BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Televisi sebagai media massa memiliki fungsi sebagai penyampai informasi. Program televisi seperti news, entertainment, bahkan acara komedi mampu memberikan informasi
yang sekiranya diperlukan oleh khalayak. Fungsi lain dari televisi adalah sebagai hiburan. Kehadiran program-program televisi yang menghibur sangat diperlukan untuk melepas stres
dan kejenuhan sejenak setelah seharian beraktivitas. Setidaknya hiburan itu dapat menyegarkan pikiran dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada dasarnya fungsi televisi sama seperti dengan fungsi media massa lainnya surat kabar, dan radio siaran, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.
Tetapi pada kenyataannya fungsi menghiburlah yang lebih dominan pada media televisi, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi
UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, dan selebihnya memperoleh informasi Ardianto, 2004
:128. Televisi saat ini merupakan media massa yang sangat dominan pengunaannya di
kalangan masyarakat Indonesia. Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi, dan lain
sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja
dan anak-anak. Semakin tertarik khalayak terhadap tayangan televisi, semakin produktif pula televisi
dalam menyiarkan program-program unggulannya. Semua itu menyebabkan khalayak makin
Universitas Sumatera Utara
dimanjakan sehingga makin betah menonton televisi berjam-jam dalam sehari. Jika dulu kebanyakan orang hanya menonton satu jam acara saja, tetapi sekarang program-program
unggulan televisi ditayangkan secara berkelanjutan sehingga khalayak mampu menghabiskan waktu lima sampai enam jam bahkan ada yang sepuluh jam nonstop hanya untuk menonton
televisi saja. Dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi telah mengantarkan
khalayak pada perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan-akan menjadi alat pemenuhan kebutuhan dan keinginan khalayak yang dapat memberikan serta menciptakan
budaya massa baru. Tayangan program televisi seperti talk show, reality show, entertainment, sinetron
dan acara komedi pun turut serta mengatur dan mengubah life style khalayak luas. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi dan sosial
khalayak dianggap hanya sebagai hiburan dan permainan publik belaka. Kenyataan didalamnya yang telah diubah dengan “sesuatu” yang bersifat maya. Namun tidak sedikit
juga pemerhati acara-acara di televisi yang “sehat” menemukan dampak yang positif dari tayangan televisi tersebut. Televisi sebagai sarana edukasi dan informasi mampu membuka
wawasan berpikir khalayak untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarkat Kuswandi, 1996 :94.
Televisi cenderung persuasif dengan segala program tayangan yang makin bervariatif. Ini tidak mengherankan mengingat televisi menjalankan perannya sebagai komunikator.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa feedback khalayak sebagai komunikan juga penting bagi perkembangan informasi dan pemaketan program televisi itu sendiri. Ini terbukti
dengan maraknya saluran interaktif dalam acara-acara televisi seperti program acara entertainment atau hiburan seperti komedi. Hal ini menandakan antara televisi dan khalayak
terdapat suatu benang merah antara keduanya.
Universitas Sumatera Utara
Entertainment atau acara hiburan merupakan bagian dari fungsi televisi sebagai media hiburan dalam merealisasikan program acara hiburan, seperti komedi. Hiburan yang disajikan
bertujuan untuk menghibur khalayak melalui sifatnya yang dapat mengalihkan perhatian dan meredakan khalayak dari ketegangan-ketegangan sosial sehingga menjadi sarana relaksasi.
Saat ini, stasiun televisi banyak yang menyajikan acara hiburan berupa komedi yang bertujuan untuk menghibur pemirsa televisi yang menonton acara tersebut. Komedi adalah
program acara hiburan seperti halnya program acara humor. Sebagian besar acara televisi di Indonesia diisi dengan tayangan humor seperti baru-baru ini tayangan “Stand Up Comedy”
di Metro TV. Tayangan “Stand Up Comedy” yang akhir-akhir ini menjadi ramai di perbincangkan
oleh pemirsa, khususnya bagi kalangan mahasiswa. Tayangan “Stand Up Comedy” merupakan tayangan komedi dalam bentuk dan penampilan yang berbeda dari acara komedi-
komedi lainya yang pernah ada, dan menjadi salah acara komedi yang digemari. Tayangan “Stand Up Comedy” di tayangkan di Metro TV setiap hari rabu pukul 22.30
– 23.00 WIB. Dalam acara tersebut menampilkan tiga orang “comic” sebutan bagi orang yang ber stand up comedy setiap minggunya.
Acara “Stand Up Comedy” menampilkan suatu bentuk komedi dalam bentuk stand up berdiri yang menceritakan sebuah cerita humor kepada audiensnya. Lelucon pendek yang
disebut “bit”, yang merupakan apa yang biasanya disebut monolog, rutin, dan bertindak. Beberapa stand up comedian menggunakan alat peraga, musik, dan yang lainnya untuk
meningkatkan aksi mereka. Dalam sejarahnya, “Stand Up Comedy” muncul pada abad ke 18 di Eropa dan di
Amerika. Di sana pelaku komedian ini biasa disebut dengan stand up comic atau secara singkat disebut dengan comic. Para comic ini biasanya memberikan beragam cerita humor,
lelucon pendek atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang sifatnya
Universitas Sumatera Utara
cenderung umum dengan berbagai macam sajian gerakan dan gaya. Beberapa comic pun bahkan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan performa mereka di atas panggung.
“Stand Up Comedy” biasanya dilakukan di kafe, bar, universitas dan teater. Dalam “Stand Up Comedy”, seorang comic seharusnya memiliki konsep atau materi
sebagai bahan lelucon. Dan tak mustahil jika terdapat lelucon yang berbau cabul, rasis dan vulgar di “Stand Up Comedy”. Mereka biasanya membuat script dan catatan-catatan kecil
dalam rangka untuk mempermudah mereka dalam berkomedi. “Stand up comedy” sendiri merupakan sebuah bentuk seni yang terbuka yang di
tujukan untuk mendapatkan tertawa langsung dari penonton audiens. Tidak seperti bentuk komedi lainnya dalam komedi yang berstruktur, terorganisir, dan dikendalikan dalam suatu
naskah. Dalam “Stand Up Comedy”, umpan balik dari audiens sangat penting untuk menangkap aksi dan respon dari “comic” tersebut.
“Stand Up Comedy” ini juga merupakan salah satu acara yang cukup menarik dan cukup memberikan pengaruh pada audiensnya untuk berpikir lebih kritis. Acara “Stand Up
Comedy” kerap memberikan audiensnya info sekaligus membuat audiensnya tertawa di setiap lelucon kritikan yang diucapkan. Isi dari lawakkan “Stand Up Comedy” ini lebih bermutu dan
cerdas karena berupa kritikan-kritikan terhadap hal apa saja yang menjadi materi joke lawakan seorang comic. Hanya saja terkadang cara penyampaiannya sedikit kasar, bebas dan
agak sedikit vulgar, tapi justru dengan seperti itu audiens dapat menangkap pesan yang disampaikan dari sang comic dan dapat membuat audiensnya tertawa. Durasi yang
dibutuhkan oleh masing-masing comic dalam menyampaikan “joke” dan lawakannya adalah ± 6 enam menit, dan dalam setiap episode tersebut diisi oleh 3 orang comic.
Berikut nama para comic yang sering tampil di stand up komedi seperti Radhitya Dika, Ryan Adriandhy, Soleh Solihun, Pandji Pragiwaksono, Asep Suaji, Jim Carrey, Miund,
Dedy, Dahlan, Iwel-Wel, Mo Sidik Zamzami, Abdel Achrian, Isman HS, Jonathan
Universitas Sumatera Utara
End, Mongol, Adi, Aldo Aldona,
Arif, Budi,
Bunga Unga,
Destra, Dilla- dill, Dodik, Dwika, Ernest Prakasa, Gia Juhay, Ibenk, Intan, Joni, Kukuh, Luqman, Martin
Lawrence, Mudy Taylor, Muhadkly Acho, Nugie, Reggy Hasibuan, Riri, Setyawan Tiada Tara, Sherly ,Stenly Agustaf, Tomy Malewa, Ditha Abigail
,
dan Ramon P, Dengan hadirnya tayangan “Stand Up Comedy” ini di tengah-tengah masyarakat,
dapat membuat variasi dari sebuah paradigma komedi yang bersifat konseptual menjadi dan komedi yang dinamis dan cerdas. Sehingga audiens yang menonton “Stand Up Comedy” ini
dapat menambah pengetahuan dan memiliki wawasan baru yang didapat audiens. Tommy beans.
Tayangan entertainment “Stand Up Comedy” merupakan suatu acara komedi yang cerdas dan menghibur yang diharapkan dari tayangan tersebut dapat menambah wawasan dan
menjadi alternatif sarana menghibur diri bagi audiensnya, khususnya para mahasiswa yang merupakan kalangan yang cerdas smart dan intelektual yang selalu ingin menambah
wawasannya dan sekaligus sebagai cara menenangkan diri relaxasi dalam aktivitas kesehariannya melalui tayangan hiburan yang smart pula seperti tayangan “Stand Up
Comedy”. Mahasiswa adalah kalangan intelektual yang penuh bakat dan potensi yang sedang
belajar di perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya mempunyai status, tetapi ia juga berjuang keras untuk menyelesaikan studinya Bertens, 2004:11. Mahasiswa merupakan khalayak
yang membutuhkan segala yang berhubungan dengan penambahan informasi dan juga hiburan sebagai pemenuhan kebutuhannya. Mahasiswa akan mencari sumber hiburan yang
seperti apa yang di inginkan yang dapat menghibur dan sekaligus menambah wawasan pengetahuannya.
Dalam penelitian ini peneliti tertarik meneliti Tayangan entertainment “Stand Up Comedy” terhadap persepsi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU, karena tayangan “Stand
Up Comedy” tersebut merupakan suatu seni atau teknik berbicara dengan beretorika, dan ini
Universitas Sumatera Utara
sangat berkaitan dengan apa yang dipraktekkan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU dalam melakukan kegiatan-kegiatan kampus seperti : berteater, baca puisi, berpidato, dan
banyak lagi kegiatan-kegiatan kampus yang berhubungan dengan seni berbicara didepan umum dan beretorika. Atas dasar ini lah peneliti memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya
USU sebagai objek penelitian peneliti untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU terhadap tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV.
I.2 Perumusan Masalah