commit to user
adalah motif batik yang diberi nama Pring Sedapur, bukan batik Sidomukti. Karena, Sidomukti adalah nama dari motif kain jarik, yang sudah ada sejak dulu
www. Kompas. Com. Untuk sekarang ini, para pengrajn batik di Desa Sidomukti sudahh
mengembangkan 21 motif baru yaitu perpaduan antara motif pring sedapur dengan ornament-ornamen batik yang lain. Pada bulan Mei 2010, Kepala Desa
Sidomukti mendaftarkan Batik Pring Sidomukti ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk mendapatkan hak paten. Usaha ini membuahkan hasil
dengan dikeluarkannya surat dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual No.
HKI1. HI. 01. 07-789 tertanggal 4 Juni 2010 yang menyatakan bahwa permohonan pendaftaran hak ciptaan yang diajukan dengan nomor agenda
047125, 047126, 047127, 047128, 047129, 047130, 047131, 047132, 047133, 047134, 047135, 047136, 047137, 047138 telah selesei diproses dan didaftarkan
pada Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Dengan
adanya surat edaran tersebut, maka batik pring Desa Sidomukti sudah mempunyai kekuatan hokum dan tidak dapat dijiplak oleh pengrajin dari daerah lain. Walupun
yang didaftarkan pada saat itu baru 14 motif sedangkan sekarang ini sudah ada 21 motif, tetapi paling tidak adanya hak cipta tersebut memberikan kepercayaan diri
bagi para pengrajin untuk bersaing dari pengrain batik dari daerah lain.
3. Corak Batik Pring Sidomukti
Batik Pring di Desa Sidomukti, dilihat dari sejarah berkembangnya batik di Desa ini, pada awalnya batik ini lebih condong berkiblat ke batik Mojokerto
dan batik Ponorogo yang termasuk dalam motif batik klasik pesisir. Hal ini ditandai dengan warna-warna yang cerah tidak melulu pada warna coklat dan
hitam. Tehnik pembatikannya pun berbeda dari tehnik yang dilakukan dari pembuatan batik di Solo. Di Desa Sidomukti, dalam proses pembatikan, ketika
malam akan digunakan untuk membatik dengan menggunakan canting, ujung canting tidak ditiup terlebih dahulu seperti yang biasa dilakukan oleh para
commit to user
pembatik dari daerah Solo maupun Jogja. Para pembatik Solo maupun Jogja melakukan peniupan ini untuk mengurangi pelelehan malam yang berlebihan
ketika dilukiskan pada kain sehingga hasilnya akan terlihat lebih rapi. Walaupun para pengrajin di Desa Sidomukti tidak meggunakan peniupan pada ujung canting,
akan tetapi hasilnya tidak kalah rapi dengan batik Solo dan Jogja yang melalui proses peniupan. Menurut ibu Kasmiyati, salah seorang Pembatik, para pengrajin
di Desa Sidomukti tidak melalui proses peniupan karena kebiasaan ketika pertama kali mereka diajarkan oleh orang tua maupun nenek mereka, memang tidak
melalui proses tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa kebiasaan tersebut sudah ada sejak dahulu kala ketika pertama kali muncul batik di Desa Sidomukti.
Sekarang ini, para pengrajin di Desa Sidomukti, lebih banyak mendapatkan pengaruh dari pengrajin batik dari Solo. Hal ini dikarenakan alat-
alat dan bahan-bahan dasar batik seperti kain mori, canting, malam atau lilin batik, pewarna batik banyak diperoleh dari Solo, sehingga para pengrajin lebih banyak
berhubungan dengan para pengrajin batik di Solo.
4. Proses Produksi dan Pemasaran Kerajinan Batik Pring di Desa Sidomukti
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur
a Permodalan
Pada umumnya para pengrajin batik Pring di Desa Sidomukti ini tidak memiliki modal besar, walupun mereka bergabung dalam dua koperasi yaitu
Koperasi Mukti Rahayu dan Koperasi Mukti Lestari, tetapi tetap saja mereka tidak mengkhususkan untuk modal industri dalam artian bahwa mereka hanya
menyediakan modal secukupnya untuk bahan dan alat-alat untuk membuat kerajinan batik. Bahkan kedua koperasi ini tidak mempunyai semua contoh motif
batik yang sudah mereka kembangkan. Padahal mereka sudah mempunyai 21 motif batik hasil kreasi dalam waktu 10 tahun belakangan ini. Hal ini
mengakibatkan para pemesan yang datang lebih banyak memesan motif-motif yang sudah banyak dikenal seperti motif Pring sedapur ato pring Tunggal.
commit to user
b Tenaga Kerja
Tenaga kerja pengrajin pada industri kerajinan batik di Desa Sidomukti sebagian besar wanita. Tingkat pendidikan para pengrajin umumnya SMP dengan
usia berkisar antara 25-55 tahun, keahlian dan ketrampilan membatik diperoleh secara turun temurun dari nenek moyang dan ada pula yang memperoleh dari
pelatihan yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2006.
c Alat-alat dan Bahan produksi
1 Alat produksi Alat-alat produksi yang dipergunakan untuk membuat kerajinan batik ini
sangatlah sederhana. Antara lain : a Canting
Canting adalah alat pokok untuk membatik. Canting digunakan untuk melukis atau membuat pola yang telah ditentukan. Bentuk canting terdiri dari
gagang canting, nyamplungan bagian badan canting sebagai tempat menampung malam, melengkung yang merupakan jalan keluarnya malam atau cairan lilin dan
merupakan semacam mata pena sebagai ujung untuk manggambar motif. Canting menurut fungsi dan kegunaannya dibedakan menjadi :
1. Canting reng-rengan Digunakan untuk ngereng-reng atau membuat batikan pertama kali
kerangka batikan sesuai dengan pola sebelum dikerjakan lebih lanjut.
2. Canting isen Digunakan untuk mengisi atau membatik isian pada pola batik.
Canting ini mempunyai carat atau cucuk kecil sekali. 3. Canting tembokan
Canting ini digunakan untuk mengisi atau menutup batikan dengan lilin tembokan. Canting ini carat atau cucuknya paling besar
dibandingkan dengan canting lainnya.
commit to user
b Gawangan Gawangan adalah suatu alat yang digunakan untuk menyangkutkan dan
membentangkan kain mori sewaktu dibatik. Gawangan ini terbuat dari kayubambu dan dibuat palang sederhana dengan panjang kurang lebih 100 cm
pindah dan juga gawangan ini harus kuat dan ringan. c Kompor
Kompor ini dibuat untuk perapian yang dapat diatur besar kecilnya api yang menyala, sehingga akan diperoleh cairan lilin sesuai dengan yang
diharapkan. d Wajan
Wajan adalah alat untuk mencairkan lilin malam dan diletakkan di atas kompor. Wajan terbuat dari baja dan besi, bahkan sebelumnya terbuat dari tanah
liat. Wajan diberi tangkai sebagai pegangan untuk mengangkat dan menurunkan dari kompor.
e Anglo Fungsinya sama dengan kompor, terbuat dari tanah liat yang dikeringkan
dan dibakar sampai berwarna merah, sebagai bahan pembuat api berasal dari arang kayu.
f Kipas Bahasa Jawanya tepas, terbuat dari anyaman bamboo berbentuk segi lima
panjang. Fungsinya untuk menepasi agar api di anglo tetap menyala. g Alat kerok
Terbuat dari besi tipis memanjang seperti pisau berguna untuk menghilangkan mengerok malamlilin yang telah dibatikkan pada kain.
h Dingklik Biasanya terbuat dari kayu, bentuknya seperti kursi berukuran kecil,
berfungsi sebagai tempat duduk pembatik. i Taplak
Yaitu kain untuk menutup paha pembatik agar tidak terkena lelehan lilin panas dari canting ketika membatik. Taplak ini terbuat dari kain bekas.
commit to user
j Saringan malam Yaitu alat untuk menyaring malam panas, jika malam disaring maka
kotoran dapat dipisahkan dan dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada cucuk canting selama digunakan untuk membatik.
k Kenceng Yaitu panci besar terbuat dari tembaga, badannya berbentuk tabung
dengan alas bulat, gunanya untuk merebus kain mori yang telah dibatik agar lilinnya larut norot.
l Papan Terbuat dari kayu, bentuknya empat persegi panjang dengan ukuran lebar
50 cm, panjang 100 cm dan tebal 3 cm. Gunanya sebagai landasan dalam pengemplongan.
m Kayu pemukul atau ganden Terbuat dari kayu yang keras berbentuk silinder atau empat persegi
panjang dilengkapi pasak atau pegangan. Gunanya untuk mengemplong, sebelum dan sesudah mori dibatik dengan tujuan agar mori menjadi keras.
n Meja gambar Meja ini digunakan untuk menggambar polacorak pada kain.
o Bak pewarna Bak ini mempunyai ukuran yang cukup besar kira-kira 1x2m gunanya
untuk memberi warna pada kain. p Bak pencucian
Bak ini besarnya sama dengan bak warna, gunanya untuk mencuci kain setelah proses pewarnaan selesei.
q Tempat dan alat penjemuran Tempat penjemuran ini biasanya diperlukan tempat yang cukup luas. Dan
alat yang digunakan untuk menjemur dibuat palang-palang dari bambu setinggi kurang lebih 2,5 m.
commit to user
2 Bahan Produksi Bahan-bahan dalam pembuatan batik ada tiga jenis bahan, yaitu :
1. Kain Mori Bahan batik yang pertama-tama disiapkan adalah morikain putih. Didalam
pembatikan sebenarnya tidak selalu harus menggunakan morikain putih. Akan tetapi kain apapun yang memiliki sifat peresapan terhadap lilin serta zat warna
dengan batik , dapat digunakan untuk membatik. Dan disini kain mori merupakan bahan utama yang paling banyak digunakan dalam pembatikan.
2. Lilin batik malam Lilin batik merupakan bahan yang digunakan untuk menutup bagian-
bagian pada permukaan kain dengan maksud agar tidak terkena warna lain dalam proses pencelupan pada pembuatan batik. Bahan pokok lilin batik antara lain :
1. Gondorukem Gondorukem ini berasal dari getah pinus merkusi, dalam pembatikan
sebagi campuran pembuatan lilin batik agar lilin batik menjadi keras, tidak cepat membeku sehingga bentuk lilin bentuk lilin pada motif
batik menjadi baik dan bekasnya menjadi bersih. Sifat lilin ini jika dipanaskan lama melelehnya, dan jika telah meleleh lebih mudah
menembus kain. Dalam keadaan dingin bahan ini kembali membeku dan mudah pecah serta tidak tahan terhadap larutan alkali.
2. Kote Kote disebut juga lilin tawon lebah atau lancing. Lilin ini
mempunyai sifat mudah leleh pada suhu 59
o
c, mudah melekat pada kain dengan warna kuning suram dan tidak mudah berubah karena
cuacaiklim serta waktu dilorod dengan air panas mudah lepas. 3. Damar
Damar ini diambil dari pohon shorea Spec. dalam pembatikan dipakai sebagai campuran lilin batik. Agar lilin batik dapat
membentuk bekas atau garis-garis yang baik ngawat melekat pada kain. Sifatnya sukar meleleh. Lekas membeku serta tahan terhadap
larutan alkali.
commit to user
4. Kendal lemak binatang Kendal atau gajih ini berwarna seperti mentega yang diambil dari
daging lembukerbau. Kendal ini dalam pembatikan dipakai sebagai campuran lilin dalam jumlah yang kecil untuk merendahkan titik
leleh lilin, sehingga lilin batik menjadi lemas dan mudah lepas saat lilin dilorod. Sifatnya mudah mencair bila terkena panas dengan titik
leleh yang lumayan rendah. 5. Paraffin
Parafin ini berwarna putih bersihkuning muda. Dalam pembatikan dipakai sebagai campuran lilin batik, agar lilin batik mempunyai
ketahanan tembus yang baik dan mudah lepas waktu dilorod, serta sebagai bahan pengisi. Karena bahan lilin ini harganya lebih murah
dari bahan lilin lainnya, maka lilin ini biasanya dugunakan pada batik-batik kasar.
6. Microwax Microwax adalah sejenis lilin paraffin yang mempunyai sifat halus,
berwarna kuning muda. Keadaannya lemas fleksibel menyerupai lilin kote dan mudah lepas. Digunkan untuk batik berkualitas halus.
Sifat microwax mudah lepas dalam rendaman air dan tahan terhadap larutan alkali dan titik lelehnya rendah dibawah titik didih air.
3 Bahan pewarna Untuk batik pada jaman dahulu, bahan pewarna diambil dari alam yang
dihasilkan dari rebusan kulit kayu, akar, daun-daunan atau buah-buahan. Seperti pemakaian warna dari pohon nila, warna yang dihasilkan adalah warna biru, kayu
soga warna yang dihasilkan adalah coklat. Dengan masuknya zat warna sintetis ke Indonesia melalui para pedagang,
bahan-bahan pewarna alami yang telah banyak didunakan lama-lama ditinggalkan. Zat-zat warna batik sintesis buatan yang digunakan dalam
pembatikan antara lain :
commit to user
1. Cat indigo Sejak indigo sintesis dikeluarkan, cat ini terus mendesak pemakaian
indigo dari bahan tumbuhan. Indigo buatan ini dikeluarkan dalam bentuk bubuk dan pasta. Cara pemakaiannya sama dengan indigo alam
dengan menggunakan alat pelarut yaitu kapur. Pencelupan pada zat ini dilakukan berulang-ulang karena penyerapan terhadap cat ini relatif
lambat. 2. Cat soga
Pada umumnya cat-cat soga buatan termasuk cat langsung direct dye, dalam pemakaiannya cat ini dibedakan menjadi yaitu 1 cat
soga bangkitan disebut juga soga dalam, cara pemakaiannya kain yang telah dicelup warnanya dibangkitkan disareni dengan garam napthol;
2 cat soga sarenan kapur, cara pemakaiannya kain yang telah dicelupkan disareni dengan kapur; 3 cat soga croom, cara
pemakaiannya kain setelah dicelup disareni dengan obat hijau chroom cloraide.
3. Cat naptol Merupakan jenis cat pewarna tekstil yang dapat untuk mencelup batik
secara cepat dan mempunyai warna yang kuat serta cocok untuk batik. Batik pola masa sekarang umumnya menggunakan cat ini.
4. Cat basis Cat ini memiliki warna yang cemerlang dan dapat member warna
pada kain yang dibuat dari sutra. 5. Cat indigosol
Cat ini disebut juga cat bejana larut. Jika cat ini dioksidasikan berubah menjadi bentuk yang tidak larut dan berwarna. Untuk menimbulkan
dioksidasikan dengan nitrit dan asam. Sifat dari zat ini tidak tahan terhadap sinar matahari dan uap asam. Cat ini mudah pemakaiannya,
tidak mudah luntur dan memiliki ketahanan yang lama.
commit to user
d Proses Produksi
Yang dimaksud dengan proses atau pengerjaan batik adalah suatu proses pembuatan atau tahapan kerja dari permulaan yang berupa kain mori sampai
menjadi kain batik. Maka ada beberapa aspek dalam pembuatan kain batik yang tidak dapat ditinggalkan, serta aspek terkait yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, antara lain adalah adanya bahan kain yang akan dibatik , baik batik tulis atau cap, dengan menggunakan lilin atau malam, proses pemberian warna dan proses
menghilangkan lilin. Kegiatan dalam mengolah bahan baku menjadi sehelai kain batik yang
siap dipakai ini, sering disebut proses produksi. Proses yang diperlukan akan berpengaruh pada hasil produksi batik yang kaya akan perpaduan warna dan
corak. Tahap pembuatan batik tulis Pring Sidomukti melalui beberapa tahap
yaitu: 1. Tahap pertama
Pada tahap pertama ini, pembuatan kain batik melalui empat proses yaitu a Persiapanpemotongan kain
Pada tahap pertama ini, kain mori dipotong-potong sesuai dengan yang dikehendaki tiap rollgulungan menghasilkan 10-13 potong, 3m, kemudian
diplipit. b Mencuci mori ngloyor
Setelah kain dipotong kemudian dicuci, tujuan pencucian ini adalah untuk menghilangkan kanji asli yang melekat pada kain mori yang dianggap
kurang baik dan berlebihan. Dengan cara kain tersebut direndam kedalam air bersih selama semalam, kemudian pagi harinya dicuci sehingga kanji asli hilang
sama sekali. c Menganji mori
Setelah dicuci bersih dan masih dalam keadaan basah, kemudian dikanji dengan tepung tapioka, setelah itu dijemur.
commit to user
d Mengemplong mori Kain mori yang sudah dikanji dan kering perlu dihaluskandiratakan
permukaannya dengan cara dikemplong. Ngemplong adalah meratakan kain dengan cara dipukul dengan ganden dari kayu berulang-ulang sampai rata halus
permukaannya. 2. Tahap kedua
a Nyoret Kain yang telah dikanji pada tahap pertama tadi, kemudian dibentangkan
diatas meja untuk digambari. Proses ini dinamakan nyoret, yaitu memindahkan motif dari patron kertas ke bahan dasar kain dengan cara menjiplak motif.
b Ngrengrengnglowong Yaitu penggambaran atau peletakan lilin yang pertama menurut gambar
yang sudah dipola. Lilin ini merupakan kerangka atau corak dari motif batik tersebut.
c Nemboknerusi Yaitu menutup dengan lilin sebagian motif kain, setelah diklowong, yang
dikehendaki nantinya tetap berwarna putih. Nembok ini dilakukan terhadap kedua permukaan kain batik.
3. Tahap ketiga a Wedel memberi warnanyelir
Selesei diklowong dan ditembok dibatik, proses selanjutnya di wedel, yaitu dicelupkan dengan obat yang pertama dengan warna hitam. Wedelan ini
dilakukan dengan menggunakan bak rendam yang mampu menampung 60 potong kain, selama dua hari, setiap 4 jam sekali diangkat untuk diangin-anginkan agar
obatnya meresap. b Ngerok melepaskan sebagian lilin klowong
Fungsi pengerokan adalah menghilangkan malam lilin agar kelihatan putihnya dengan menggunakan alat semacam pisau tipis, kemudian dikosok untuk
memperlihatkan kembali bagian-bagian yang rumit. c Mbironi
commit to user
Setelah dikerok, kemudian bagian-bagian gambar yang dikehendaki tetap berwarna hitam dan putih, harus ditutup lagi dengan lilin menggunakan canting
tulis, tujuannya agar jangan kemasukan warna lain dalam proses selanjutnya. d Menyoga babar
Yaitu pemberian warna coklat tua pada bagian yang kelihatan putih bekas kerokan dengan mencelupkan satu persatu ke dalam air yang telah diberi
laritan soga kemudian dibabarkan. 4. Tahap keempat
a Nglorod dibersihkan Selanjutnya setelah kain batik selesei diwarnai disoga, kemudian
dibersihkan semua lilin yang menempel pada bahan dasar batik dengan cara memasukkan batik dalam kenceng yang berisi air mendidih, sehingga kain bersih
dari gambaran-gambaran lilin. b Dilasem
Yaitu mencelupkan kain batik yang mudah dilorod tadi, dengan menggunakan bahan pewarna yang dikehendaki agar warnanya dipandang lebih
mantap warna tersebut biasa coklat muda, kuning, biru, hijau dan sebagainya, kemudian diteruskan dengan menganji agar hasil kain yang dibuat kaku saat
dipakai. c Pengeringan
Proses terakhir yaitu pengeringan, proses ini dilakukan dengan cara angin-angin, yaitu mengangin-anginkan kain batik di dalam ruangan terbuka
beratap. Hal ini dilakukan untuk menghindari sengatan matahari langsung yang akan merusak warna kain.
Dengan demikian seleseilah proses pembuatan kain batik melalui empat tahap yang telah dikemukakan tadi.
Proses pembuatan kerajinan batik berupa kain panjang prosesnya sama saja hanya waktu yang dibutuhkan memang cukup lama karena proses
pembuatannya benar-benar dibuat hanya dengan mengandalkan keahlian tangan, keterampilan dan kesabaran yang cukup.
commit to user
e Pemasaran Hasil Produksi
Hasil produksi industri kerajinan batik Pring Sidomukti, setelah melalui proses finishing maka siap untuk dipasarkan. Daerah pemasaran hasil kerajinan
batik Pring ini tidak hanya terbatas pada daerah atau kota dalam negeri saja tetapi sudah sampai ke luar negeri. Walaupun hanya terbatas pada golongan tertentu
saja, tetapi sudah banyak yang datang ke daerah Sidomukti untuk membeli batik ini. Lokasinya yang dekat dengan obyek wisata unggulan Magetan yaitu Telaga
Sarangan banyak membantu dalam proses promosi batik ini. Beberapa kios di pinggiran telaga ini sudah ada yang menjual batik pring ini dalam bentuk jadi baik
itu daster, rok maupun pernak-pernik kecil lainnya. Telaga yang tiap bulan dikunjungi lebih dari 3000 pengunjung, baik itu turis dalam negeri maupun
mancanegara. Hal ini ikut mendorong dikenalnya batik ini keluar dari lingkup Kabupaten Magetan.
Produk dari batik Pring ini juga ikut dipromosikan lewat internet yaitu melalui situs jejaring Facebook dengan alamat Batik Sidomukti dan juga lewat
Blog Pemkab Magetan. Dalam kedua situs internet ini banyak dipajang gambar- gambar motif Batik Pring Sidomukti walaupun tidak lengkap 21 motif. Hal ini
dikarenakan di tempat industri pembuatan batik di desa Sidomukti ini, umumnya para pembatik baru membuat batik ketika ada pesanan dari pembeli. Jadi mereka
tidak mempunyai stok kain jadi dengan lengkap sebanyak 21 motif. Walaupun demikian mereka mempunyai patron yaitu gambar motif batik pada kertas. Para
pembeli hanya akan ditunjukkan bentuk patron ini, dan ketika mereka berminat baru memesan. Walaupun cara pemasaran yang digunakan masih sangat
sederhana tetapi selalu saja ada yang memesan. Hampir semua seniman dari daerah Magetan, Ngawi, Madiun dan sebagian Jawa tengah telah banyak yang
memakai batik ini. Selain itu telah banyak juga turis dari mancanegara yang memesan kain batik ini. Menurut ibu Indrarini pada tanggal 21 September 2010,
ada turis dari Belanda, Jepang, Korea yang memesan batik ini. Tentunya dengan harga yang lebih mahal. Hal ini dikarenakan proses pengirimannya yang lumayan
mahal karena harus dikirim lewat paket ke alamat masingmasing pemesan di luar negeri.
commit to user
Untuk meningkatkan pemasaran dalam negeri melalui promosi, maka para pengrajin sering mengikuti pameran-pameran baik yang diadakan oleh
pemerintah maupun pihak swasta. Salah seorang pengrajin yaitu ibu Insiyah, mengatakan bahwa ketika mengikuti pameran meskipun terkadang tidak ada
satupun pembeli yang tertarik dengan batik ini namun ini cukup puas karena dapat bertemu dengan banyak orang dan banyak pengrajin dari daerah lain
sehingga sedikit banyak dapat mengambil beberapa ilmu dari orang-orang tersebut.
C.Motif Batik Pring Sidomukti
Motif-motif batik Pring yang dikerjakan di Desa Sidomukti termasuk dalam bentuk batik tradisional. Motif yang dikerjakan intinya adalah serumpun
bambu. Tetapi sekarang telah banyak dikombinasikan dengan bentuk lain misalnya gambar jalak lawu, garuda, naga, bunga-bungaan dan lain-lainnya yang
kesemuanya merupakan hasil alam Gunung Lawu. Sekarang telah ada 21 motif yang dihasilkan oleh para pengrajin batik di Desa Sidomukti. Semua motif
tersebut tetap dikenal dengan nama batik Pring Sidomukti wawancara dengan ibu Indrarini ketua Koperasi Mukti Rahayu pada tanggal 28 september 2010.
Motif dasarnya ada 11 antara lain :
Gambar 5 Gambar 6
commit to user
Gambar 7. Gambar 8
Gambar 9 Gambar 10
Gambar 11 Gambar 12
commit to user
Gambar 13 Gambar 14
Gambar 15 Gambar 5-15 adalah gambar Motif dasar Batik Pring Sedapur. Motif ini
adalah motif dasar atau motif yang pertama kali dibuat oleh para pengrajin di Desa Sidomukti. Motif ini dinamakan Motif Pring Sedapur. Motif ini terinspirasi
dari pohon pring bambu yang masih banyak terdapat di wilayah Desa Sidomukti. Sedapur sendiri memiliki arti serumpun yang maknanya bambu yang
serumpun atau segerombol. Bisa juga untuk melambangkan masyarakatnya yang masih mementingkan sikap gotong royong antar sesama.
Sekarang ini, motif dasar Pring Sedapur ini sudah di modifikasi atau dipadupadankan dengan gambar-bambar lain, sehingga tercipta motif-motif baru.
Untuk sekarang ini telah tercipta 21 motif batik Pring. Beberapa gambar yang dipadupadankan dengan Batik Pring antara lain :
commit to user
1. Jalak Lawu
Gambar 16. Jalak Lawu Gambar pertama yang dipakai untuk menciptakan motif batik Pring baru
adalah Jalak Lawu. Jalak lawu. Burung Jalak Gading atau yang lebih dikenal dengan “jalak Lawu” merupakan burung khas dari Gunung Lawu. Gunung Lawu
merupakan gunung yang banyak dikunjungi para pendaki gunung baik untuk tujuan ritual maupun hanya bagi pecinta alam. Hampir sepanjang jalan di jalur
pendakian ke puncak Lawu, lebih-lebih bagi para pendaki yang mendapat berkah dari Sunan Lawu para pendaki ini selalu diikuti burung jalak gading yang
dianggap keramat sebagai menunjuk jalan untuk menuju Puncak. Burung ini tidak besar hanya sebesar jalak Ungu dan jalak Bali. Bulunya berwarna coklat, bagian
dada berwarna kuning emas, paruh dan kakinya kuning, nampak begitu jinak namun begitu didekati dia langsung tebang. Desa Sidomukti tempat pembuatan
batik Pring terletak di lereng selatan Gunung Lawu, sehingga banyak dijumpai burung ini di sekitar desa. Hal ini menginspirasi para pengrajin untuk
memasukkan jalak lawu ke dalam batik ini. Maka terciptalah motif baru. 2. Cucak Rowo
Gambar 17. Cucak Rowo
commit to user
Cucak rowo merupakan burung khas Indonesia. Hampir di semua wilayah nusantara, dapat dijumpai burung jenis ini. Suaranya yang merdu,
membuat burung ini banyak diminati oleh pencinta burung untuk dijadikan peliharaan. Begitu juga para pencinta burung di desa Sidomukti. Ketika penulis
datang ke sentra industri batik ini, penulis juga mendengar kicauan burung ini. Menurut para pengrajin, dari mendengar kicauan inilah mereka terinspirasi untuk
memasukkan burung cucak rowo ke dalam kreasi mereka. Selain itu, motif ini juga merupakan pesanan dari salah satu pembeli yang mengusulkan untuk
memasukkan unsur burung ini ke dalam batik pesanannya. Dari situlah terbuatlah otif batik baru.
3. Naga
Gambar 18. Naga Di dalam masyarakat Magetan, khususnya di area sekitar Telaga
Sarangan, berkembang cerita rakyat tentang terjadinya Telaga Sarangan. Menurut cerita yang berkembang, Telaga Sarangan terbentuk karena ada dua ekor Naga
yang berputar-putar di tanah, akhirnya membentuk kubangan yang semakin lama semakin dalam dan terisi air maka terbentuklah sebuah telaga. Naga tersebut
adalah jelmaan dari Kyai dan Nyai Pasir yang tidak sengaja memakan telur Naga. Masyarakat percaya bahwa di dalam Telaga Sarangan masih terdapat dua ekor
Naga jelmaan dari Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Oleh karena itu setiap bulan Syuro, di telaga Sarangan diadakan ritual larung sesaji. Cerita inilah yang
commit to user
melatarbelakangi dimasukannya ornamen naga ke dalam batik Pring. Motif ini pertama kali diperkenalkan ketika ada loomba motif batik di kabuaten.
4. Pring Kukuh
Gambar 19. Pring kukuh Motif ini dinamakan batik pring kukuh atau kokoh. Jika dilihat dari
gambar pring atau bambu yang terdapat pada motif ini bersatu sehingga menjadi kokoh atau kuat. Menurut para pengrajin, mereka membuat motif ini melihat
keadaan masyarakat desa Sidomukti yang masih kental budaya gotong royongnya. Motif ini juga terinspirasi dari keadaan masyarakat di Indonesia yang walaupun
mempunyai suku dan budaya yang berbeda-beda tetapi tetap dapat bersatu dibawah bendera Indonesia.
Dari gambar-gambar tersebut terciptalah motif-motif baru dari Batik Pring Sidomukti. Motif-motif tersebut anatara lain :
1. Motif Pring Sedapur
Gambar 20
commit to user
Motif ini dinamakan motif Pring Sedapur. Dalam bahasa Jawa Pring Sedapur bisa diartikan serumpun atau segerombo bambul. Menurut para
pengrajin, bambu serumpun atau segerombol lebih kuat dibandingkan cuma satu bambu. Serumpun bambu ini juga dikatakan dapat menggambarkan kekeluargaan
masyarakat Desa Sidomukti yang masih terjaga sampai sekarang. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan seperti kerja bakti, ronda malam, ketika ada hajatan
atau ketika ada kematian, masyarakat terlihat guyub rukun dalam kegiatan- kegiatan tersebut. Motif ini yang dipakai oleh pegawai-pegawai di Kabupaten
Magetan baik itu pegawai negeri pemerintahan tingkat kabupaten, Kcamatan dan kelurahan, pegawai dalam bidang pendidikan, pegawai bidang kesehatan dan
semua dinas-dinas di Kabupaten Magetan.
2. Motif Pring Cucak Rowo
Gambar 21 Motif ini dinamakan Pring Cucak Rowo. Cucak rowo merupakan burung
khas Indonesia. Hampir di semua wilayah nusantara, dapat dijumpai burung jenis ini. Suaranya yang merdu, membuat burung ini banyak diminati oleh pencinta
burung untuk dijadikan peliharaan. Begitu juga para pencinta burung di desa Sidomukti. Tidak ada arti khusus dalam motif ini.
commit to user
3. Motif Pring Tunggal
Gambar 22 Motif pring tunggal adalah bambu yang hanya ada satu. Maksudnya
bambu yang ada di dalam motif ini hanya berupa satu bambu tidak serumpun bamboo seperti motif pring sedapur. Menurut para pengrajin, bambu yang hanya
satu ini melambangkan Tuhan yang Esa atau hanya ada satu. 4. Motif Pring Jalak Lawu
Gambar 23 Motif ini adalah penggabungan dari motif Pring Sidomukti dan hewan
khas Gunung Lawu yaitu Jalak Lawu. Dipilihnya Jalak Lawu karena burung ini adalah burung khas gunung Lawu dan banyak terdapat di daerah sekitar desa
Sidomukti dan juga sejarah yang berkembang tentang kesakralan burung ini.
commit to user
5. Motif Pring Gunung
Gambar 24 Motif ini adalah motif terbaru ciptaan para pengrajin yang tergabung
dalam koperasi Batik Pring Mukti Lestari. Motif ini biasa digunakan sebagai kain bawahan atau kain jarik. Gunung yang terdapat di dalam motif ini dimaksudkan
sebagai perwujudan Gunung Lawu yang ada di barat desa ini. Sudah banyak pembeli yang memesan motif ini. Menurut ibu Indrarini, para seniman di daerah
Jawa timur dan Jawa Tengah sudah banyak yang memakai kain ini. Misalnya Topan, Didi Kempot dan Cak Dikin.
Semua motif yang ada di kerajinan Batik Pring Sidomukti ini mengambil dari benda-benda yang terdapat di lingkungan Desa Sidomukti, desa tempat batik
ini dibuat. Sehingga motif batik ini tidak mempunyai arti khusus.
D. Usaha Pemerintah Daerah Magetan Untuk Mempertahankan Eksistensi Batik Pring Di Kabupaten Magetan