mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen-antibodi virus-antibody complex yang selanjutnya akan mengaktivasi sistem komplemen Soedarmo, 2009.
Menurut Roitt yang dikutip Soedarmo 2009 komplemen ialah suatu sistem dalam sirkulasi darah yang terdiri dari 11 komponen protein dan beredar dalam
bentuk tidak aktif serta labil terhadap suhu panas. Pelepasan C
3a
dan C
5a
akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding itu. Pada penderita dengan renjatan berat, volume plasma akan berkurang dan berlangsung selama 24-48 jam.
Renjatan yang tidak ditanggulangi secara adekuat akan menimbulkan anoksi jaringan, asidosis metabolik, dan kematian.
2.9. Manifestasi Klinis DBD
Manifestasi klinis infeksi virus dengue pada manusia berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi oleh daya tahan tubuh dan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi
virus. Oleh karena itu, infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, mulai dari tanpa gejala asimtomatik, demam ringan tidak
spesifik undifferentiated ferible illness, Demam Dengue, atau yang lebih berat Demam Berdarah Dengue DBD, dan Dengue Shock Syndrome DSS Hadinegoro
dan Satari, 2004. Kasus demam berdarah dengue ditandai dengan empat manifestasi klinis, yaitu
demam tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah circulatoty failure Soedarmo, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Manifestasi infeksi virus dengue Sumber : WHO, Geneva, 1997
Berdasarkan kriteria WHO 1997, terdiri dari kriteria klinis dan kriteria laboratoris, hal ini memberi pedoman dalam menegakkan diagnosis DBD:
A. Kriteria Klinis 1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari. 2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
- uji tourniket positif - petekia, epistaksis, ekimosis atau purpura dan perdarahan gusi
- hematemesis atau melena 3. Hepatomegali
- Syok: ditandai nadi ceapat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, gelisah, kaki dan tangan dingin.
B. Kriteria Laboratoris 1.
Trombositopenia ≤ 100.000µl
Universitas Sumatera Utara
2. Hemokonsentrasi kadar Ht ≥ 20 dari normal
Dua gejala klinis pertama ditambah dengan dua gejala laboratoris sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DBD.
2.10. Klasifikasi DBD
Demam Berdarah Dengue diklasifikasikan menjadi empat tingkat keparahan, dimana derahjat III dan IV dianggap DSS. Adanya trombositopenia dengan disertai
hemokonsentrasi membedakan derajat I dan II DHf dari Demam Dengue. Klasifikasi demam berdarah dengue WHO, 2012 yaitu:
a. Derajat I: Demam disertai dengan gejala konstituonal non-spesifik; satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah tes tourniket positif danatau mudah memar. b. Derajat II:
Perdarahan spontan selain manifestasi pasien Derajat I, pada umumnya perdrahan di kulit dan atau perdarahan lainnya.
c. Derajat III: Gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat dan lemah serta
penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan lembab serta gelisah.
d. Derajat IV: Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.
Universitas Sumatera Utara
2.11. Komplikasi DBD