5.2.8 Frekuensi Ganti Pembalut per Hari
Frekuensi ganti pembalut pada responden dikelompokkan menjadi 3, yaitu 2 kali per hari, 2
– 6 kali per hari, dan 6 kali per hari. Distribusi frekuensi penggantian pembalut pada responden per hari selama menstruasi dapat dilihat
pada tabel 5.9.
Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggantian Pembalut per
Hari Frekuensi Penggantian
n Persentase
2 kali 7
4,2
2 – 6 kali
156 94,5
6 kali 2
1,2
Total 165
100
Dari tabel 5.9 dapat kita lihat bahwa rata-rata responden mengganti pembalutnya 2
– 6 kali per hari yaitu sebanyak 94,5 156 orang. Sedangkan responden yang paling sedikit mengganti pembalut 6 kali per hari sebanyak
1,2 2 orang, meskipun tidak jauh berbeda dari responden yang mengganti pembalut 2 kali per hari 4,2 7 orang.
5.3 Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hubungan kemaknaan antara variabel independen
dengan variabel dependen diketahui dengan menggunakan uji Chi-Square. Karena uji Chi-Square tidak dapat mengetahui keeratan hubungan dari variabel dependen
dan independen, maka untuk mengetahuinya dilakukan Fisher Exact Test.
5.3.1 Hubungan Lama Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore
Hubungan antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer pada responden dapat dilihat pada tabel 5.10.
Tabel 5.10 Hasil Tabulasi Silang antara Lama Menstruasi dengan Tingkat Keparahan
Dismenore Primer pada Responden Lama
Menstruasi Tingkat Keparahan Dismenore
Primer Total
P value Mild
Moderate Severe
n n
n n
3 hari 2
40,0 3
60,0 0,0
5 100
0,029
3 – 7 hari
84 58,33
57 39,58
3 2,08
144 100
7 hari 4
25 10
62,5 2
12,5 16
100
Total 90
54,54 70
42,42 5
3,03 165
100
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden yang memiliki lama menstruasi 7 hari memiliki persentase lebih besar untuk mengalami dismenore tingkat
severe, yaitu 12,5 2 orang dari total 16 orang yang lama menstruasinya 7 hari. Dari hasil uji statistik Fisher Exact Test didapatkan p-value=0,029 p-value
0,05, dan hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer.
5.4 Pembahasan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer
pada mahasiswi FK USU Angkatan 2012. Maka dari itu disusun kerangka konsep penelitian untuk melihat hubungan antara lama menstruasi dengan tingkat
keparahan dismenore, yang didasari teori pada penelitian Dawood 2006 bahwa banyaknya pelepasan prostaglandin dan vasopresin menyebabkan terjadinya
kontraksi yang berlebihan dari uterus dan pengurangan suplai darah ke uterus dan peningkatan hipersensitivitas saraf perifer yang menyebabkan nyeri, apakah
dipengaruhi lama menstruasi yang berakibat pada tingkat keparahan dismenore. Dari hasil analisis data penelitian, didapatkan adanya hubungan yang bermakna
antara lama menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer p=0,029. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Prevalence and Corelate
of Dysmenorrhea among Nigerian, yang dilakukan Loto et al 2008 pada 409