Pedagang Kaki Lima PKL 1. Pengertian Pedagang Kaki Lima

a. kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal; b. pada umumnya unit usaha tidak memiliki ijin usaha; c. pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam kerjanya; d. pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak menyentuh ke sektor tersebut; e. unit usaha mudah masuk dari sub sektor ke sub sektor lain; f. teknologi yang dipergunakan bersifat tradisional; g. modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasinya juga relatif kecil; h. pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak membutuhkan pendidikan khusus; i. pada umumnya unit usaha termasuk “one man enterprises”, dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga; j. sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau lembaga tidak resmi; k. hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi untuk masyarakat golongan berpenghasilan rendah dan kadang-kadang juga menengah. Oleh sebab itu, pedagang kaki limadapat dianggap sebagai kegiatan ekonomi masyarakat bawah.Memang secara defactopedagang kaki lima adalah sebagai pelaku ekonomi di pinggiran jalan. Pedagang kaki lima dalam melakukan aktivitasnya di mana barang dagangannya diangkut dengan gerobak dorong, bersifat sementara, dengan alas tikar dan atau tanpa meja serta memakai atau tanpa tempat gantungan untuk memajang barang-barang jualannya, dan atau tanpa tenda, dan kebanyakan jarak tempat usaha antara mereka tidak dibatasi oleh batas- batas yang jelas. Para pedagang kaki limaini tidak mempunyai kepastian hak atas tempat usahanya. Perlu kita akui bahwa kegiatan sektor informal telah memainkan peranan yang penting dalam perekonomian di negara berkembang.Sektor informal bukanlah suatu fenomena yang esklusif dalam ekonomi transisi atau ekonomi berkembang developing economies seperti yang terjadi di wilayah Asia Tenggara. Pedagang kaki lima sebagai suatu jenis kegiatan ekonomi pada sektor infomal telah menunjukkan eksistensinya dalam wilayah perkotaan. Menurut Tri Kurniadi dan Hassel 2003 : 5 bahwa secara kasat mata perkembangan pedagang kaki lima tidak pernah terhentinya timbul seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini membawa akibat positif dan negatif.Positifnya perdagangan terlihat dari fungsinya sebagai alternatif dalam mengurangi jumlah pengangguran serta dapat melayani kebutuhan masyarakat ekonomi masyarakat menengah kebawah. Negatifnya dapat menimbulkan masalah dalam pengembangan tata ruang kota seperti mengganggu ketertiban umum dan timbulnya kesan penyimpangan terhadap peraturan akibat sulitnya mengendalikan perkembangan sektor informal ini. Penyebab menjamurnya pedagang kaki lima terutama lima tahun belakangan ini seiring dengan adanya krisis moneter yang sudah begitu akut, adalah ciri-ciri yang khas dari sektor informal, yaitu: a. Mudah dimasuki, b. Fleksibel waktu dan tempat beroperasinya, c. Bergantung pada sumber daya lokal, d. Skala operasinya yang kecil. Sehingga ada kemungkinan para pedagang makanan atau pedagang komoditi lainnya pada saat diperlukan misalnya pada bulan Puasa banting stir dan berdagang bahan-bahan untuk keperluan Lebaran. Keberadaan pedagang sektor informal ini kadang-kadang terlupakan, sehingga pada setiap kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan ekonomi praktis, sektor informal sering terlupakan. Sebetulnya pedagang sektor informal terutama pedagang kaki lima ini bisa dipakai sebagai penarik wisatawan dari manca negara, seperti misalnya Yogya dengan jalan Malioboronya, Tokyo-Jepang dengan Naka Okachi - Machi dan Harajukunya, Bangkok dengan jalan Petchburi dan jalan Pratunamnya, Singapura dengan Bugis street, Arab street dan Change alley-nya. Pedagang kakilimamerupakan suatu kelengkapan kota-kota diseluruh dunia dari masa dahulu. Sebagai suatu kelengkapan, pedagang kaki limatidak mungkin dihindari atau ditiadakan. Karena itu kalau ada suatu pemerintahan kota ingin meniadakan pedagang kaki lima akan menjadi kebijaksanaan atau tindakan yang sia-sia. Pedagang kaki limabagi sebuah kota tidak hanya mempunyai fungsi ekonomi, tetapi juga fungsi sosial budaya. Sebagai suatu fungsi ekonomi, pedagang kaki lima tidak pula semestinya hanya dilihat sebagai tempat pertemuan penjual dan pembeli secara mudah.Tidak pula hanya dilihat sebagai lapangan kerja tanpa membutuhkan syarat tertentu.Tidak pula dilihat sebagai alternatif lapangan kerja informal yang mudah terjangkau akibat suatu keadaan ekonomi yang sedang merosot. Pedagang kaki limaharuslah dilihat sebagai pusat-pusat konsentrasi kapital, sebagai pusaran kuat yang menentukan proses produksi dan distribusi yang sangat menentukan tingkat kegiatan ekonomi masyarakat dan negara. Sebagai sebuah fungsi sosial, pedagang kaki lima tidak semestinya hanya dilihat sebagai pedagang yang serba lemah, tidak teratur, berada ditempat yang tidak dapat ditentukan, mengganggu kenyamanan dan keindahan, sehingga harus selalu ditertipkan oleh petugas.Sebagai suatu gejala sosial, pedagang kaki lima menjalankan fungsi sosial yang sangat besar. Mereka lah yang menghidupkan dan membuat kota selalu semarak tidak sepi dan dinamis. Sebagai pola-pola dan sistem tertentu pedagang kaki limamerupakan daya tarik tersendiri bagi sebuah kota. Demikian pula dari sudut budaya, pedagang kaki limamenjadi pengemban perkembangan budaya bahkan menjadi modal budaya tertentu. Melalui pedagang kaki limakarya-karya budaya diperkenalkan kepada masyarakat. Selain itu, pedagang kaki limasendiri merupakan gejala budaya bagi sebuah kota dan menciptakan berbagai corak budaya tersendiri pula. Pemerintah Kota Medan pun sebetulnya bisa meniru hal ini dengan menata suatu daerah untuk dijadikan daerah khusus untuk pedagang kaki lima dengan beberapa syarat yaitu setiap pedagang diharuskan mempunyai bentuk kios yang seragam, kebersihan yang harus selalu terjaga yang dikelola oleh mereka sendiri dan pelaksanaannya diperiksa oleh aparat pemda yang jika dilanggar lahannya akan disita dan tidak diperbolehkan lagi berjualan. Dihindarinya praktek jual belilapak yang biasanya terjadi baik itu yang dilakukan Pemkot maupun oleh organisasi kepemudaan, dihilangkannya pungutan liar atau uang jago yang biasanya ada. Karena kedua hal yang terakhir disebutkan masih ada maka biasanya pedagang akan bertindak seenaknya karena merasa mereka telah membeli lapak, dan mempunyai penjamin yang menghalalkan mereka untuk bertindak semaunya. Keberadaan pedagang kaki lima tidak jarang menimbulkan konflik dengan Pemerintah Kota, yang cenderung menganggap mereka sebagai pengganggu kelancaran aktivitas dan ”ketertiban” kota, sehingga perlu disingkirkan. Kemudian tempat-tempat penampungan pedagang kaki lima ini jika ingin menarik perhatian masyarakat atau turis asing, maka harus dibuat spesifik dengan menjual barang- barang khusus yang laku tidak hanya oleh masyarakat kota juga laku sebagai buah tangan untuk wisatawan asing atau mancanegara. Dan dari segi lokasi harus mudah dijangkau dari segala arah, mempunyai sarana parkir cukup, dan tidak menimbulkan kemacetan yang bisa membebani kota di kemudian hari. 2.2. Analisis SWOT 2.2.1. Pengertian Analisis SWOT Analisis adalah tahap sistem dilakukan setelah tahap pengumpulan data. Tahapanalisis sistem merupakan tahan yang kritis dan sangat penting karena kesalahan di dalamtahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Proses analisis sistemdalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untukpemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul sertamembuat spesifikasi sistem yan baru Sutabri, 2003:84. Analisis adalah penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagianbagian,komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengepaluasipermasalahan-permasalahan yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan Jogiyanto, 2005:129.Berdasarkan dua pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa analisismerupakan proses sistem dalam pengembangan informasi merupakan suatu proseduryang dilakukan utuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalahyang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru. Pengertian analisis SWOT menurut Rangkuti 2006:18 adalah “ identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, dimana setiap perusahaan harus bisa memaksimalkan setiap kekuatan Strength dan peluang Oppourtunities dan bisa meminimalkan kelemahan Weakness serta ancaman Threats. Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internal usaha dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal usaha yang ada.Pendekatan ini menganjurkan bahwa isu pertama usaha harus dianalisis secara hati-hati dan cermat.Formulasi strategi harus diarahkan kepada berbagai usaha yang penting dan mendesak untuk segera diselesaikan. Analisis ini akan sangat membantu di dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang sifatnya strategi bagi pedagang. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis secara berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahan. Dengan demikian, perencana strategis harus menganalisis factor-faktor strategis dalam kondisi yang ada saat ini. Kekuatan adalah kondisi suatu perusahaan yang mampu untuk melakukan semua tugasnya secara baik dikarenakan semua sarana dan prasarana sangat mencukupi umumnya diatas rata-rata industri.Rangkuty 2006:18 Kelemahan adalah sebagai dari analisis lingkungan internal perusahaan yang membantu manajemen untuk membantu adanya kelemahan-kelemahan penyimpangan yang membuat posisi perusahaan tidak menguntungkan sehingga mempengaruhi tingkat kemampuan bersaing dengan para pesaing dalam industry manufaktur. Rangkuti 2006:19. Peluang adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal perusahan yang membantu manajemen dalam mencari dan mengetahui apa saja yang menjadi peluang dan kesempatan bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sehingga perusahaan tersebut dapat meraih pangsa pasar dengan keuntungan yang lebih besar. Rangkuti 2006:19 Ancaman adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal perusahaan yang membantu manajemen untuk mengetahui tantangan yang akan dan telah dihadapi perusahaan yang timbul karena karena adanya suatu kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan di luar perusahaan. Rangkuty 2006:19 Analisa SWOT SWOT Analysis adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan Strengths, Kelemahan Weaknesses, Peluang Opportunities, dan Ancaman Threats yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyekkegiatan usaha atau institusilembaga dalam skala yang lebih