virus dengue tipe 3 sangat berkaitan dengan kasus penyakit DBD derajat berat dan
fatal Ginanjar, 2008. 2.4. Vektor Penular Demam Berdarah Dengue DBD
Vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue adalah nyamuk Aedes aegypti.
Dan nyamuk Aedes albopictus dianggap sebagai vektor penting selain Aedes aegypti
. Para ahli berpendapat bahwa Aedes aegypti berasal dari Afrika, terutama Ethiopia dan mulai memasuki Asia Tenggara pada pertengahan abad ke-19 terutama
di daerah pantai. Kemudian nyamuk ini mulai menyebar pada daerah pedalaman. Yang kemudian menyebar hampir keseluruh pelosok dunia dimungkinkan oleh
meningkatnya volume perdagangan dengan kapal dan penyebarannya selalu disebabkan oleh manusia Soedarmo, 2009.
Mula-mula nyamuk berdomisili di sekitar pelabuhan, selanjutnya menjalar ke pedalaman terutama melalui sungai atau alat lalu lintas lainnya. Didaerah perkotaan
Aedes aegypti biasanya ditemukan dan hampir selalu menggigit dalam rumah. Aedes
albopictus terdapat di kebun dan pohon-pohon, menggigit terutama diluar rumah dan
peranannya lebih kecil. Di daerah pedesaan Aedes aegypti tidak ada atau sangat jarang dan Aedes albopictus merupakan vektor utama Soedarmo, 2009.
2.4.1. Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti
Adapun klasifikasi ilmiah nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut: Kerajaan
: Animalia Filum
: Arthropoda Kelas
: Insekta Ordo
: Diptera
Universitas Sumatera Utara
Famili : Culicidae
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti
Aedes aegypti selain membawa virus dengue juga membawa virus demam
kuning yellow fever dan chikungunya Wikipedia, 2013.
2.4.2. Morfologi Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran kecil dengan dasar warna hitam. Probosis bersisik hitam, palpi pendek dengan ujung hitam bersisik putih perak.
Oksiput bersisik lebar, berwarna putih terletak memanjang. Femur bersisik putih pada permukaan posterior dan setengah basal, anterior dan tengah bersisik putik
memanjang. Tibia semuanya hitam. Tarsi belakang berlingkaran putih pada segmen basal kesatu sampai keempat dan segmen kelima berwarna putih. Sayap berukuran
2,5-3,0 mm, bersisik hitam Soedarmo, 2009.
Gambar 1. Nyamuk Aedes aegypti dewasa Sumber: Ditjen PP dan PL, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Perilaku dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Setiap hari nyamuk Aedes aegypti dapat bertelur rata-rata bertelur 100
butir. Telur menetas dalam satu sampai dua hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar
satu ke instar empat memerlukan waktu sekitar lima hari. Setelah mencapai instar keempat, larva berubah menjadi pupa dimana larva memasuki masa dorman inaktif,
tidur. Pupa bertahan selama dua hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu tujuh sampai
delapan hari, tetapi dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung Ginanjar, 2008.
Telur Aedes aegypti berwarna hitam seperti sarang tawon, diletakkan satu demi satu di permukaaan atau sedikit di bawah permukaan air dalam jarak ±2½ cm dari
dinding tempat perindukan. Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu - 2°C sampai 42°C. Namun, bila kelembapan terlalu rendah, maka telur akan menetas
dalam waktu 4 hari Soedarmo 2009. Nyamuk Aedes aegypti betina suka bertelur diatas permukaan air pada dinding
vertikal bagian dalam tempat-tempat yang berisi sedikit air. Air harus jernih dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Tempat air yang dipilih yaitu tempat air
yang di dalam dan dekat rumah dan juga yang tertutup longgar yang mengakibatkan ruang didalamnya cenderung lebih gelap. Pada umumnya larva nyamuk Aedes
aegypti ditemukan di tempayan, drum, gentong atau bak mandi di rumah keluarga
Universitas Sumatera Utara
yang kurang diperhatikan kebersihannya dan didaerah yang persediaan air minumnya tidak terdapat secara teratur Soedarmo, 2009.
Nyamuk Aedes aegypti senang sekali kepada manusia atau bersifat antropofilik dan hanya nyamuk betina yang menggigit. Nyamuk betina biasanya menggigit
didalam rumah, kadang-kadang di luar rumah, ditempat yang agak gelap. Nyamuk Aedes aegypti
biasanya beristirahat pada malam hari di tempat yang gelap, seperti pakaian berwarna gelap, kelambu, dan dinding dan dibawah rumah dekat tempat
berbiaknya, biasanya ditempat yang lebih gelap. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan menggigit berulang atau menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu
singkat multiple biters. Hal ini karena nyamuk Aedes aegypti sangat sensitif dan mudah terganggu. Keadaan ini membantu nyamuk ini memindahkan virus dengue ke
beberapa orang sekaligus sehingga ada laporan beberapa penderita Demam Berdarah Dengue di satu rumah Soedarmo, 2009.
Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur-larva- pupa-nyamuk dewasa. Stadium telur, larva, dan pupa hidup didalam air, sedangkan
stadium dewasa hidup beterbangan. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya
Hadinegoro dan Satari, 2004. Nyamuk betina dewasa yang mulai menghisap darah manusia, tiga hari
sesudahnya sanggup menghasilkan telur sebanyak 100 butir Soedarmo, 2009. Dua puluh empat jam kemudian nyamuk tersebut menghisap darah lagi, selanjutnya
kembali bertelur. Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa mengigitmenghisap darah, melainkan hidup dari sari tumbuh-tumbuhan. Hadinegoro dan Satari, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti Sumber: Ditjen PP dan PL, 2008
Nyamuk betina berumur kira-kira 10 hari, waktu itu cukup bagi nyamuk untuk makan; bagi virus cukup untuk berkembang biak dan selanjutnya menyebarkan virus
ke manusia lain. Saat nyamuk menghisap darah penderita DBD, virus akan turut ikut ke tubuh nyamuk. Virus yang dihisap akan masuk ke dalam saluran pencernaan,
kemudian sampai di haemoeclom dan kelenjar ludah. Virus memerlukan waktu 8-11 hari untuk berkembang biak dengan baik secara propagatif agar dapat menjadi
infektif. Kemudian nyamuk akan tetap infektif selama hidupnya. Nyamuk Aedes aegypti
mengigit pada pagi hari dan sore hari dengan jarak terbang yang dapat ditempuh yaitu sejauh 2 kilometer, tetapi kemampuan normalnya kira-kira 40 meter
Soedarmo, 2009. Nymuk Aedes aegypti adalah spesies nyamuk tropis dan subtropis yang
ditemukan di bumi, biasanya antara garis lintang 35°U dan 35°S, kira-kira berhubungan dengan musim dingin isoterm 10°C. Aedes aegypti juga dibatasi oleh
ketinggian. Ini biasanya tidak ditemukan diatas 1000 m tapi telah dilaporkan pada ketinggian 2121 m di India, 2200 m di Kolombia, dimana suhu rerata tahunan 17°C,
pada ketinggian 2400 di Eritania WHO, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Mekanisme Penularan DBD