Positioning Penelitian Terdahulu Pengaruh Celebrity endosser (Ayu Tingting) terhadap keputusan pembelian produk sarimi isi dua di kelurahan Pulo Brayan darat I

c. Menggunakan artis sebagai endorser untuk produk yang diiklankan, biasanya artis yang digunakan merupakan orang yang dianggap sesuai atau mewakili produk yang diiklankan. d. Menggunakan karakter kartun yang sedang digemari atau popular. Misalnya menggunakan karakter dari film Walt Disney Mickey Mouse, Tom Jerry, Donald Duck, Winnie The Pooh . e. Gambaran kehidupan sosial masyarakat sehari-hari.

2.3 Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bila sebuah merek menemukan positioning statement yang efektif, tim merek sering dan sangat bijaksana mempertahankannya dan menggunakannya lagi dan lagi, itulah inti dari positioning statement memosisikan nama merek secara kuat dalam benak orang-orang. Perusahaan yang meneliti atau mengidentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri. Banyak defenisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan model mereka masing-masing, namun tak akan valid kita bicara positioning Universitas Sumatera Utara tanpa menyebut defenisi yang diberikan oleh Al-Ries dan Jack Trout, dua orang yang dianggap sebagai penemu positioning. Al-Ries dan Jack Trout dalam Kartajaya, 2005:56 mengatakan, “positioning is not what you do to a product, positioning is what you do to the mind of the prospect. that is you position the product in the mind of prospect”. Intinya positioning adalah menempatkan produk dan merek kita di benak pelanggan. Dengan definisi ini Ries-Trout mengatakan bahwa perang pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang pemasaran adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan. Menurut Kartajaya 2005:57 positioning adalah “The strategy for leading your consumer credibly” . Positioning adalah menyangkut bagaiman perusahaan membangun kepercayaan trust, dan keyakinan kepada pelanggan.

2.4 Celebrity Endorser

2.4.1 Pengertian Celebrity Endorser

Celebrity merupakan salah satu unsur keberhasilan sebuah iklan. Di dalam iklan celebrity digunakan sebagai juru bicara agar produk yang diiklankan cepat melekat dibenak konsumen awareness sehingga konsumen mau membeli produk tersebut. Disadari atau tidak pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik kaum selebriti akan mendapat perhatian yang lebih besar disamping sangat mudah diingat. Bintang iklan endorser adalah orang yang terlibat dalam mengkomunikasikan pesan pemasaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Direct source sumber langsung adalah seorang juru bicara yang Universitas Sumatera Utara menghantarkan sebuah pesan danatau mendemonstrasikan suatu barang atau jasa. Sedangkan indirect source sumber tidak langsung disebut juga model, tidak secara langsung menghantarkan suatu pesan tetapi menarik perhatian kepada danatau meningkatkan daya tarik suatu iklan. Pengertian lain Endorser adalah seseorang yang mengirim pesan atau mendemonstrasikan produk atau jasa Belch Belch, 2004. Endorser juga dapat didefinisikan sebagai orang yang ditampilkan dalam iklan baik sebagi announcer, presenter, spokeperson maupun karakter tertentu Wells, Burnet dan Moriarty, 1989. Celebrity Endorser didefinisikan sebagai setiap orang yang populerdikenal orang banyak dan menggunakan kepopulerannya untuk suatu produk consumer good dengan kemunculannya dalam iklan McCracken, 1989. Endorser secara luas dapat dikelompokan ke dalam tiga kelas Tellis, 1998, yaitu: a. Ahli Expert. Ahli Expert yaitu seorang atau kelompok yang dianggap oleh masyarakat memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tertentu. Mereka dipilih karena pengetahuannya yang diperoleh melalui pengalaman, pelatihan dan studi. Expert ini diharuskan untuk menggunakan produk yang diiklankan sehingga konsumen memiliki penilaian yang sama terhadap produk tersebut dan pengiklan harus dapat memperkuatmembenarkan atribut produk sesuai dengan yang diiklankan. Endorser dapat diipilih karena pengetahuan, pengalaman maupun keahliannya. Menurut Johanssen dan Sparredal 2002: Universitas Sumatera Utara 21 endosser merupakan hal yang penting menggunakan sumber yang memiliki keahlian dibidangnya”. b. Celebrity Selebritis. Celebrity Selebritis yaitu seseorang atau karakter yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat terutama dikarenakan oleh publisitas yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Selebritis yang menjadi endorser pada umumnya berasal dari dunia hiburan entertainment atau berasal dari dunia olah raga atlet.Para selebriti banyak diminta sebagai juru bicara produk Shimp, 2003:460. Sementara itu Suyanto berpendapat bahwa, produk atau merek dapat menonjol dalam periklanan,salah satunya dengan menggunakan daya tarik para figur masyarakat. Figur masyarakat tersebut dapat seorang tokoh, bintang TV, aktor, aktris, atlet, ilmuwan dan sebagainya. Selebritis adalah pribadi tokoh, actor, aktris, entertainer yang dikenal masyarakat untuk mendukung suatu produk. Selebritis merupakan juru bicara produk Suyanto 2007:158. c. Lay Endorser. Lay Endorser yaitu seseorang atau karakter yang tidak dikenal sebelumnya,namun muncul dalam iklan. Adapun endorser yang dipilih sesuai dengan segmen sasaran. Lay Endorser bisa merupakan karakter yang nyata ataupun karakter yang tidak nyata seperti karakter yang diciptakan oleh produsen misalnya Ronald McDonald yang diciptakan oleh McD.

2.4.2 Atribut Endorser

Menurut Herbert Kelman 2004 dalam buku Belch dan Belch, atribut dari endorser yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Credibility. Kredibilitas adalah tingkatan dimana konsumen melihat suatu sumber endorser memiliki pengetahuan, keahlian atau pengalaman yang relevan dan sumber endorser tersebut dapat dipercaya untuk memberikan informasi yang objektif dan tidak bias. Seorang sumber endorser yang memiliki keahlian dan atau dapat dipercaya akan lebih dapat melakukan persuasi dibandingkan dengan seorang sumber endorser yang kurang memiliki keahlian dan tidak dapat dipercaya. Informasi yang berasal dari sumber endorser yang kredibel mempengaruhi kepercayaan, pendapat, sikap, dan atau perilaku yang akan dilakukan melalui proses yang disebut internalisasi, yang mana terjadi ketika penerima pesan menyetujui pendapat dari komunikator yang kredibel sejak penerima pesan mempercayai informasi dari sumber yang akurat tersebut. Ketika penerima pesan menginternalisasikan pendapat atau sikap, maka sikap atau pendapat tersebut akan menjadi satu ke dalam sistem kepercayaan si penerima pesan dan mungkin akan dipertahankan walaupun sumber pemberi pesan tersebut telah terlupakan. Kredibilitas memiliki dua dimensi penting, yaitu: 1. Expertise, merupakan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dimiliki endorser. 2. Trustworthiness, mengacu kepada kejujuran dan dapat dipercayainya seorang sumber. b. Attractiveness Daya tarik. Endorser dengan tampilan fisik atau nonfisik yang menarik dapat menunjang iklan. Persuasi dengan menggunakan daya tarik dilakukan melalui proses indentifikasi, dimana penerima pesan dimotivasi Universitas Sumatera Utara untuk mencari jenis hubungan dengan sumber pesan dan mengadopsi kesamaan kepercayaan, sikap, preferensi, atau perilaku. Daya tarik endorser itu mencakup: 1. Similarity merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang dimiliki dengan endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada iklan, dan sebagainya. 2. Familiarity, adalah pengenalan terhadap narasumber melalui exposure, sebagai contoh, penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan tingkat keseringan tampil di publik. 3. Likability adalah kesukaan audiens terhadap narasumber karena penampilan fisik yang menarik, perilaku yang baik, atau karakter personal lainnya. c. Power adalah karisma yang dipancarkan oleh narasumber untuk dapat mempengaruhi konsumen, sehingga konsumen sasaran terpengaruh untuk membeli produk. Untuk memilih selebriti yang memiliki power haruslah tidak sekedar populer, tetapi terkadang sudah harus sampai pada pemujaan terhadap celebrity endorser oleh konsumen. Jika konsumen sudah sedemikian memuja terhadap seorang selebriti, maka akan mudah bagi selebriti untuk mempengaruhi konsumen melakukan pembelian. Proses mempengaruhi konsumen tersebut disebut compliance.

2.4.3 Keuntungan dan Risiko Celebrity Endorser

Ada beberapa keuntungan dan resiko apabila kita menggunakan celebrity Universitas Sumatera Utara sebagai endorser salah satu keuntungan apabila kita menggunakan celebrity sebagai endorser menurut Jewler dan Drewniany 2001 antara lain : a. Celebrity endorser mempunyai kekuatan menghentikan artinya Selebriti sebagai endorser dapat digunakan untuk menarik perhatian dan membantu menyelesaikan kekacauan yang dibuat oleh iklan-iklan lainnya. b. Celebrity endorser merupakan figur yang disukai dan dipuja audiens diharapkan memiliki kekaguman terhadap selebriti sebagai endorser yang akan berpengaruh pula pada produk atau perusahaan yang diiklankan. Sebelum memutuskan memilih seorang selebriti sebagai endorser, perusahaan diharuskan memeriksa dan mengukur popularitas dan daya tarik selebriti tersebut sebagai orang terkenal. c. Celebrity endorser mempunyai keunikan karakteristik yang dapat membantu mengkomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada audiens. Selebriti sebagai endorser yang memiliki kesesuaian karakteristik dengan produk yang akan diiklankan akan lebih membantu dalam menyampaikan pesan dalam sebuah cara yang dramatis. Ada beberapa resiko yang menimbulkan masalah dalam penggunaan celebrity sebagai endorser diantaranya: a. Publisitas Negatif. Celebrity yang kehilangan popularitas atau terkena masalah dapat berdampak pada turunnya nilai brand yang diiklankannya. Oleh karenanya ketika celebrity yang mendukung brand tersebut terlibat dalam masalah hukum, masalah pribadi, atau masalah lainnya yang dapat Universitas Sumatera Utara menurunkan nilai jual mereka dan akan berdampak terhadap produk yang diiklankannya. b. Overshadowing. Ketika suatu produk dipasarkan dan menggunakan celebrity yang sangat dominan image-nya bisa jadi image tersebut mengalahkan identitas dari produk yang di-endorse tersebut. Celebrity yang digunakan sebagai endorser dapat mendistraksi perhatian konsumen terhadap mereka yang biasa dikenal dengan istilah celebrity shadow. Konsumen bisa jadi memang memperhatikan celebrity tapi mengalami problem dalam mengingat produk apa yang mereka iklankan. c. Over Exposure. Seorang celebrity bisa menjadi endorser berbagai macam produk sehingga tidak ada produk yang sepesifik yang dapat diasosiasikan dengannya d. Over Usage. Digunakannya beberapa celebrity endorser untuk pemasaran suatu produk sehingga masyarakat akan kebingungan siapa sebenarnya endorser dari produk tersebut e. Extinction. Kontrak panjang dari seorang celebrity endorser akan menimbulkan kepunahan dalam penyerapan identitas asosiasi produk. Jika celebrity tidak dapat menstabilkan perilakunya, maka akan berakibat pada pergeseran asosiasi yang diciptakan celebrity terhadap perusahaan. f. Financial Risk. Penggunaan celebrity dalam proses bauran promosi merupakan suatu langkah yang memerlukan pembiayaan yang sangat tinggi dan dapat menimbulkan financial risk bagi perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 2.5 Keputusan Pembelian 2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Schiffman dan Kanuk 2004:547, keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini Engel et al.,2001. Menurut Peter dan Olson 2000 mengemukakan bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan, yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku Menurut Engel dkk 2001 beberapa peran dalam keputusan membeli: a. Pemrakarsa : orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu. b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan membeli. Universitas Sumatera Utara c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli. d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.

2.5.2 Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen

Dalam mengambil keputusan pembelian, sebagian konsumen mungkin melakukan lima langkah keputusan pembelian seperti yang disebutkan sebelumnya, sebagian hanya melakukan beberapa langkah saja dan sebagian hanya melakukan langkah pembelian saja. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan 2003 menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu : a. Pemecahan Masalah Diperluas Extensive Problem Solving. Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya disebut pemecahan masalah yang diperluas. b. Pemecahan Masalah Terbatas Limited Problem Solving. Pada tipe pengambilan keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut tetapi belum memiliki preferensi terhadap merek tersebut. Konsumen hanya Universitas Sumatera Utara membutuhkan tambahan informasi untuk dapat membedakan antara berbagai merek tersebut. Dalam hal ini, konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan sebagai akibat waktu dan sumberdaya yang dimiliki konsumen terbatas. c. Pemecahan Masalah Rutin Routinized Problem Solving. Pada tipe pemecahan masalah rutin, konsumen telah memiliki banyak pengalaman terhadap produk yang dibelinya. Dalam hal ini, konsumen telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek dan cukup mengingat kembali apa yang telah diketahui. Konsumen hanya membutuhkan sedikit informasi.

2.5.3 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler 2004 : 204, ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian yaitu : Sumber : Philip Kotler 2004 Gambar 2.1 Model lima tahap proses pembelian a. Pengenalan masalah, adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar, bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini. Perilaku Pasca Pembelian Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Universitas Sumatera Utara b. Pencarian informasi, ialah dimana seorang konsumen mungkin terdorong kebutuhannya , atau juga mencari informasi lebih lanjut. Pencarian informasi ada dua jenis menurut tingkatannya : 1. Perhatian yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. 2. Pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber. Sementara informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu: 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, kemasan, pajangan di toko. 3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu, peringkat konsumen. 4. Sember pengalaman : panganan, pengkajian, dan pemakaian produk. c. Evaluasi alternatif, adalah konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. d. Keputusan pembelian, adalah pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang lain dan factor-faktor keadaan tidak terduga. e. Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Universitas Sumatera Utara 1. Kepuasan sesudah pembelian: konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka akan tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan mereka maka mereka akan merasa puas. 2. Tindakan sesudah pembelian : penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut.

2.6 Penelitian Terdahulu

Nababan 2009 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Selebriti Pendukung Celebrity Endorser Gita Gutawa terhadap Minat Pembelian Ulang Indomie Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh selebriti pendukung Gita Gutawa terhadap minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia dan variabel manakah diantara variabel-variabel attractiveness, trustworthiness, dan expertise yang paling dominan mempengaruhi minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara selebriti pendukung Gita Gutawa terhadap minat pembelian ulang Indomie pada Mahasiswa Fakultas Universitas Sumatera Utara Ekonomi Universitas Methodist Indonesia dan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia adalah variabel trustworthiness. Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti selebriti pendukung Gita Gutawa terhadap minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa adalah analisis deskriptif, dan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang cukup erat antara variabel attractiveness, trustworthiness, dan expertise terhadap minat pembelian ulang Indomie sebesar 52,9, dengan adjusted R square sebesar 25,6 dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji F menyatakan variabel attractiveness, trustworthiness, dan expertise secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Uji t menunjukkan variabel trustworthiness merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Indriyani 2012 meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk 1 mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh faktor kualitas produk, harga dan iklan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada mahasiswa program studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara; 2 mengetahui faktor yang memiliki Universitas Sumatera Utara pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada mahasiswa program studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, dimana variabel diukur dengan skala likert. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara interview dan dengan daftar pertanyaan questionnaire. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16, dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 1 secara serempak kualitas produk, harga dan iklan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa program studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara; 2 secara parsial kualitas produk, harga dan iklan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa program studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara. Iklan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa program studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara.

2.7 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Celebrity Endoser (Agnes Monica) Terhadap Keputusan Pembelian Helm GM (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

4 45 148

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Pasar Sukaramai (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area Kota Medan )

5 118 98

Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal DELI TV (DTV) Medan (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal Deli TV (DTV) Medan)

5 51 141

ANALISIS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I KECAMATAN MEDAN TIMUR.

0 1 23

Pengaruh Celebrity endosser (Ayu Tingting) terhadap keputusan pembelian produk sarimi isi dua di kelurahan Pulo Brayan darat I

0 0 9

Pengaruh Celebrity endosser (Ayu Tingting) terhadap keputusan pembelian produk sarimi isi dua di kelurahan Pulo Brayan darat I

0 0 2

Pengaruh Celebrity endosser (Ayu Tingting) terhadap keputusan pembelian produk sarimi isi dua di kelurahan Pulo Brayan darat I

0 0 6

Pengaruh Celebrity endosser (Ayu Tingting) terhadap keputusan pembelian produk sarimi isi dua di kelurahan Pulo Brayan darat I

0 0 26

Pengaruh Celebrity endosser (Ayu Tingting) terhadap keputusan pembelian produk sarimi isi dua di kelurahan Pulo Brayan darat I

0 0 3

Pengaruh Celebrity endosser (Ayu Tingting) terhadap keputusan pembelian produk sarimi isi dua di kelurahan Pulo Brayan darat I

0 1 3