-. Garam untuk konsumsi manusia -. Garam untuk pengasinan dan aneka pangan
-. Garam untuk industri Deperindag, 2000. Garam adalah kumpulan senyawa kimia dengan komponen utamanya Natrium
Klorida NaCL sama saja dengan garam dapur. Proses pembuatan garam di Indonesia pada umumnya dengan cara menguapkan air laut dengan menggunakan sinar matahari atau dengan
sumber panas lainnya. Tetapi ada juga yang diperoleh melalui penambangan dari tanah di bekas daerah lautan.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari kegunaan garam selain memberikan rasa asin pada makanan, juga dipakai sebagai pengawet, misalnya untuk pengawet ikan dan bahan
pangan lainnya. Garam juga salah satu komponen dalam pembuatan garam oralit. Garam juga merupakan pembuatan larutan infus 0,9 NaCL yang digunakan sebagai pengganti cairan
tubuh yang hilang akibat dehidrasi. Garam yang telah diiodisasi juga berguna dalam menanggulangi penyakit gondok Depkes RI, 2005.
2.3 Garam Beriodium
2.3.1 Pengertian Garam Beriodium
Garam beriodium adalah garam yang sudah ditambahkan iodium yang diproduksi melalui proses iodisasi dan memenuhi standar Nasional Indonesia serta dibutuhkan oleh
tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. Sedangkan iodium adalah salah satu mineral penting bagi kehidupan manusia yang
diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi otak. Garam beriodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI antara
lain mengandung iodium 30-80 ppm, serta dikemas dan diberi label Depkes RI, 2005. Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gr atau 1 sendok teh
setiap hari. Cara mengkonsumsi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dengan penambahan garam beriodium dalam pemasakan. Jenis kemasan dan lama penyimpanan akan
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap iodium garam. Selama penyimpanan kadar iodium menurun seiring dengan lamanya garam disimpan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kehilangan iodium
terbanyak pada garam yang dikemas dengan plastik berwarna bening dan sedikit pada kemasan plastik berwarna gelap.
Pengaruh kemasan terhadap penurunan KIO3 membuktikan bahwa sayuran yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan garam pada saat sayuran matang dan wadah
ditutup setelah diberi garam, maka kehilangan iodium akan lebih sedikit Irawati, 1993.
2.3.2 Penyimpanan Garam Beriodium
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap bahan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Penyimpanan
bertujuan agar bahan yang tersedia terjamin mutu dan kemasannya. Garam beriodium sebaiknya disimpan di tempat kering dan terhindar dari panas dan sinar matahari Depkes RI,
2005. Menurut Palupi 2008, garam beriodium perlu disimpan: 1 Di bejana atau wadah
tertutup; 2 Tidak kena cahaya; 3 Tidak dekat dengan api, hal ini untuk menghindari penurunan kadar iodium.
Berkurangnya kandungan iodium pada garam dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tempat penyimpanan, cara penyimpanan dan lokasi penyimpanan garam. Garam
beriodium akan lebih baik bila disimpan didalam wadah yang terbuat dari kacakeramikplastik, disimpan secara tertutup dengan lokasi penyimpanannya jauh dari
sumber panasapi. Hal ini dimaksudkan agar kandungan iodiumnya tidak berkurang. Hasil survei konsumsi garam iodium tahun 2003 menunjukkan bahwa sebagian besar 76,22
rumah tangga yang mengkonsumsi garam, menyimpan garamnya secara tertutup. Penyimpanan garam beriodium secara tertutup dimaksudkan agar kandungan iodium yang
ada dalam garam tidak berkurang dan menguap. Garam yang disimpan secara tertutup
Universitas Sumatera Utara
mempunyai persentase yang tinggi kandungan iodiumnya cukup. Sedangkan garam yang disimpan secara terbuka cenderung kadar iodiumnya kurang bahkan tidak ada BPS, 2003.
2.3.3 Bentuk-bentuk Garam