Tingkat Gangguan Kemampuan Kerja

Tabel 5.10 Hasil Tabulasi Silang antara Lama Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore Primer pada Responden Lama Menstruasi Tingkat Keparahan Dismenore Primer Total P value Mild Moderate Severe n n n n 3 hari 2 40,0 3 60,0 0,0 5 100 0,029 3 – 7 hari 84 58,33 57 39,58 3 2,08 144 100 7 hari 4 25 10 62,5 2 12,5 16 100 Total 90 54,54 70 42,42 5 3,03 165 100 Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden yang memiliki lama menstruasi 7 hari memiliki persentase lebih besar untuk mengalami dismenore tingkat severe, yaitu 12,5 2 orang dari total 16 orang yang lama menstruasinya 7 hari. Dari hasil uji statistik Fisher Exact Test didapatkan p-value=0,029 p-value 0,05, dan hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer.

5.4 Pembahasan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer pada mahasiswi FK USU Angkatan 2012. Maka dari itu disusun kerangka konsep penelitian untuk melihat hubungan antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore, yang didasari teori pada penelitian Dawood 2006 bahwa banyaknya pelepasan prostaglandin dan vasopresin menyebabkan terjadinya kontraksi yang berlebihan dari uterus dan pengurangan suplai darah ke uterus dan peningkatan hipersensitivitas saraf perifer yang menyebabkan nyeri, apakah dipengaruhi lama menstruasi yang berakibat pada tingkat keparahan dismenore. Dari hasil analisis data penelitian, didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer p=0,029. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Prevalence and Corelate of Dysmenorrhea among Nigerian, yang dilakukan Loto et al 2008 pada 409 mahasiswi tingkat pertama di Nigerian University, didapati bahwa setelah melakukan analisis chi-square ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara lama menstruasi yang lebih dari normal dengan dismenore dengan tingkat keparahan dismenore dengan p-value 0,001.Penelitian lain yang berjudul Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Dismenore yang dilakukan Frenita 2013 pada siswi SMK Negeri 10 Medan pada Tahun 2013, yang mendapati bahwa siswi dengan lama menstruasi ≥ 7 hari kemungkinan beresiko mengalami dismenore 1,2 kali lebih besar daripada sisi dengan lama menstruasi 7 hari. Salah satu faktor yang berperan pada peningkatan keparahan derajat dismenore adalah lama menstruasi Novia dan Puspitasari 2008. Menstruasi yang semakin lama menyebabkan makin seringnya uterus berkontraksi, akibatnya semakin banyak pula prostaglandin yang dikeluarkan dan supply darah ke uterus berhenti sementara. Kadar prostaglandin yang berlebihan dan supply darah yang berkurang menyebabkan nyeri pada dismenore primer Novia dan Puspitasari, 2008. Pada penelitian ini lama menstruasi responden dibagi menjadi tiga kategori, yaitu responden yang lama menstruasinya 3 hari, 3 – 7 hari, serta 7 hari. Dari hasil penelitian didapati bahwa responden yang lama menstruasinya 3 hari berjumlah 5 orang 3,0, responden dengan lama menstruasi 3 – 7 hari berjumlah 144 orang 87,3, dan responden dengan lama menstruasi 7 hari berjumlah 16 orang 9,7. Dapat kita simpulkan bahwa rata-rata responden memiliki lama menstruasi yang normal yaitu 3 – 7 hari. Sedangkan untuk tingkat keparahan didapati hasil responden dengan tingkat keparahan Mild berjumlah 90 orang 54,54, responden dengan tingkat keparahan Moderate berjumlah 70 orang 42,42, dan responden dengan tingkat keparahan Severe berjumlah 5 orang 3,03. Setelah dilakukan pengolahan data akhirnya didapati pada responden dengan lama menstruasi 3 hari jumlah responden untuk tingkat keparahan Mild, Moderate, dan Severe masing-masing adalah 2 orang 40, 3 orang 60, 0 orang. Untuk responden dengan lama menstruasi 3 - 7 hari didapati jumlah responden untuk tingkat keparahan Mild, Moderate, dan Severe masing-masing