BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. PersoalanPedagang Kaki Lima: Antara Ketertiban Umum dan
Mencari Nafkah
Pedagang kaki limadi Kota Medan, sama seperti halnya di kota-kota besar lainnya. Jumlah pedagang kaki limadi Kota Medan Sumatera Utara juga
meningkat dari tahun ke tahun. Kini jumlah pedagang kaki lima di medan mencapai 30.000 orang Gilang Permadi, 2007 padahal, pada tahun 1998 jumlah
pedagang kaki lima hanya sekitar 5.000 orang. Sebagian besar mereka merupakan korban pemutusan hubungan kerja
PHK ketika krisis ekonomi melanda Indonesia. Para pedagang kaki lima itu menggelar dagangannya sampai badan jalan. Dampaknya, arus lalu lintas yang
melalui pasar tersebut sering macet pada jam-jam padat lalu lintas. Kawasan yang sering mengalami kemacetan adalah pasar Kampung
Lalang yang berada di Jalan Gatot Subroto, pasar Sei Sikambing, di Jalan Kapten Muslim, Pasar Sambu, Pasar Simpang Limun, Pasar Sukaramai, Pasar Melati
Tanjung Selamat. Di pasar Sei Sikambing Jalan Kapten Muslim, misalnya, sedikitnya 50 pedagang kaki lima memakai badan jalan protokol sepanjang 200
meter.Keadaanya pun nampak seperti “pasar tumpah”.Pasar tumpah adalah istilah
yang dipakai untuk menyebut para pedagang kaki lima yang berdagang hingga masuk ke jalan raya.Umumnya, lokasi pasar tumpah ini menempel pada pasar
tradisional.Tidak jauh berbeda dengan pasar lainnya yang digunakan oleh
pedagang kaki lima. Hampir fasilitas jalan protokol digunakan untuk menggelar dagangannya, bahkan hingga setengah badan jalan.
Pedagang kaki limakini tidak hanya menggunakan trotoar sebagai tempat jualan, mereka juga mulai berjualan hingga masuk jalan. Tentu saja itu
menyebabkan kemacetan dan mengganggu pengguna jalan.Selain itu, banyak pedagang kaki limayang jorok dan tidak menjaga kebersihan sehingga jalanan
menjadi kotor.Apalagi jika musim hujan datang, genangan air membuat sampah buangan pedagang kaki lima berbau busuk. Keindahan kota pun hilang seketika.
Untuk menangani masalah itu, Pemerintah Kota sering melakukan penertibanpenggusuran terhadap para pedagang kaki lima. Pastilah pedagang
kaki lima menolak untuk digusur.Akibatnya seperti yang sering terlihat di berita- berita televisi terjadi keributan antara Satuan Polisi Pamong Praja dan pedagang
kaki lima. Namun, bagaimanapun juga, pedagang kaki lima juga manusia yang punya hak mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Jika digusur, mereka
akan kehilangan pekerjaan dan anak istrinya tidak bisa diberi nafkah. Dilematis memang.
Untuk menciptakan suatu kota metropolitan, maka Pemerintah Kota Medan telah menetapkan suatu Pola Dasar Pembangunan Kota Medan tahun
2001-2025 yang akan digunakan sebagai acuan dalam merencanakan kegiatan pembangunan. Pola Dasar Pembangunan Kota Medan tersebut telah dituangkan
dalam Peraturan Daerah Perda Kota Medan Nomor 1 Tahun 2002.Kemudian, untuk pelaksanaan Perda No. 1 Tahun 2002 tersebut telah ditetapkan suatu
Keputusan Walikota Medan Nomor 188.342070K2002 tertanggal 20 Maret 2002.