misal: suatu institusi pendidikan, memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang
sedang berjalan saat itu.
2.3. Program Bina Keluarga Balita BKB
2.3.1. Dasar Pembentukan Program Bina Keluarga Balita BKB
Program Bina Keluarga Balita BKB dicanangkan Bapak Soeharto pada hari ibu tahun 1981. Program BKB ini tidak bias dipisahkan dengan program-program
lintas atau antar departemen yakni melengkapi program-program pengembangan Sumber Daya Manusia SDM khususnya yang diarahkan pada perbaikan kesehatan
gizi ibu dan anak BKKBN, 1992. Pelaksanaan program BKB dimulai pada tahun anggaran 19851986. Hal ini
berdasarkan pengarahan Ibu Negara pada tanggal 21 Juli 1984 melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Negara UPW dan Kepala BKKBN No 11 KEPMEN
UPWIX84 dan No 170HK010E384 tentang kerjasama pelaksanaan pengembangan proyek BKB dalam keterpaduan dengan program Keluarga Berencana
KB dalam rangka mempercepat proses pelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS. Keputusan Bersama ini menggariskan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN sebagai penanggung operasional BKB BKKBN, 2007.
Pada awalnya proyek rintisan Bina Keluarga Balita BKB ini dilaksanakan di 3 desa lokasi perbaikan kampung yaitu Cirebon, Semarang dan Makasar. Dalam
Universitas Sumatera Utara
rintisan awal tersebut diujicobakan hal-hal yang berkaitan dengan aspek manajemen program. Selanjutnya program ini terus dikembangkan dengan melalui berbagai tahap
uji coba dan didukung oleh pemikiran ilmiah dari pakar di bidang tumbuh kembang anak Forum PADU, 2004.
2.3.2. Tujuan dan Sasaran Program Bina Keluarga Balita BKB
Bina Keluarga Balita BKB dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : 1.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya : 1 Proses tumbuh kembang balita dalam aspek fisik, mental
dan sosial; 2 Pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di Pos pelayanan terpadu Posyandu
2. Meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam
mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulus mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif APE dan memanfaatkan
pelayanan yang tersedia Soetjiningsih, 1995. Sasaran utama program BKB adalah semua ibu-ibu yang mempunyai balita
terutama ibu-ibu dari golongan masyarakat berpenghasilan rendah, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Program ini diprioritaskan bagi keluarga yang
berpenghasilan rendah mengingat masih kurangnya pengetahuan, keterampilan dan akses sarana pendidikan bagi anak di bawah usia lima tahun Forum PADU, 2004.
2.3.3. Ciri Khusus Program Bina Keluarga Balita BKB