Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Strategi Perubahan Perilaku

lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak hal-hal yang berhubungan dengan garam beriodium. 4. Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru. Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah akan mengadopsi perilaku baru tentang penggunaan garam beriodium atau menolak. Namun bukan berarti setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terhadap perubahan dalam pengadopsian. Dalam tahap ini seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang penggunaan garam beriodium tersebut. 5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Setelah sesuai keputusan, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah perilaku penggunaan garam tersebut di adopsi atau tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang telah dibuatnya, tidak menutup kemungkinan seseorang mengubah keputusan yang tadinya menolak penggunaan garam beriodium jadi menerima setelah melakukan evaluasi. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku adopsi melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

2.1.2 Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Menurut WHO, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 yakni: 1. Perubahan alamiah Natural Change Perilaku manusia selalu berubah dimana sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan terhadap Universitas Sumatera Utara penggunaan garam beriodium, maka anggota-anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan. 2. Perubahan terencana Planned change Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncakan sendiri oleh subjek, setelah menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. 3. Kesediaan untuk berubah Readdiness to change Apabila terjadi suatu inovasi atau perubahan perilaku di masyarakat tentang penggunaan garam beriodium, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian besar lagi sangat lambat untuk menerima inovasi. Hal ini disebabkan karena pada setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.

2.1.3 Strategi Perubahan Perilaku

Di dalam program-program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, sangat diperlukan usaha-usaha konkrit dan positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut dikelompokkan menjadi 3, yakni: 1. Menggunakan kekuatankekuasaan Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturanperundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan perilaku tersebut belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri. 2. Pemberian informasi Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara penggunaan garam beriodium, cara penyimpanan garam beriodium dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Diskusi dan partisipasi Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua tersebut diatas dimana didalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga harus ikut berpatisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya. Dengan demikian maka pengetahuan-pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku mereka diperoleh secara mantap dan lebih mendalam. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dari cara yang kedua dan jauh lebih baik dari cara yang pertama. Diskusi partipasi adalah salah satu cara yang baik dalam rangka memberikan informasi-informasi dan pesan-pesan kesehatan.

2.1.4 Jenis Perilaku