Menurut Hidayat 2009:12, menyatakan bahwa, “Tujuan dari pelayanan perpustakaan adalah melayani pengguna untuk memperoleh bahan pustaka yang
mereka perlukan, agar pengguna mengetahui apa yang ada diperpustakan maupun kegiatan-kegiatan perpustakaan yang lain, misalnya kegiatan promosi
perpustakaan”.
Pelayanan perpustakaan ini bertujuan mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang mereka minati. Perkembangan dari pelayanan perpustakaan
banyak dipengaruhi oleh kemampuan perpustakaan tersebut dalam memberikan pelayanan dan kelengkapan koleksi yang dimiliki,semakin lengkap koleksi yang
dimiliki semakin besar pula kemungkinan untuk dapat meningkatkan penggunaan koleksi.
2.5 Pengguna Perpustakaan Umum
Pengguna yang menjadi objek layanan adalah masyarakat pengguna perpustakaan. Adapun kelompok pengguna tersebut, adalah yang sesuai dengan
tugas dan fungsi perpustakaan yang bersangkutan, kecuali perpustakaan umum yang memang harus melayani pengguna dari semua lapisan masyarakat. Pengguna
perpustakaan umum sangat beragam, hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yang melayani masyarakat mulai dari tingkat persiapan
sekolah hingga perguruan tinggi, peneliti dan umum. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum 1992:92
bahwa “mengingat fungsinya sebagai perpustakaan umum, maka penggunanya terdiri dari berjenis-jenis lapisan masyarakat yang memiliki kebutuhan dan minat
yang berbeda terhadap bahan pustaka yang diinginkan”.
Dengan keberagaman pengguna pada perpustakaan umum, maka dibutuhkan perbandingan yang proporsional antara jumlah koleksi dan ruangan dengan
jumlah pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi.
2.6 Layanan Perpustakaan Umum
Layanan perpustakaan merupakan tugas yang amat penting dan muara dari semua kegiatan di perpustakaan. Pelayanan perpustakaan berarti kesibukan yang
tiada akhir kecuali pelayanan perpustakaan dinyatakan ditutup. Bahkan ketika perpustakaan ditutup, tugas pustakawan di bagian pelayanan tidak serta merta
Universitas Sumatera Utara
terbebas dari pekerjaan. Pustakawan di bagian pelayanan masih harus melakukan statistik perpustakaan, merapikan berkas peminjaman dan kartu buku terutama
bagi perpustakaan yang belum menerapkan otomasi perpustakaan, melakukan pengrakan selving dan lain-lain. Walaupun bagian pelayanan ini merupakan
bagian yang secara langsung berhadapan dengan pemakai dan mungkin dianggap bagian yang paling penting, namun setiap perpustakaan harus menyadari bahwa
kelancaran layanan perpustakaan juga tergantung kepada unit-unit lain di perpustakaan. Pelayanan perpustakaan bukan satu-satunya kegiatan perpustakaan,
namun merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut Sutarno 2006:90, “Pelayanan perpustakaan merupakan kegitan
yang memberikan layanan yang baik sebagaimana dikehendaki oleh pemakai dalam pemberian informasi”.
Sedangkan menurut Darmono 2001 : 134, “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai
yang akan datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkan”. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa layanan perpustakaan
adalah segala bentuk aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya kepada anggota perpustakaannya.
Layanan perpustakaan juga merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan pada terciptanya
suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan dengan semaksimal dan seefisien mungkin.
2.7 Sistem Layanan Perpustakaan
Pada dasarnya perpustakaan memiliki sistem pelayanan agar pengguna perpustakaan dapat memamfaatkan koleksi dengan baik. Sistem layanan yang
lazim digunakan ada dua jenis yaitu sistem layanan terbuka open access dan sistem layanan tertutup close access.
Menurut Yusuf 1995 : 135, “Sistem layanan perpustakaan dikenal dengan istilah sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Lasa 1994 : 6, untuk menetukan sistem pelayanan yang paling tepat digunakan maka perpustakaan harus memperhatikan :
1. Jumlah dan kualitas tenaga yaitu tenaga yang terampil dan terdidik telah
tersedia demi kelancaran tugas-tugas kepustakawanan. 2.
Faktor ruangan yaitu luas sempitnya ruangan yang dimiliki perpustakaan tersebut.
3. Jumlah koleksi yaitu besra kecilnya koleksi yang dimiliki perpustakaan
tersebut apakah sebanding dengan jumlah pengguna, jumlah rata-rata peminjaman tiap hari, jangka waktu pinjam yang diperboleh.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa penentuan sistem yang akan digunakan didasarkan pada keadaan yang ada pada perpustakaan yang
bersangkutan adalah penting, sebab menyangkut kesiapan dari perpustakaan itu
sendiri untuk menerapkan sistem yang akan dijalankan.
2.7.1 Sistem Pelayanan Terbuka Open Access
Dalam sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberi kebebasan kepada para pemakai untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang
diinginkannya dari rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta dikembalikan.
Menurut buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum 1992 : 79, “Sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada
pengunjung untuk memilih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada di rak buku.”
Menurut Darmono 2001 : 139 pengertian sistem layanan terbuka adalah “sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat
memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendakinya dari jajaran koleksi perpustakaan”.
Pendapat-pendapat diatas menyatakan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih
langsung bahan pustaka apa yang mereka butuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pelayanan terbuka ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan seperti:
a. Kelebihannya
Adapun kelebihan dari pelayanan terbuka adalah :
Pengguna bebas memilih bukunya sendiri, artinya pemakai dapat melakukan browsing atau pemilihan koleksi secara bebas di rak. Jika
pemakai tersebut ingin mencari buku mengenai suatu topik tertentu misalnya saja bertanam dengan cara hidroponik maka dia dapat memilih-
milih sendiri buku yang cocok dengan keinginannya di rak.
Kebebasan ini menimbulkan rangsangan untuk membaca. Ketika dia
memilih-milih buku yang diinginkannya, mungkin dia menemukan buku lain yang menarik perhatiannya, dan karena tertarik dia akan melihat-lihat
dan mungkin saja dia akan membacanya.
Kalau buku yang dikehendaki tidak ada, dapat memilih buku yang lain.
Mungkin pada saat masuk perpustakaan seorang pemakai berniat untuk mencari buku dengan judul dan pengarang tertentu misalnya saja
Manajemen Perpustakaan karangan Sutarno NS. Pemakai tersebut dapat mencari judul buku yang dimaksudkannya tersebut langsung ke rak buku
jika dia tahu lokasi buku tersebut, atau mencari dulu di katalog. Pada saat mencari buku di rak, ternyata buku Manajemen Perpustakaan karangan
Sutarno NS tidak ada, namun pemakai tersebut menemukan buku lain dengan judul kurang lebih sama misalnya Manajemen Perpustakaan yang
dikarang oleh Lasa HS, dan isi buku tersebut cocok dengan kebutuhannya. Maka pemakai tersebut dapat menggunakan buku tersebut sebagai
pengganti buku yang dicarinya karena topik dan isi buku tersebut sama dengan buku yang dicarinya.
Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap
terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan Ramdan, 2009.
b. Kekurangannya