Dismenore Sekunder Diagnosis Dismenore

2.7 Remaja 2.7.1 Definisi Remaja Menurut Papalia dan Olds 2001, masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Wiknjosastro 2005 membagi masa remaja menjadi masa remaja awal 11 hingga 13 tahun, masa remaja pertengahan 14 tahun hingga 16 tahun dan masa remaja lanjut 17-20 tahun. Masa remaja awal dan akhir dibedakan Wiknjosastro karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai tansisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan satu fase dimana terjadi transisi dari masa kanak - kanak ke masa dewasa, pada fase ini terjadi beberapa perubahan di antaranya: perubahan psikologi, perubahan fisik, perubahan sosial, dan perubahan emosional Ali dan Asrori, 2010. Fase ini biasa disebut dengan masa pubertas yaitu suatu tahap perkembangan seseorang menjadi dewasa. Awal terjadinya pubertas pada laki - laki dimulai pada usia 9 - 13 tahun, sedangkan pada wanita dimulai pada usia 8 - 12 tahun yang ditandai dengan menstruasi pertama menarche. Usia menarche setiap individu dipengaruhi beberapa faktor, seperti adanya perbedaan status gizi, status ekonomi, pendidikan, genetik dan juga karena keadaan lingkungan Ginarhayu, 2002. Mentruasi haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai respon penurunan kadar progesteron. Selama fase proliferasi dinding endometrium akan menebal dan kaya dengan pembuluh darah serta sel sekretorik. Korpus luteum berfungsi untuk memproduksi progesteron guna mempertahankan ketebalan dinding endometrium. Bila tidak terjadi konsepsi maka korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berakhir dalam 14 hari. Proses ini terjadi setiap bulan secara fisiologis Ginarhayu, 2002. Ketika terjadi menstruasi beberapa perempuan mengeluhkan rasa nyeri yang dirasa dengan intensitas yang berbeda-beda, yang disebut dismenore. Dismenore adalah rasa mulas seperti dipuntir cramping pada perut bagian bawah yang dapat dirasakan menjalar ke punggung bawah maupun paha. Dismenore dapat merupakan nyeri yang ringan hingga berat, sehingga dapat mengganggu aktivitas normal Datta, 2010. Dahulu dismenore tidak terlalu diperhatikan karena dianggap hanya sebagai keluhan psikosomatis. Wanita yang mengalami dismenore cenderung berusaha menyembunyikan rasa nyerinya. Akan tetapi saat ini dismenore sudah dipahami merupakan kondisi medis yang nyata yang berkaitan dengan menstruasi dan kondisi patologis dalam ginekologi William, 2005. Penyebab dismenore pada wanita terdiri dari dismenore primer dan dismenore sekunder. Yang paling umum terjadi ialah dismenore primer Zukri et al, 2009. Dismenore primer dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya French, 2005. Permasalahan dismenore juga berdampak pada penurunan kualitas hidup akibat tidak masuk sekolah maupun bekerja Polat et al, 2009. Menurut Bobak et al 2004, wanita Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat dismenore. Hal ini berdampak pada kerugian ekonomi pada wanita usia subur Loto et al, 2008 serta berdampak pada kerugian ekonomi nasional karena terjadinya penurunan kualitas hidup Polat et al, 2009. Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi terjadinya dismenore primer. Lebih dari 50 wanita disetiap negara yang menstruasi mengalami dismenore primer Hudson, 2007. Penelitian cross-sectional yang dilakukan Santina et al 2012 pada siswi di Libanon menunjukkan, dari 389 orang siswi pada usia 13-19 tahun, terdapat 16141,4 yang sering tidak masuk sekolah yang disebabkan oleh karena timbulnya masalah menstruasi dan 28974,3 mengalami dismenore. Survey yang dilakukan pada 2262 wanita di India menunjukkan lebih dari 50 mengalami dismenore dan sebanyak 34 nya mengalami dismenore tingkat sedang hingga berat Patel et al, 2006. Di Indonesia sendiri angka kejadian dismenore sebesar 64.25 yang terdiri dari 54,89 dismenore primer dan 9,36 dismenore sekunder. Di Surabaya di dapatkan 1,07 - 1,31 dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan Harunriyanto, 2008. Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai faktor resiko terjadinya dismenore primer. Usia merupakan salah satu faktor resiko kejadian dismenore primer Zukri et al, 2009. Rentang usia 15 hingga 25 tahun dimana terjadi perubahan dari remaja ke dewasa muda merupakan puncak kejadian dismenore primer dan akan menurun seiring dengan pertambahan usia Nathan, 2005.