Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa pada masa dahulu, sarune sering dimainkan oleh anak muda anak perana untuk menyampaikan atau
mengungkapkan rasa cintanya kepada seorang gadis. Untuk tujuan seperti ini, biasanya sarune akan diisi dengan pitunang keci-keci memperkas, yaitu sejenis
sugesti yang dipercaya dapat memikat hati seorang gadis pada jaman itu. Menurut Mansehat Manik, apabila gadis yang dituju mendengar bunyi sarune yang telah
diisi keci-keci memperkas tersebut, biasanya si gadis akan gelisah dan bahkan tak jarang mereka akan berusaha menemui pemain sarune tersebut untuk memberikan
penghiburan atau menawarkan bantuan kepada pemain sarune tersebut, sehingga dengan memanfaatkan keadaan, sipemain sarune tersebut akan mengungkapkan
isi hatinya kepada gadis itu yang tak jarang, akhirnya bisa sampai ke jenjang pernikahan.
4.2.2 Fungsi sarune Pakpak
Beberapa fungsi sarune Pakpak sebagai tujuan dan akibat yang timbul dari penggunaannya yang telah disebutkan di atas, dapat ditelusuri melalui fungsi-
fungsi berikut:
4.2.2.1 Fungsi pengungkapan emosional.
Sarune sebagai pengungkapan emosional dapat dilihat saat alat musik tersebut dimainkan untuk mengungkapkan perasaan seperti rasa sedih dan juga
rasa rindu kepada orang tua penyajinya yang telah meninggal dunia. Dorongan
Universitas Sumatera Utara
emosional yang mengakibatkan kesedihan pada diri pemainnya, terutama karena kemelaratan dan penderitaan yang dialami.
4.2.2.2 Fungsi komunikasi.
Sarune berfungsi sebagai alat komunikasi, hal ini dapat dilihat ketika alat musik ini digunakan oleh anak perana pemuda untuk mengkomunikasikan
perasaannya kepada gadis yang dikasihinya. Tidak hanya itu, fungsi sarune sebagai alat komunikasi juga dapat terlihat pada saat ensambel genderang sisibah,
yaitu repertoar genderang mulana. Pada reportoar ini, sarune adalah sebagai salah satu alat musik yang berperan mengkomunikasikan maksud dan tujuan kesukuten
pelaksana acara atau pesta melalui pemain sarune-nya kepada Batara Guru pencipta agar apa yang diinginkan dapat terkabul.
Sarune sebagai ala komunikasi juga akan terlihat pada upacara adat merkata genderang, karena melodi yang dimainkan adalah merupakan kata-kata atau
permohonan kepada unsure-unsur yang dituju. Jika dikatakan merkata genderang, itu berarti bahwa didalamnya telah terkandung kata-kata dalam bentuk bunyi yang
ditujukan untuk mengkomunikasikan sesuatu hal yang lain, sesuai dengan judul reportoar yang akan dimainkan.
4.2.2.3 Fungsi hiburan.
Berdasarkan legenda yang merupakan asal-usul sarune Pakpak, pada awalnya, alat musik ini digunakan sebagai alat untuk menghibur orang lain, dalam
hal ini adalah menghibur istri dari pembuat sarune yang sedang bersedih.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya sarune telah digunakan sebagai alat untuk mengusir rasa jenuh, bosan, dan sunyi saat berada di ladang atau sedang memanen padi di sawah
melalui ende-ende muro nyanyian menjaga padi dan tanaman di sawah atau di ladang. Fungsi sarune sebagai hiburan juga terlihat pada saat genderang
dimainkan untuk mengiringi tarian dembas tarian suka cita dan pergaulan dimalam bulan purnama.
Sebagai akibat yang ditimbulkan sarune sebagai pengungkapan emosional, maka timbul rasa puas, dimana pemainnya dapat mengungkapkan kesedihan hati
dan pendeitaan yang selama ini telah mengganggu hati dan pikirannya. Kini telah tersalurkan yang walaupun kondisi seperti ini berlangsung hanya dalam waktu
yang relatif singkat.
4.2.2.4 Fungsi kesinambungan kebudayaan.