c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.
2.2. Pengusaha Entrepreneur
Pengusaha atau wirausahawan entrepreneur adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar Instruksi Presiden RI No.4 Tahun 1995. Pendapat Hisrich et al.
2005 pengertian pengusaha entrepreneur dapat didefinisikan melalui tiga pendekatan, diantaranya:
a. Pendekatan ekonom, entrepreneur adalah orang yang membawa sumber-
sumber daya, tenaga, material, dan aset-aset lain ke dalam kombinasi yang membuat nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, dan juga
seseorang yang memperkenalkan perubahan, inovasipembaruan, dan suatu ordertatanan atau tatanan dunia baru.
b. Pendekatan psikolog, entrepreneur adalah betul-betul seorang yang
digerakkan secara khas oleh kekuatan tertentu untuk menghasilkan atau mencapai sesuatu, pada percobaan, pada penyempurnaan atau mungkin
pada wewenang mencari jalan keluar yang lain, dan c.
Pendekatan seorang pebisnis, entrepreneur adalah seorang pebisnis yang muncul sebagai ancaman, pesaing yang agresif, sebaliknya pada pebisnis
Universitas Sumatera Utara
lain sesama entrepreneur mungkin sebagai sekutumitra, sebuah sumber penawaran, seorang pelanggan, atau seseorang yang menciptakan
kekayaan bagi orang lain dan menemukan jalan yang lebih baik untuk memanfaatkan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan, dan
menghasilkan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain yang dengan senang hati untuk menjalankannya.
Penulis dapat menyimpulkan wirausahawan adalah orang yang membentuk, mengorganisasikan dan mengarahkan suatu usaha dalam bidang
tertentu baik usaha baru atau usaha yang telah ada atas dasar kemauannya sendiri, seorang wirausaha harus berani mengambil resiko terkait dengan proses
pemulaian usaha.
2.3.Usaha Kecil Menengah UKM
Kriteria usaha mikro, kecil, menengah perlu diketahui oleh para pelaku UKM agar dapat mnyesuaikan usahanya sesuai dengan kriteria sesuai dengan
Undang-Undang atau Keputusan Menteri Keuangan. Berikut ini kriteria UMKM meurut UU No.6 Tahun 2008:
a. Usaha Mikro
Merupakan Usaha Produktif milik keluarga atau perorangan warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,-
lima puluh juta rupiah, dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memilki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,-
tiga ratus juta rupiah. Ciri-ciri usaha mikro, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Jenis barangkomoditi usahanya tidak tetap, sewaktu-waktu berubah dapat
berganti. 2.
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat.
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan
tidak memisahkan keuangan keluarga dengan kegiatan usaha. 4.
SDM belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai. 5.
Tingkat pendidikan rata-rata sangat rendah. 6.
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya. Contoh usaha mikro, antara lain :
1. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan peternak, nelayan dan
pembudidaya. 2.
Industri makanan dan minuman. Industri meubel pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat.
3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar.
4. Usaha jasa, seperti perbengkelan, salon kecantikan, objek dan penjahit.
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi
mediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
1. Perputaran usaha yang cukup tinggi, kemampuan menyerap dana yang
mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang.
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak sensitive terhadap suku bunga.
3. Tetap berkembang walaupun dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.
4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima
bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. b.
Usaha Kecil Merupakan usaha produktif milik warga negara Indonesia yang berbentuk
badan usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, dan atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi, bukan merupakan
anak atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. Usaha kecil
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah sampai paling banyak Rp. 2.500.000.000,- dua milyar lima ratus juta.
Ciri-ciri usaha kecil: 1.
Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah.
2. Lokasitempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.
4. Sudah memiliki perizinan usaha dan persyaratan legalitas lainnya.
5. Sumber Daya Manusia SDM memiliki pengalaman dalam berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal.
7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business palnning. Contoh usaha kecil:
1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja.
2. Pedagang di pasar grosir agen dan pedagang pengumpul lainnya.
3. Pengerajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan
rotan, industri alat-alat rumah tangga industri pakaian jadi, dll. Koperasi berskala kecil.
c. Usaha Menengah
Merupakan usaha produktif milik warga negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum, atau badan
usaha berbadan hukum termasuk koperasi, bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung atau
tidak langsung dengan usaha besar.
2.4. Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah