3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah data puskesmas yang termasuk dalam populasi yang telah ditentukan dengan jumlah 39 puskesmas.
3.4. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan. Jenisnya merupakan data laporan wajib oleh
setiap puskesmas di Kota Medan pada tahun 2012.
3.5. Definisi Operasional
1. Frekuensi Pemberantasan Sarang Nyamuk adalah jumlah kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan sarang nyamuk penular penyakit DBD melalui 3M plus.
2. Angka Bebas Jentik adalah persentase rumah yang tidak ditemui jentik dengan rumah yang diperiksa dilakukan sekurang-kurangnya 3 bulan, untuk mengetahui
keadaan populasi jentik nyamuk penular DBD. 3. Jumlah kasus penyakit DBD adalah jumlah kasus penderita DBD yang
tercatatdilaporkan ke rumah-rumah sakit maupun puskesmas pada tahun pengamatan.
3.6. Analisis Data
1. Analisis Univariat Teknik yang dilakukan terhadap setiap variabel hasil dari penelitian. Hasil dari
analisis ini berupa distribusi frekuensi, presentase dari setiap variabel pemberantasan sarang nyamuk, angka bebas jentik, dan demam berdarah
dengue. Dengan analisis ini dapat dilihat gambaran secara rinci.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel. Dalam
penelitian ini untuk melihat sebuah variabel mempengaruhi variabel lainnya. Variabel penelitian terhadap kejadian penyakit DBD akan dianalisa dengan
menggunakan uji Korelasi pada taraf kepercayaan 95 sehingga diketahui hubungan antar variabel.
Dalam menganalisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan komputer dan analisis yang digunakan berupa analisis korelasi. Analisis Korelasi untuk melihat
seberapa erat hubungan antara variabel bebas pemberantasan sarang nyamuk, angka bebas jentik dengan variabel terikat demam berdarah dengue. Koefisien korelasi
menggambarkan keeratan hubungan antara dua variabel yang dilambangkan dengan “r” Sunyoto, 2011.
Berikut interpretasi untuk nilai koefisien korelasi Rachmat, 2012: - 0,00-0,25
: Tidak ada hubungansangat lemah - 0,26-0,50
: Hubungan sedang - 0,51-0,75
: Hubungan kuat - 0,76-1,00
: Hubungan sangat kuatsempurna Hubungan dua variabel bisa berpola positif maupun berpola negatif.
Hubungan positif terjadi apabila kenaikan satu variabel bebas diikuti kenaikan variabel terikat. Sementara hubungan negatif terjadi apabila kenaikan satu variabel
bebas diikuti penurunan variabel terikat Hastono, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Uji Korelasi pada taraf kepercayaan 95 dapat diartikan bahwa jika nilai p0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel independen
dengan variabel dependen. Sebaliknya jika nilai p0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel dependen Sunyoto, 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian