masyarakat dengan menggunakan bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama.
3. Pelayanan jasa bank
Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan akivitasnya. Berbagai jenis
produk pelayanan jasa yang diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang transfer, pemindahbukuan, penagihan surat berharga,
kliring, letter of credit, inkaso, garansi bank, dan pelayanan jasa bank lainnya.
Gambar 1.1 Fungsi Utama Bank Syariah
2.4.3. Perbedaan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah
Perbankan konvensional dan perbankan syariah memiliki beberapa perbedaan antara lain dalam bunga, pembagian keuntungan maupun resiko
kerugian, keuntungan berfluktuasi, mengandung unsur jual beli perdagangan, memberikan keuntungan sosio-ekonomis, dan seluruh transaksi halal. Prinsip
paling fundamental dalam bank syariah adalah bebas dai bunga, oleh karena itu bank syariah menggantikan dengan prinsip bagi hasil.
Bank Syariah
Pelayanan Jasa Penyalur Dana
Penghimpun Dana
Universitas Sumatera Utara
Perbankan syariah yang menerapkan pola pembiayaan usaha dengan prinsip bagi hasil sebagai salah satu pokok dalam kegiatan perbankan syariah
akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing pihak, baik bank maupun debiturnya sehingga dalam menjalankan kegiatannya semua
pihak pada hakekatnya akan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan akan memperkecil kemungkinan terjadinya kegagalan usaha.
Sumber pendapatan bank syariah adalah bagi hasil yang diterimanya dari nasabah peminjam. Pendapatan bagi hasil yang diterima ini didasarkan
pada persentase dari keuntungan rill yang diperoleh dari pengusaha. Sedangkan dikonvensional menetapkan pendapatan bank berdasarkan
persentase bunga tetap dari dana yang dipinjamkan. Karena itu pendapatan yang diterima bank syariah berfluktuasi sesuai fluktuasi pendapatan rill
pengusaha. Karakteristik bank syariah yang sangat unik karena berlandaskan syariat
Islam yang mengharamkan riba dalam setiap transaksi keuangan yang berupa penyimpanan dan penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga, perbankan
syariah juga berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan yang melakukan transaksi yang sama seperti bank konvensional. Keunikan karakteristik ini
juga mengindikasikan berbagai hal termasuk minat para pengusaha atau masyarakat yang berbeda terhadap bank syariah. Hal ini sebagai pemicu
perbedaan karakteristik antara bank syariah dan bank konvensional. Dalam pandangan ekonomi syariah, uang bukan sebagai komoditas
melainkan dipergunakan dalam bentuk investasi yang produktif untuk
Universitas Sumatera Utara
kemakmuran masyarakat. Dengan demikian konsep penggunaan uang dalam konsep syariah adalah untuk tujuan produktifitas bukan sebagai komoditas
apalagi untuk spekulasi sehingga apabila konsep penggunaan uang melalui lembaga keuangan dan perbankan menurut syariah dilaksanakan secara
sungguh-sungguh, maka akan menciptakan suatu sistem perekonomianyang sangat berdaya terhadap inflasi Agustiano, 2001.
Ciri bank syariah dapat dilihat pada produk-produknya yang tidak hanya berorientasi pada bisnis komersial saja tetapi juga mempunyai fungsi sosial.
Misalnya jenis pembiayaan yang dinamakan qardhul hasan yaitu pembiayaan yang disalurkan tanpa imbalan apapun, baik bagi hasil maupun bunga.
Pinjaman tersebut hanya dikembalikan dalam jumlah yang sama pada waktu dipinjamkan. Pinjaman ini diberikan sebagai modal usaha untuk anggota
masyarakat yang fakir miskin. Perbedaan antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah
adalah perbankan konvensional tidak berdasarkan prinsip syariah Islam sedangkan perbankan syariah berdasarkan prinsip syariah Islam.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional
No Hal
Perbankan Syariah Perbankan
Konvensional
1 Falsafah
Tidak berdasarkan bunga, spekulasi, dan ketidakjelasan.
Berdasarkan bunga. 2
Operasional -
Dana masyarakat berupa titipan dan investasi
yang baru akan mendapatkan hasil jika
‘diusahakan’ terlebih dahulu.
- Penyaluran pada usaha
yang halal dan menguntungkan.
- Perjanjian dibuat dalam
bentuk akad sesuai dengan syariah Islam
dan hukum positif.
- Orientasi pembiayaan,
tidak hanya untuk keuntungan akan tetapi
juga falah oriented, yaitu berorientasi pada
kesejahteraan masyarakat.
- Dana masyarakat
berupa simpanan yang harus dibayar
bunganya pada saat jatuh tempo.
- Penyaluran pada
sektor yang menguntungkan
aspek halal tidak menjadi
pertimbangan utama.
- Perjanjian
menggunakan hukum positif.
- Orientasi
pembiayaan, untuk memperoleh
keuntungan atas dana yang
dipinjamkan.
3 Aspek
sosial -
Dinyatakan secara explisit dan tegas ang
tertuang dalam misi dan visi.
- Hubungan antara
bank dan nasabah adalah mitra
- Tidak diketahui
secara tegas. -
Hubungan antara bank dan
nasabah adalah krreditor dan
debitur.
4 Organisasi
Harus memiliki Dewan Pengawas Syariah.
Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah.
Sumber: Diolah dari Sudarsono 2004
Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan non Islami dan Islam adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang
diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan danatau yang diberikan oleh
Universitas Sumatera Utara
lembaga keuangan kepada nasabah. Sehingga terdapat istilah bunga dan bagi hasil.
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil
No Hal
Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil
1 Penentuan besarnya
hasil Sebelumnya
Sesudah berusaha, sesudah ada untungnya
2 Yang ditentukan
sebelumnya Bunga, besarnya nilai
rupiah. Menyepakati proporsi
pembagian untung untuk masing-masing
pihak. Misalnya 50:50, 40:60, 35:65, dst.
3 Jika terjadi kerugian
Ditanggung nasabah saja.
Ditanggung kedua pihak. Nasabah dan
lembaga. 4
Dihitung dari mana? Dari dana yang
dipinjamkan. Tetap fixed.
Dari untung yang bakal diperoleh, belum tentu
besarnya. 5
Titik perhatian proyekusaha
Besarnya bungan yang harus
dibayar nasabahpasti diterima
bank. Keberhasilan
proyekusaha jadi perhatian bersama :
nasabah dan lembaga. 6
Berapa besarnya? Pasti: kali jumlah
pinjaman yang telah pasti diketahui.
Proporsi kali jumlah untung yang
belum diketahui = belum diketahui.
7 Status hukum
Berlawanan dengan QS.Luqman:34
Melaksanakan QS. Luqman :34
Sumber: Muhammad, 2004
Universitas Sumatera Utara
2.5. Penelitian Terdahulu