f. Ditinjau dari Cara Pembayaran Kepada Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan, asuransi kesehatan terbagi atas : a pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan
peserta yang memanfaatkan pelayanan kesehatan reimbursment. Dengan demikian jumlah peserta berbanding lurus dengan jumlah uang yang diterima oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan, b pembayaran berdasarkan kapitasi yaitu berdasarkan jumlah anggota penduduk yang dilayani, berdasarkan konsep wilayah.
g. Ditinjau dari Waktu Pembayaran terhadap PPK
Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK, asuransi kesehatan terbagi atas: a pembayaran setelah pelayanan kesehatan selesai diselenggarakan
retrospective payment, biasanya dihitung berdasarkan service by service atau patient by patient, b pembayaran di muka pre payment yaitu diberikan sebelum
pelayanan diselenggarakan, biasanya perhitungan berdasarkan kapitasi dengan pelayanan komprehensif dengan tujuan penghematan dan mengurangi moral hazard
dari penyelenggara pelayanan kesehatan.
h. Ditinjau dari Jenis Jaminan
Ditinjau dari jenis jaminan, asuransi kesehatan dibagi atas : a jaminan dengan uang, yaitu asuransi yang membayar dengan mengganti biaya pelayanan yang
diberikan, b jaminan yang diberikan tidak berupa uang Managed Care, contohnya : JPKM dan Askes.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Manfaat Asuransi Kesehatan
Ada beberapa manfaat asuransi kesehatan selain mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain : a asuransi merubah peristiwa
tidak pasti menjadi pasti dan terencana, b asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko sekelompok orang dengan cara perangkuman risiko risk
pooling. Dengan demikian terjadi subsidi silang; yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin.
Penelitian Hendriyanto 2009, tentang pengaruh faktor pribadi terhadap keputusan nasabah PT. Asuransi Raksa Pratikara dalam memilih Perusahaan Asuransi
Studi pada Kantor Pemasaran PT. Asuransi Raksa Pratikara Malang, menyimpulkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara usia, tahap siklus hidup keluarga,
lingkungan ekonomi, pekerjaan, kepribadian dan konsep diri terhadap keputusan nasabah PT. Asuransi Raksa Pratikara dalam memilih perusahaan asuransi.
Hasil Surveyone 2009 menemukan bahwa karena begitu besar manfaat yang diberikan asuransi, tak heran bila sekarang kebutuhan akan produk ini dianggap
penting bagi kebanyakan orang. Hal itu terungkap dalam hasil riset yang dilakukan dengan melibatkan 600 responden di 5 kota besar Jakarta, Bandung, Surabaya,
Medan, Makassar ini memperlihatkan bahwa 67,5 responden menganggap penting dan amat penting memiliki asuransi. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya memiliki asuransi ini telah mendorong tingkat kepemilikan asuransi relatif tinggi, yakni mencapai 41,7, sehingga premi yang diperolehnya pun
meningkat cukup signifikan. Jika pada 2001, total premi tercatat Rp 9,08 triliun;
Universitas Sumatera Utara
maka pada 2005 preminya telah mencapai Rp 22,39 triliun rata-rata meningkat 25,4 per tahun. Kemudian untuk kuartal III 2006, premi asuransi jiwa telah
mencatat Rp 18,9 triliun; atau meningkat 24 dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 15,2 triliun.
Tingkat kepentingan memiliki produk asuransi menurut Surveyone 2009 adalah : penting 56.83, biasa saja 27.50, sangat penting 10.67, tidak
penting 4.67 serta sangat tidak penting 0.33. Sumber informasi mengenai asuransi pertama kali: teman 35.50, sales yang menawarkan 35.50, saudara
family 23.17, iklan media cetak 19.67, iklan TV 18.67, brosur leaflet 15.00, perusahaan 12.33.
2.1.4.
Sistem Pelayanan Asuransi Kesehatan
Sistem adalah kumpulanunitkomponen yang saling berkaitan erat satu sama lain, sulit untuk dipisahkan dalam upaya mencapai satu tujuan Thabrany, 1998.
Dengan pendekatan sistem, secara sederhana pelayanan asuransi terdiri dari komponen masukan, proses, keluaran dan dampak serta dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
a Komponen Masukan
Komponen masukan terdiri dari : a peserta atau masyarakat baik perorangan ataupun keluarga, b perusahaan asuransi yang disebut badan penyelenggara asuransi
Bapel, c pemberi pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, dengan adanya perubahan paradigma ke arah paradigma sehat, maka PPK
Universitas Sumatera Utara
dirubah pengertiannya
menjadi penyelenggara
pemeliharaan kesehatan,
d pemerintah dapat berperan sebagai masukan tetapi juga sebagai faktor yang mempengaruhi, misalnya membuat peraturan danatau kebijakan Thabrany, 1998.
b Komponen Proses
Proses tergambarkan dalam studi kelayakan dan rencana usaha Bapel, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi di semua komponen asuransi yang
didasarkan pada data yang akurat Thabrany, 1998.
c. Komponen Keluaran
Keluaran dapat berupa pembayaran sebagian atau keseluruhan paket-paket pelayanan kesehatan sesuai dengan transaksi premi yang telah disetujui. Dengan
adanya perubahan ke arah paradigma sehat, maka asuransi diharapkan tidak hanya berperan pada pelayanan kuratif tetapi juga pramotif, prefentif dan rehabilitatif
Thabrany, 1998.
d. Komponen Dampak
Dampak utama yang paling diharapkan adalah akses masyarakat terhadap penyelenggara kesehatan, dan pada akhirnya akan meningkatkan statusderajat
kesehatan masyarakat yang ditandai : pertama, mampu hidup lebih lama dengan indikator umur harapan hidup; kedua, menikmati hidup sehat dengan indikator angka
kesakitan; ketiga, mempunyai kesempatan meningkatkan pengetahuan dengan indikator angka melek huruf dan tingkat pendidikan serta keempat, hidup sejahtera
dengan indikator pendapatan per kapita Thabrany, 1998.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan penyelenggaraan asuransi kesehatan di suatu negara sangat tergantung pada situasi dan kondisi serta jenis asuransi yang dijalankan, baik satu
jenis ataupun gabungan serta modifikasi berbagai jenis asuransi yang ada. Ada perubahan mendasar sebagai upaya penyempurnaan penyelenggaraan
asuransi dan penyelesaian masalah asuransi kesehatan bentuk tradisional yaitu biaya tinggi, antara lain dengan :
a. Mengganti sistem reimbursment menjadi prepayment
Upaya ini adalah perhitungan biaya dilakukan sebelum pelayanan diberikan, ada beberapa cara :
1 Sistem kapitasi, yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah suatu sistem pembayaran dengan sejumlah uang yang merupakan pertanggungjawaban
pelayanan kesehatan yang diterima secara tetap dan periodik sesuai dengan jumlah atau cakupan pasien. Pengelompokkan biasanya berdasarkan karakteristik
pasien seperti umur dan jenis kelamin Jacob dalam Murti, 2000, sedangkan Azwar 1996 menyebutkan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran di muka
yang dilakukan oleh badan penyelenggara kepada sarana pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga untuk setiap peserta yang dipertanggungkan.
Biasanya sistem kapitasi ini berkaitan erat dengan konsep wilayah. 2 Sistem paket, yang dimaksud dengan sistem paket yaitu sistem pembayaran di
muka, berdasarkan paket pelayanan kesehatan yang dipertanggungkan tanpa melihat jenis penyakit yang diderita oleh pasien dan atas kesepakatan harga
antara badan penyelenggara dengan penyelenggara pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
b. Menerapkan beberapa ketentuan pembatas Azwar 1996 menyebutkan antara lain dengan : a hanya menanggung
pelayanan kesehatan biaya tinggi large loss principle misal rawat inap dan pembedahan, b hanya menanggung sebagian biaya dan sebagian lagi ditanggung
peserta cost sharing. c. Memadukan Badan Asuransi dengan Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Bentuk ini merupakan keterpaduan penyelenggara pelayanan kesehatan dengan penyelenggara pelayanan kesehatan sehingga terjadi efisiensi dan
penghematan cost containtment yang mencegah meningkatnya biaya. Ditinjau dari pihak peserta, ada kerugian karena adanya keterbatasan pilihan pelayanan kesehatan.
Hal ini dapat dikurangi apabila mutu pelayanan ditingkatkan sehingga kebutuhan dan kepuasan konsumenpeserta terpenuhi dengan optimal.
Untuk keberhasilan penyelenggaraan asuransi kesehatan, pemikiran kita tidak terlepas dari ketiga elemen asuransi yaitu badan penyelenggara, peserta dan
penyelenggara pelayanan kesehatan yang didukung secara kuat oleh komitmen pemerintah sebagai regulator.
Penelitian Widiawan dan Sutedjo 2005 tentang mutu layanan beberapa perusahaan asuransi di Surabaya menggunakan dimensi layanan yang dianggap
paling penting bagi para pelanggan adalah empathy dan assurance, sementara yang dianggap paling tidak penting adalah dimensi tangible. Harapan pelanggan dengan
nilai terbesar ada pada dimensi assurance. Sementara dimensi dengan nilai harapan terkecil terdapat pada dimensi tangible, hal ini menunjukkan bahwa hal-hal yang
Universitas Sumatera Utara
bersifat fisik bukanlah faktor penentu utama seorang pelanggan terhadap suatu perusahaan asuransi. Secara umum responden mempunyai harapan yang sangat tinggi
untuk pelayanan di semua dimensi layanan yang ada. Dimensi yang paling mendekati kepuasan pelanggan adalah dimensi tangible, ditunjukkan dengan nilai gap yang
terkecil. Sementara itu, dimensi dengan nilai gap terbesar, adalah dimensi empathy, hal ini menunjukkan bahwa dimensi empathy paling menjauhi tingkat kepuasan
pelanggan. Belum ada perusahaan yang bisa memenuhi harapan pelanggan, diukur dari semua dimensi pelayanan yang ada, akan tetapi secara umum deskriptif jika
dilihat dari gap mean untuk kelima dimensi layanan. 2.2. Peserta Asuransi Kesehatan
Tjiptono 2000, menyebutkan bahwa mutu memiliki hubungan yang erat
dengan kepuasan pelanggan. Mutu memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka
panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan cara memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang
kurang menyenangkan. Kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan mutu yang memuaskan.
Pelayanan yang diberikan perusahaan asuransi kesehatan dapat memuaskan kebutuhannya terhadap pelayanan kesehatan akan meningkatkan loyalitas peserta
Universitas Sumatera Utara
untuk tetap menjadi pengguna jasa asuransi dengan melakukan perpanjangan kepesertaannya.
Menurut WHO 2000, asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar risiko dapat didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi secara
efektif. Prinsip ini merupakan konsekuensi hukum jumlah besar, makin banyak peserta, makin besar risiko yang dapat dikurangi. Menurut para analis di Amerika
Serikat, jumlah anggota 50.000 per Health Maintenance Organization HMO sehingga dipandang menguntungkan.
Menurut Foedjiawati dan Semuel 2007, selama ini perusahaan-perusahaan asuransi pada umumnya tidak pernah melakukan riset untuk mengetahui seberapa
besar kepuasan pelanggannya untuk tiap-tiap variabel mutu pelayanan, sehingga mereka tidak tahu variabel-variabel mana saja yang perlu diperbaiki agar dapat
memenuhi harapan para pelanggan. Ditinjau dari sisi pelanggan, para pelanggan biasanya tidak mengetahui
dengan detil setiap variabel pelayanan yang ada pada perusahaan penyedia jasa layanan. Akibatnya pelanggan dapat terkecoh dalam memilih suatu perusahaan
asuransi. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengukuran gap untuk mengetahui adanya perbedaan antara kenyataan yang diterima pelanggan dengan harapan
pelanggan Foedjiawati dan Semuel, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Faktor yang Berpengaruh terhadap Permintaan Asuransi Kesehatan