Penelitian Sebelumnya. TINJAUAN PUSTAKA

17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Penelitian Sebelumnya.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya terkait analisis potensi dan arah pengembangan desa pesisir disajikan pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1. Hasil-hasil penelitian terdahulu No. Nama Judul VariabelMetode Kesimpulan [1] [2] [3] [4] [5] 1 Achmad Fahrudin 1996 Analisa Ekonomi Pengelolaan Lahan Pesisir Kabupaten Subang, Jawa Barat Penilaian Ekonomi Sumber Daya Pesisir dilakukan dengan Tiga Tahap:  Tahap identifikasi manfaat dan keterkaitan antar komponen sumberdaya  Tahap kuantifikasi manfaat dan fungsi ke dalam nilai uang  Tahap penilaian alternatif alokasi pemnfaatan lahan pesisir  Lahan pesisir Kabupaten Subang yang dimanfaatkan untuk hutan mangrove dengan pola tambak tumpangsari seluas 5.328,60 ha dengan nilai ekonomi Rp.79,92 milyartahun. Untuk tambak rakyat seluas 8.354,28 ha Rp.14,87 milyartahun  Untuk meningkatkan nilai ekonomi total lahan lebih baik dengan meningkatkan produktifitas 3.420,72 ha tambak dari 8.354,28 ha tambak yang sudah ada 2 Andreas D. Patria 1999 Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pesisir dengan Pendekatan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir yang Berkelanjutan Studi Kasus di Pesisir Utara Pulau Bintan Kepulauan Riau Manfaat dan kerugian biaya yang dirasakan masyarakat dengan AHP, Analisis dinamika perilaku masyarakat  Terjadi perubahan pola hidup masyarakat dan kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja  Sistem ganti rugi telah menyebabkan mayarakat kehilangan hak atas tanah dan akses ke peraiaran  Terjadinya kesenjangan struktur penguasaan lahan  Terjadinya urban bias Universitas Sumatera Utara 18 No. Nama Judul VariabelMetode Kesimpulan [1] [2] [3] [4] [5] 3. Harrison 2000 Analisa Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Kapet Batulicin Kota Baru Kalimantan Selatan Analisis kebijakan dengan Analytical Hierarchy Process AHP  Permasalahan paling dominan adalah koordinasi dari setiap sektor yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya mangrove  Adanya tumpang tindih fungsi dan kewenangan serta produk peraturan antara Dinas Kehutanan dan Pariwisata  Untuk meningkatkan nilai ekonomi total lahan lebih baik dengan meningkatkan produktifitas 3.420,72 ha tambak dari 8.354,28 ha tambak yang sudah ada 4. Marintan Rosienti Sinurat 2000 Analisis Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di Wilayah Pesisir Timur Rawa Sragi Kabupaten Lampung Selatan Analisis evaluasi lahan, Penentuan prioritas kegiatan pemanfaatan ruang, Analisis fungsi dan wewenang kelembagaan, Analisis SWOT kelembagaan  Evaluasi kesesuaian lahan pertanian sawah pada umumnya sangat sesuai  Prioritas penggunaan lahan menurut persepsi masyarakat adalah tambak  Faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik dalam pemanfaatan ruang adalah terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang 5. Sugiarti 2000 Analisis Kebijakan Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir di Kota Pasuruan Prioritas Penggunaan Lahan, Persepsi Stakehoolder, SIG Aspirasi masyarakat merupakan elemen penting dalam pengunaan lahan pantai dan perubahannya 6. Bambang Deliyanto 2001 Studi Evaluasi Dampak Pembangunan Wisata Bahari terhadap Lansekap Lahan Pantai Observasi Lapangan Parameter Lansekap Pantai, Persepsi dan Aspirasi Masyarakat, Rencana Tata Ruang Wilayah Perlu adanya pengembangan dampak positif yang disertai pengelolaan dampak negatif pada kegiatan pengembangan wisata bahari Universitas Sumatera Utara 19 No. Nama Judul VariabelMetode Kesimpulan [1] [2] [3] [4] [5] 7. Zarmawis Ismail 2001 Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir yang Berkelanjutan  Aspek Sosial kependudukan dan aktivitas masyarakat,  Aspek Ekonomi pekerjaan, pendapatan dan saranaprasarana  Aspek Kebijakan Pemerintah  Aspek Lingkungan  Konsep pengembangan potensi sosial ekonomi harus didasarkan pada analisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi masyarakat wilayah pesisir dan faktor-faktor yang memfasilitasi upaya pengembangan  Konsep pengembangan potensi sosial ekonomi harus disesuaikan dengan kemampuan daerah 8. M. Saleh Oesman 2002 Pola Keterkaitan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Pantai Secara Berkelanjutan dalm Pembangunan Wilayah di Kabupaten Lombok Timur Pengelolaan Sumberdaya Perikanan, Kelembagaan, Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Secara Parsial Terdapat 5 lima dimensi keterkaitan yaitu:  Dimensi produksi  Dimensi kesejahteraan  Dimensi pola hubungan antar stakeholders  Dimensi pembangunan wilayah  Dimensi kelembagaan 9. Slamet Tarno 2002 Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat Berdasarkan Pendekatan Sosiolinguistik Studi Kasus Pengelolaan Wilayah Pesisir di Provinsi Lampung Prilaku Sosial- Komunikasi, Karakter Ruang Sosial, Analisis Spasial  Interaksi perilaku sosial ekonomi komunitas dialek keterkaitannya dengan sumberdaya pesisir masih kecil  Prilaku sosiolingistik komunitas dialek dalam pengelolaan pesisir masih kecil 10. Yulia Asyiawati 2002 Pendekatan Sistem Dinamik Dalam Penataan Ruang Wilayah Pesisir Studi Kasus Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kompleksitas kehidupan masyarakat dan aneka ragam konflik menyangkut lokasi dan perolehan lahan Faktor yang mempengaruhi penataan ruang wilayah pesisir Kabupaten bantul adalah: Luas lahan pesisir, luas lahan kegiatan usaha, jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja, produksi dan produktivitas lahan kegiatan usaha serta kebijakan pemerintah Universitas Sumatera Utara 20 No. Nama Judul VariabelMetode Kesimpulan [1] [2] [3] [4] [5] 11. Rika Ventina dan Kasyful Mahalli 2006 Perencanaan Wilayah Pesisir Sebagai Dampak Proyek Marine and Coastal Resources Management Project MCRMP Studi kasus di Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat, Jumlah produksi, Harga jual dan Pendapatan nelayan  Terjadi peningkatan jumlah produksi ikan, harga jual dan pendapatan masyarakat  Peranan institusi semakin meningkat, khususnya kelompok nelayan yang berakibat terhadap peningkatan aktivitas ekonomi 12. Maykel A. J. Karauwan 2007 Kajian Pengelolaan Ekosistem Pesisir di Sekitar Kawasan Reklamasi Teluk Manado Provinsi Sulawesi Utara Kondisi ekosistem pesisir di sekitar kawasan reklamasi Teluk Manado, Pemanfaatan sumberdaya lingkungan pesisir Telah terjadi perubahan ekosistem pesisir dan laut yang berpengaruh terhadap mangrove, lamun dan terumbu karang 13. Agus Purwoko, Sumono, Sirojuzilam, Tavi Supriana 2009 Analisis Perencanaan Peruntukan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Untuk Pengembangan Wilayah di Kawasan Pesisir Kabupaten Deli Serdang  Bahan dan peralatan: citra satelit Landstat ETM tahun 2006, 2008 dan lainnya, peta rupa bumi kecamatan- kecamatan yang termasuk dalam wilayah penelitian, peta administrasi sampai tingkat desa serta data sosial ekonomi masyarakat.  Analisis: analisis biofisik, analisis regresi dan analisis jalur  Tingkat kerusakan ekosistem mangrove dan kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove di Kabupaten Serdang Bedagai dipengaruhi secara bersama-sama oleh intensitas pengamanan, penebangan kayu bakau, kegiatan pertambakan, kegiatan perkebunan, pemanfaatan hasil hutan non kayu, intensitas penyuluhan, kedekatan dengan industri pengolahan kayu bakau, keberadaan kelompok dan lembaga swadaya masyarakat, dan tingkat pemahaman masyarakat terhadap lingkungan  Pengembangan wilayah di kawasan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai dipengaruhi bersama-sama oleh tingkat kerusakan dan kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove Universitas Sumatera Utara 21 No. Nama Judul VariabelMetode Kesimpulan [1] [2] [3] [4] [5] 14. Basah Hernowo 2009 Kajian Pembangunan Ekonomi Desa Untuk Mengatasi Kemiskinan Kondisi Wilayah, Kondisi Ekonomi Desa, Potensi Desa Persepsi Stakeholder, Sosial Ekonomi Desa, Kelembagaan Desa  Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di desa dipengaruhi tipologi desa  Terpenuhinya prasarana dan sarana desa belum mampu untuk menjadi stimulus penggerak ekonomi desa 15. Abdul Rasid Salim 2010 Kajian Pemanfaatan Pesisir yang Berwawasan Lingkungan Studi Kasus Desa Batubarani dan Desa Guangobotu Kecamatan Kabila Kabupaten Bonebolongo Identifikasi kondisi eksisiting lingkungan dan sosial ekonomi, Analisis SWOT Untuk memaksimalkan potensi SDA dan meminimalkan kondisi yang mengakibatkan degradasi ekosistem lingkungan dan pemanfaatan ruang pesisir, diperlukan suatu rencana strategi, zonasi, pengelolaan, di dukung pengawasan masyarakat dan pemerintah agar terciptanya keberlanjutan pembangunan Sustanable Development 16. Dwi Ari Priyanto 2010 Analisis Pengembangan Desa- Desa Pantai Bagi Pengelolaan Konflik Penangkapan Ale-Ale Meretrix Spp Di Perairan Ketapang Kalimantan Barat Identifikasi konflik, Menggali aspirasi nelayan dan pandangan stakeholder, Keragaan relatif  Adanya pengolahan dan tipologi konflik: alokasi internal, yurisdiksi perikanan dan mekanisme pengelolaan  Nelayan umumnya menginginkan bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran serta diversifikasi produk olahan. Sedangkan stakeholder cenderung memilih industri sebagai arah pengembangan  Terdapat 5 lima faktor yang mencirikan tipologi wilayah 17. Abdul Kohar Mudzakir 2011 Dampak Pengembangan Perikanan Budidaya terhadap Penurunan Kemiskinan, Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Jawa Tengah Melakukan estimasi tingkat produksi, Nilai produksi, PDRB perikanan budidaya, Peningkatan pendapatan dan penurunan kemiskinan serta Penyerapan tenaga kerja pada tahun 2014 Sampai dengan tahun 2014 ditargetkan:  Produksi perikanan budidaya sebesar 956.882 ton dan menghasilkan PDRB 11,3 trilyun rupiah  Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 491.784 orang  Terjadi penyerapan tenaga kerja sebesar 370.000 orang Universitas Sumatera Utara 22

2.2. Pengertian Wilayah Pesisir