaran
Problem Centered
Learning menjadi
suatu pertimbangan dalam mencari alternatif variasi proses pembelajaran. Karena
berdasarkan teori-teori beberapa ahli, hasil penelitian yang relevan dan berdasarkan perhitungan statistika yang telah dilakukan penulis, telah terbukti
bahwa pembelajaran dengan pendekatan Problem Centered Learning berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.
D. Keterbatasan Penelitian