PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
– Lanjutan Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2014 AND 2013 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
– Continued Figures in tables are stated in millions of Rupiah
- 38 -
z. Informasi Segmen z. Segment Information
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari
Grup yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam
rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of
the Group that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to
allocate resources to the segments and to assess their performances.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of an entity:
a yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban
termasuk pendapatan dan beban terkait dengan
transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama;
a that engages in business activities from which it may earn revenue and incur
expenses including
revenue and
expenses relating to the transaction with other components of the same entity;
b yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular
oleh pengambil
keputusan operasional untuk membuat keputusan
tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya; dan b whose operating results are reviewed
regularly by the entity’s chief operating decision maker to make decision about
resources to be allocated to the segments and assess its performance; and
c dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
c for which discrete financial information is available.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi
sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource
allocation and assessment of performance is more specifically focused on the category of
each product.
4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
4. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan
untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas
yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman
historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari
estimasi tersebut. In the application of the Group accounting policies,
which are described in Note 3, the directors are required to make judgments, estimates and
assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from
other sources. The estimates and associated assumptions are based on historical experience
and other factors that are considered to be relevant. Actual results may differ from these
estimates.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi
diakui dalam periode dimana estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode
tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat
ini dan masa depan. The estimates and underlying assumptions are
reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognised in the period
in which the estimate is revised if the revision affects only that period, or in the period of the
revision and future periods if the revision affects both current and future periods.
Pertimbangan Kritis
dalam Penerapan
Kebijakan Akuntansi Critical Judgments in Applying Accounting
Policies
Di bawah ini adalah pertimbangan kritis, selain dari estimasi yang telah diatur, dimana direksi telah
membuat suatu proses penerapan kebijakan akuntansi Grup dan memiliki pengaruh paling
signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.
Below are the critical judgments, apart from those involving estimations, that the directors have made
in the process of applying the Group accounting policies and that have the most significant effect
on the amounts recognized in the consolidated financial statement.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
– Lanjutan Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2014 AND 2013 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
– Continued Figures in tables are stated in millions of Rupiah
- 39 - Konsolidasian CTPI, Entitas Anak
Consolidation of CTPI, Subsidiary CTPI terlibat dalam Perkara Perdata yang
melibatkan pemegang saham pengendali CTPI sebelumnya
sebagaimana dijelaskan
dalam Catatan 43. Dalam Perkara Perdata ini, Penggugat
mendalilkan bahwa PT. Berkah Karya Bersama Berkah melakukan perbuatan melawan hukum
dengan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa CTPI pada tanggal 18 Maret
2005 “RUPSLB 18 Maret 2005”. RUPSLB 18 Maret
2005 tersebut
menurut Berkah
merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 berikut Supplemental Agreement
tahun 2003, yang memberikan hak atas 75 saham CTPI kepada Berkah, yang pada tahun
2006 diambil alih dan dipegang PT. Media Nusantara Citra Tbk MNC. Pada tanggal
2 Oktober 2013, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan putusan terhadap
permohonan kasasi yang diajukan oleh Penggugat dengan
amar putusannya
antara lain:
mengabulkan permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi dan membatalkan Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta, membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan
hukum atas berikut segala perikatan yang timbul dari segala akibat hukum dari RUPSLB CTPI
tanggal 18 Maret 2005, 19 Oktober 2005 dan 23 Desember 2005, menghukum Tergugat I
Berkah untuk mengembalikan keadaan Turut Tergugat I CTPI seperti keadaan semula
sebelum dilakukannya RUPSLB CTPI tanggal 18 Maret 2005, 19 Oktober 2005 dan 23 Desember
2005. CTPI is involved in a Civil Case lawsuit involving
its former controlling shareholders as discussed in Note 43. In this civil case lawsuit, the Plaintiff
asserted that PT. Berkah Karya Bersama Berkah committ
ed an illegal act by conducting CTPI’s Extraordinary General Meeting of Shareholders on
March 18, 2005 “EGMS March 18, 2005”. According to Berkah, EGMS March 18, 2005 was a
realization of the 2002 Investment Agreement along with the 2003 Supplemental Agreement,
which gave the right over the 75 ownership interest in CTPI to Berkah, such ownership interest
was acquired and held by PT. Media Nusantara Citra Tbk MNC in 2006. On October 2, 2013, the
Supreme Court of the Republic of Indonesia rendered a decision on the cassation petition filed
by the Plaintiff, ruling among other matters: to grant the cassation petition of the Cassation
Petitioners and cancel the decision of the Jakarta Superior Court, and to declare null and void all
agreements arising from and all consequences of
the decisions of CTPI’s EGMS dated March 18, 2005, October 19, 2005 and December 23, 2005;
and to sentence Defendant I Berkah to restore the original condition of Co-Defendant I CTPI as
it was before the actions of CTIP’s EGMS dated March 18, 2005, October 19, 2005 and
December 23, 2005.
Pada tanggal 29 Oktober 2014 Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan Putusan
Peninjauan dengan amar putusannya menolak permohonan peninjauan kembali yang diajukan
Berkah. Selanjutnya pada tanggal 12 Desember 2014, Majelis Arbitrase BANI telah menjatuhkan
Putusan dengan amar putusan antara lain menyatakan Berkah berhak atas 75 saham CTPI
sampai dengan sebelum Berkah mengalihkan saham tersebut kepada MNC.
On October 29, 2014, the Supreme Court of the Republic of Indonesia rendered a decision to reject
the petition for Reconsideration filed by Berkah. Then on December 12, 2014, the BANI Tribunal
has handed down a decision by the ruling among other Berkah is entitled to 75
of the CTPI’s shares before Berkah transfers the shares to
MNC.
MNC tidak pernah dan tidak dilibatkan sebagai pihak dalam Perkara Perdata ini dan perkara lain
yang berhubungan dengan perkara ini sehingga secara hukum putusan apapun atas Perkara
Perdata ini tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini.
Selanjutnya, pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen MNC belum
menerima surat pemberitahuan dari instansi peradilan yang berwenang dan atau CTPI
mengenai adanya eksekusi terhadap Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
dimaksud di atas. MNC has not been and is not included as a party
in this or any related civil case lawsuit, and therefore by law, any award in such civil case will
not be binding against MNC and does not change MNC’s current ownership over CTPI shares.
Furthermore, as of the issuance date of the consolidated
financial statements,
the management of MNC has not received a
notification letter from an authorized judicial authority andor from CTPI about the execution of
the Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia mentioned above.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, entitas anak dikonsolidasikan sejak
tanggal pihak
pengakuisisi memperoleh
pengendalian sampai dengan saat pengendalian tersebut hilang. Pengendalian diperoleh antara
lain ketika pihak pengakuisisi memiliki kekuasaan untuk
mengatur kebijakan
keuangan dan
operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian sehingga memperoleh keuntungan
dari aktivitas tersebut. Under the Indonesian Financial Accounting
Standards, a subsidiary is consolidated from the date the acquirer obtains control up to the time the
control is lost. Control is achieved, among other matters, where the acquirer has the power to
govern the financial and operating policy of an entity so as to obtain benefits from its activities.