23
3.7.5 Uji ketahanan wangi produk pengharum ruangan
Uji ketahanan wangi produk pengharum ruangan dilakukan untuk mengetahui kekuatan wangi gel pengharum ruangan selama penyimpanan yang
dinilai oleh panelis dengan cara mencium wangi dari sediaan gel yang telah disimpan atau digunakan pada setiap tempat diantaranya yaitu di ruangan biasa,
ruangan AC dan ruangan berkipas, dimana kipas dan AC dinyalakan selama 8 jam sehari. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan kekuatan wangi gel uji
dengan gel standar dengan skala 5 – 1, dimana 5 = sama wangi, 4 = agak kurang wangi, 3 = kurang wangi, 2 = sangat kurang wangi, dan 1 = tidak wangi. Saat
pengujian, gel diposisikan 45
o
dari hidung dengan jarak 20cm dan wangi dicium dengan mengibas-ngibaskan tangan ke arah hidung. Uji ketahanan wangi
dilakukan dengan metode uji perbandingan jamak karena dua atau lebih sampel uji disajikan secara bersamaan untuk dibandingkan dengan sampel standarbaku.
Sampel standar dibuat kembali pada hari yang sama sebelum dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan pada H7, H14, H21 dan H28 dengan panelis yang sama
Badan Standarisasi Nasional, 2006. Data yang diperoleh dari lembar penilaian kuisioner, ditabulasi dan
ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis Badan Standarisasi Nasional, 2006.
3.8 Analisis Data
Menurut Badan Standarisasi Nasional 2006, data yang diperoleh dari lembar penilaian ditabulasi dan ditentukan nilai mutunya dengan mencari hasil
rerata pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95.
Universitas Sumatera Utara
24 Untuk menghitung interval nilai mutu rerata dari setiap panelis digunakan
rumus sebagai berikut : •
n Xi
X
n i
∑
= =
•
n X
Xi S
n i
∑
− =
2 2
•
2
S S
=
• 95
. 96
, 1
. 96
, 1
≅ +
≤ ≤
− n
S X
n S
X P
µ Keterangan :
n : Banyak panelis
S
2
: Keseragaman nilai kesukaan 1,96
: Koefisien standar deviasi pada taraf 95
X
: Nilai kesukaan rata-rata Xi
: Nilai dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3,…,n S
: Simpangan baku nilai kesukaan P
: Tingkat kepercayaan µ
: Rentang nilai
Universitas Sumatera Utara
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Organoleptik 4.1.1 Pemilihan gel terbaik
Penelitian tahap pertama dilakukan dengan mencoba beberapa formulasi untuk menghasilkan sediaan gel terbaik yang nantinya digunakan pada penelitian
utama. Menurut Hargeaves 2003, penggunaan karagenan pada gel pengharum ruangan biasanya sebesar 3. Pada penelitian ini dibuat formula gel dengan
perbandingan karagenan:natrium alginat dengan konsentrasi 3. Perbandingan karagenan:natrium alginat sebesar 70:30, 60:40, 50:50, 40:60, 30:70.
Penelitian tahap pertama ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi tekstur gel terbaik dan persentase susut bobot terkecil pada saat pembuatan sediaan gel
dan selama penyimpanan.Hasil pemilihan gel terbaik dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pemilihan Gel Terbaik Orientasi Formula
Sifat gel
F1 Gel yang terbentuk kenyal elastis dan tidak mudah patah
F2 Gel yang terbentuk kenyal dan sedikit mudah patah
F3 Gel yang terbentuk rapuh dan mudah patah
F4 Gel yang terbentuk rapuh dan sangat mudah patah
F5 Gel yang terbentuk sangat rapuh lembek dan sangat mudah patah
Keterangan: F1 : Formula karagenan dan natrium alginat dengan perbandingan 70:30
F2 : Formula karagenan dan natrium alginat dengan perbandingan 60:40 F3 : Formula karagenan dan natrium alginat dengan perbandingan 50:50
F4 : Formula karagenan dan natrium alginat dengan perbandingan 40:60 F5 : Formula karagenan dan natrium alginat dengan perbandingan 30:70
Dari tabel hasil pemilihan gel terbaik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa formulasi gel terbaik yaitu pada gel F1 pada perbandingan karagenan dan
Universitas Sumatera Utara