Pengaruh Peran Pemimpin terhadap Adopsi Inovasi Program Bina Keluarga Balita BKB

kepercayaan tersebut merupakan acuan bagi seseorang untuk menentukan sikap terhadap objek. Menurut Notoadmodjo 2007, masyarakat mulai menghubungi sarana kesehatan sesuai dengan pengalaman atau informasi yang diperoleh dari orang lain tentang tersedianya jenis-jenis pelayanan kesehatan. Pilihan terhadap pelayanan kesehatan tersebut dengan sendirinya didasari atas kepercayaan atau keyakinan akan kemajuan sarana tersebut. Demikian juga dengan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa 88,3 responden percaya bahwa kegiatan program BKB tidak melanggar aturankepercayaan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan seseorang terhadap program BKB, maka semakin tinggi kemungkinan seseorang ikut serta dalam program tersebut. Namun, pada kenyataannya masyarakat Kelurahan Kwala Bingai belum mengadopsi program BKB dengan baik. Program BKB belum diadopsi masyarakat dipengaruhi faktor kepercayaan dan kebiasaan masyarakat bahwa dalam membesarkan dan mendidik anak-anak mereka dapat bertanya kepada orang tua mereka sendiri sebagai sumber informasi dan mereka menganggap orang tua adalah orang yang paling berpengalaman dalam membesarkan dan mendidik anak yang tercermin pada diri mereka sendiri.

5.2.3. Pengaruh Peran Pemimpin terhadap Adopsi Inovasi Program Bina Keluarga Balita BKB

Berdasarkan peran pemimpin, secara statistik dari hasil uji chi-square terlihat ada hubungan antara peran pemimpin dengan adopsi inovasi program BKB, karena Universitas Sumatera Utara nilai p=0,000, sehingga dapat dikatakan bahwa peran pemimpin berhubungan dengan adopsi inovasi program BKB. Maksudnya adalah bahwa dalam hal adopsi inovasi program BKB peran pemimpin sangat berperan dalam menentukan pilihan menerima atau menolak inovasi program Bina Keluarga Balita BKB. Keluarga sering dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menerima suatu inovasi. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa penerimaan inovasi akan berpengaruh terhadap keseluruhan sistem keluarga. Setelah dilakukan analisis multivariat uji regresi logistik menunjukkan tidak ada pengaruh peran pemimpin terhadap adopsi inovasi program Bina Keluarga Balita. Menurut Rogers 1983, peran pemimpin opinion leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia mereka berperan sebagai model dimana perilakunya baik mendukung atau menentang diikuti oleh para pengikutnya. Jadi, jelas disini bahwa orang berpengaruh memainkan peran dalam proses keputusan inovasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peran pemimpin yang baik terhadap program BKB akan menghasilkan dukungan yang baik terhadap ikut serta dalam program. Peran pemimpin dalam penelitian ini berupa peran dari suami untuk memberikan nasehat, peran serta dan bertukar informasi tentang program BKB. Sehingga dengan adanya peran suami, istri dapat dengan mudah mengadopsi program Universitas Sumatera Utara BKB. Peran suami sangat dibutuhkan mengingat budaya yang ada di masyarakat sangat menghormati suami sebagai kepala keluarga.

5.2.4. Pengaruh Agen Perubahan terhadap Adopsi Inovasi Program Bina Keluarga Balita BKB