Pengertian Metode Analisa Strategi Persaingan Kartu Prabayar IM3 Dengan Pendekatan Metode Quality Function Deployment Dan Game Theory (Studi Kasus : PT Indosat Tbk Regional Medan)

ribu dan paket SMS untuk pelayanan 100 SMS. Distribusi kartu IM3 selalu ditingkatkan, diperluas dan menjangkau ke berbagai wilyah hingga kepedesaan. Untuk menunjang kelancaran distribusi kartu IM3, PT Indosat menambahkan tower atau antena untuk memberikan kemudahan sinyal sehingga distribusi kartu IM3 lebih lancar. Untuk mendapatkan perhatian dan tanggapan dari calon konsumen kartu parabayar IM3 melakukan promosi di berbagai media, memilih bintang film, artis penyanyi sebagai bintang iklannya. Strategi ini digunakan oleh operator kartu prabayar IM3 untuk meningkatkan image brand yang baik pada pandangan konsumen.

2.2 Pengertian Metode

Quality Function Deployment Metode Quality Function Deployment QFD pertama kali dikembangkan di Jepang pada tahun 1972 oleh Mitsubishi untuk digunakan digalangan kapal di Kobe dan pada tahun 1978 Yoji Akao dan Shigeru Mizuno mempublikasikan metode ini. Metode QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut ke dalam kebutuhan teknis yang relevan, dimana masing-masing area fungsional dan level organisasi dapat mengerti dan bertindak Dr. Vincent Gaspersz, 2001. Quality Function Deployment QFD adalah metode perencanaan dan pengembangan secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut Wahyu, 1999 . QFD adalah metode terstruktur yang digunakan dalam perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen Lou Cohen, 1995. Pada dasarnya metode QFD ini digunakan untuk memastikan bahwa sebuah perusahaan atau organisasi memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan pelanggan sebelum setiap perancangan produk dilakukan, namun penerapan QFD ini dapat juga digunakan untuk mengetahui suara konsumen terhadap suatu produk yang sudah ada Universitas Sumatera Utara untuk pengembangan kualitas serta untuk mengetahui posisi produk tersebut di dalam persaingan dengan produk merk lain. QFD digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasikan suara pelanggan atribut pelanggan yang kritis dan menciptakan suatu hubungan mata rantai yang spesifik antara suara pelanggan dan respon teknis perusahaan. Dengan memanfaatkan metode QFD ini suatu tenaga pemasaran dan tim pendesain produk dapat menjawab pertanyaan seperti berikut: atribut apa yang kritis bagi pelanggan, apa yang menjadi respon teknis yang penting dalam mendukung atribut pelanggan, dan apakah parameter target respon teknis sebelum merancang atau mengembangkan kualitas produk. Features dan rancangan desain produk yang akan dikembangkan pada suatu periodik bukanlah terletak pada selera, opini dan keinginan individu dalam perusahaan tersebut melainkan ada “suara” calon atau pelanggan yang sangat banyak dan beragam yang harus didengar dan dianalisa dengan baik, ditambah lagi dengan faktor-faktor yang cukup rumit dan kompleks seperti persaingan bisnis yang sangat ketat. Inti dari metode QFD ini adalah suatu matriks besar yang menghubungkan apa keinginan pelanggan dan bagaimana suatu produk akan didesain dan diproduksi agar memenuhi keinginan pelanggan. Tujuan dari QFD sendiri tidak hanya memenuhi sebanyak mungkin harapan- harapan pelanggan, tetapi juga berusaha melampaui harapan-harapan pelanggan sebagai cara untuk berkompetisi dengan saingannya, sehingga konsumen tidak menolak dan tidak complaint , tetapi malah mengiginkan produk itu. Titik awal starting point QFD adalah pelanggan serta keinginan dan kebutuhan dari pelanggan. Dalam QFD hal ini disebut “suara konsumen” voice of customer pekerjaan dari tim QFD adalah mendengar suara dari pelanggan. Proses QFD dimulai dengan suara pelanggan dan kemudian berlanjut melalui aktivitas utama yaitu Dr. Vincent Gaspersz, 2001 : 1. Perencanaan produk product planning yaitu menerjemahkan kebutuhan- kebutuhan pelanggan kedalam kebutuhan teknik technical requirements . 2. Desain produk produk design yaitu menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan teknik ke dalam karakteristik komponen. 3. Perencanaan proses process planning yaitu mengidentifikasikan langkah- langkah proses dan parameter-parameter serta menerjemahkan ke dalam karakteristik proses. Universitas Sumatera Utara 4. Perencanaan pengendalian proses process planning control yaitu menetapkan atau menentukan metode-metode pengendalian untuk mengendalikan karakteristik proses. Proses QFD dibuat dalam sebuah matriks rumah mutu yang disebut dengan nama Matriks House of Quality . Matriks ini menjelaskan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Bentuk matriks house of quality itu dapat dilihat pada gambar : C. Technical Response HOW A. Customer Need WHAT D. Relationship B. Planning Matrix F. Tehcnical Matrix Gambar 2.1 Matriks Rumah Mutu House of Quality Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut Lou Cohen, 1995 : a. Customer need Berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan penelitian secara kualitatif. Cara mengetahui suara pelanggan dapat dilakukan dengan wawancara langsung dengan pelanggan untuk mengetahui keinginan, harapan, keluhan, maupun saran pelanggan, dan dapat juga dilakukan dengan pembagian kuisioner. b. Planning matrix , merupakan matriks perencanaan produk yang berisikan data kuantitatif kebutuhan konsumen dan tujuan-tujuan performansi yang hendak dicapai . E. Tehcnical Corelation Universitas Sumatera Utara c. Tehcnical response , merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim pengembangan produkjasa pelayanan dalam merespon kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang voice of developer . d. Relationship , menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat kuat, moderat, dan lemah atau tidak ada hubungannya. e. Tehcnical corelation , menggambarkan hubungan yang terjadi antar respon teknis yang dapat dibedakan menjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubuungannya. f. Tehcnical matrix , berisi informasi berupa prioritas dari aspek teknis produk serta target teknis yang direncanakan berdasarkan competitive benchmark untuk tujuan pengembangan kualitas produk.

2.2.1 Manfaat QFD

Ada tiga manfaat utama yang diperoleh perusahaan bila menggunakan metode QFD yaitu Wahyu, 1999: a. Mengurangi biaya, hal ini dapat terjadi karena perbaikan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan pelanggan. b. Meningkatkan pendapatan, dengan pengurangan biaya untuk hasil yang diterima akan lebih meningkat. Dengan QFD produk atau jasa yang dihasilkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. c. Pengurangan waktu produksi, QFD adalah kunci penting dalam pengurangan biaya produksi. QFD akan membuat tim pengembangan produk atau jasa untuk membuat keputusan awal dalam proses pengembangan. Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan QFD ini juga meliputi: Universitas Sumatera Utara a. Fokus pada pelanggan Customer Focussed artinya mendapatkan input dan umpan balik dari pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal ini penting karena performansi suatu organisasi tidak bisa lepas dari pelanggan. b. Efisiensi waktu Time Efficient , dengan menerapkan QFD maka program pengembangan akan memfokuskan pada harapan dan kebutuhan pelanggan. c. Orientasi kerjasama Cooperation Oriented , QFD menggunakan pendekatan yang beriorientasi pada kelompok. Semua keputusan didasarkan pada konsensus dan keterlibatan semua orang dalam diskusi dan pengambil keputusan. d. Orientasi pada dokumentasi Documentation Oriented , QFD menggunakan data dan dokumentasi yang berisi proses mendapatkan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan dokumentasi ini digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.

2.2.2 Tahap Implementasi Metode

Quality Function Deployment Implementasi QFD secara umum ada 3 fase , dimana seluruh kegiatan yang dilakukan pada masing-masing fase dapat diterapkan layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan.

2.2.2.1 Fase Pengumpulan Suara Konsumen

Pada tahap ini dilakukan survei untuk mendapatkan suara pelanggan yang akan digunakan sebagai atribut dari produk atau jasa. Setiap atribut memiliki beberapa data numerik yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi pelanggan dan tingkat perrformansi kepuasan pelanggan dari merk lain berdasarkan atribut tersebut. Atribut- atribut tersebut sebagai data kualitatif dan informasi numeriknya sebagai data kuantitatif. Prosedur umum dalam mengumpulkan suara konsumen adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Menentukan atribut-atribut yang dipentingkan konsumen sebagai data kualitatif. 2. Mengukur tingkat kepentingan dari setiap atribut data kuantitatif.

2.2.2.2 Fase Penyusunan Rumah mutu

House of Quality Langkah-langkah dalam pembuatan house of quality adalah Lou Cohen, 1995 : Tahap I: Pembentukan matriks kebutuhan pelanggan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi penentuan konsumen mengumpulkan data keinginan dan kebutuhan pelanggan dan menyusun kebutuhan-kebutuhan tersebut. Tahap II : Pembentukan matriks perencanaan Pada tahap ini dilakukan pengukuran kebutuhan konsumen dan menetapkan performansi kepuasan serta menentukan tingkat performansi kepuasan yang ingin dicapai untuk memenuhi masing-masing kebutuhan pelanggan. Beberapa data dalam kolom matriks perencanaan : 1. Importance to customer , tempat untuk menyusun seberapa penting tiap kebutuhan atribut bagi konsumen. Tipe data kepentingan yang digunakan adalah tingkat kepentingan absolut dimana tingkat kepentingan ini biasanya dipilih dari seleksi skala kepentingan dengan skala dari 3 sampai 10, tapi pada umumnya digunakan 5 skala. 2. Customer Satisfaction Performance , merupakan persepsi pelanggan tentang seberapa baik produk yang ada saat ini dalam memenuhi atau memuaskan pelanggan. 3. Competitive Satisfaction performance , merupakan persepsi pelanggan terhadap seberapa baik produk pesaing memuaskan pelanggan. 4. Goal , pada tahap ini akan diputuskan level dari customer satisfaction yang ingin dicapai dalam memenuhi kebutuhan konsumen. 5. Improvement ratio , menunjukkan perbandingan antara goal dengan tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen. Improvement ratio = � Universitas Sumatera Utara 6. Sales Point , berisi informasi tentang kemampuan dalam menjual barang atau jasa, didasarkan pada seberapa baik tiap kebutuhan konsumen dapat dipenuhi. Nilai yang paling umum digunakan adalah : a. Tanpa titik penjualan 1 b. Titik penjualan menengah sedang 1,2 c. Titik penjualan kuat 1,5 7. Raw weight , merupakan pemodelan kepentingan keseluruhan bagi tim dari tiap customer need berdasarkan important to customer, imvropement ratio dan sales point . Semakin besar nilai raw weight suatu atribut maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap proses pengembangan produk. Nilai raw weight = Important to customer x improvement ratio x sales point 8. Normalized Raw Weight , nilai norma raw weight menunjukkan seberapa penting atribut tersebut mempengaruhi proses pengambialn keputusan selama proses perencanaan, semakin besar nilainya akan menunjukkan semakin besar pengaruh yang diberikan. Normalized raw weight = Tahap III : Pembuatan respon teknis Tahap ini merupakan tahap pemunculan karakteristik kualitas pengganti Substitute Quality Characteristics . Pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhan yang bersifat non teknis menjadi data yang bersifat teknik guna memenuhi kebutuhan- kebutuhan konsumen. Tahap IV : Menentukan hubungan respon teknis dengan kebutuhan konsumen Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis dengan kebutuhn konsumen. Hubungan antara keduanya bisa berupa hubungan sangat kuat, sedang, lemah, ataupun tidak ada korelasi antara keduanya. Arti hubungan kuat adalah jika respon teknis perusahaan semakin baik maka tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat pula. Tahap V : Korelasi teknis Korelasi teknis adalah hubungan atau ketergantungan antara respon teknis atau karakteristik kualitas pengganti. Tahap ini utuk menentukan seberapa kuat hubungan antar respon teknis, artinya apakah suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis yang lainnya. Tahap IV : Benchmarking dan penetapan target Universitas Sumatera Utara Pada tahap ini dilakukan analisa perbandingan antar pesaing dengan perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan respon teknis mana yang akan dikonsentrasikan dan bagimana jika dibandingkan dengan produk lain yang sejenis memiliki fungsi sama. Benchmarking dilakukan untuk membandingkan respon teknis yang dimiliki own performance dengan respon teknis pesaing sebagai competitive performance. Own performance = × Competitive performance = × Target adalah gambaran bagaimana performansi respon teknis yang harus dicapai sehubungan dengan kebutuhan konsumen dan performansi pesaing.

2.2.2.3 Fase Analisa dan Interpretasi

Dari semua hasil yang di dapat dari tahap-tahap sebelumnya, dilakukan analisa dan interpretasi dari data-data tersebut untuk dapat membuat langkah-langkah selanjutnya yaitu mendesain dan mengadakan perbaikan terhadap perusahaan agar dapat menghasilkan produk atau jasa yang mampu bersaing di pasaran dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

2.3 Pembobotan Entropy

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227