BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa Singarimbun, 1995.
III.1.2 Lokasi Penelitian
Suatu penelitian harus memiliki tempat penelitian yang jelas. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Ilmu Budaya USU. Lokasi ini beralamatkan di jalan
Universitas No.19 kampus USU.
III.1.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini sendiri akan dimulai pada bulan Maret 2012 dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan.
III.1.4 Populasi dan Sampel III.1.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, benda-benda, gejala-gejala, nilai, atau peristiwa-peristiwa bagi sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian Nawawi, 1995:141. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU stambuk 2009 yang berjumlah
482 orang. Hal ini berdasarkan data dari bagian pendidikan fakultas ilmu budaya USU sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Data Jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Tabel 3
No. Jurusan Program Studi
Jumlah Mahasiswa
1. Sastra Indonesia
38 2.
Sastra Inggris 50
3. Sastra Daerah Batak
8 4.
Sastra Daerah Melayu 6
5. Ilmu Sejarah
34 6.
Etnomusikologi 21
7. Sastra Arab
18 8.
Sastra Jepang 40
9. Ilmu Perpustakaan
38 10. Sastra China
31 11. D3 Bahasa Inggris
61 12. D3 Pariwisata
63 13. D3 Perpustakaan
27 14. D3 Bahasa Jepang
30 15. Sastra Inggris Ekstension
2 16. Sastra Jepang Ekstension
4 17. Ilmu Perpustakaan Ekstension
5 18. Program Penciptaan
Pengkajian Seni Jenjang Magister
6
Total 482
Sumber :Bagian Pendidikan Fakultas Ilmu Budaya USU T.A 20112012
Universitas Sumatera Utara
III.1.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian Rakhmat, 2004:7. Teknik penarikan sampel yang lxivtatisticlxivtive dilakukan
dengan menggunakan rumus Taro Yamane, dengan tingkat presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90 Rakhmat, 2004:12, yaitu sebagai berikut :
Keterangan : n = Sampel
N= Populasi d = Presisi
Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak :
n =
=
=
n = 82,81 ≈ 83 orang
jadi sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah berjumlah 83 orang.
III.1.5 Teknik Penarikan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu terdapat kriteri-kriteria yang perlu dilakukan ataupun dibuat
batasan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, guna mengejar waktu yang tersedia dan mencapai jumlah sampel yang ditetapkan. Adapun lxvtatisti yang dimaksud adalah :
1. Sampel adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU stambuk
2009 2.
Pernah menonton “Stand Up Comedy” minimal 1 kali.
III.1.6 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Penelitian Kepustakaan Adalah menghimpun data dari sumber bacaan yang relevan dengan masalah
penelitian. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian kepustakaan ini diperoleh dari buku-buku dan internet sebagai media online yang sangat membantu
untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. 2.
Penelitian Lapangan Adalah penelitian yang dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuisioner,
yaitu dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan yang disusun secara sistematis mengenai hal tertentu yang ingin diketahui peneliti, yang disebarkan kepada
responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
III.1.7 Teknik Pengolahan Data
Adapun langka-langkah dalam mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1.
Penomoran kuisioner, yaitu kuisioner yang telah dikumpulkan kemudian diberikan nomor urut kuisinernya.
Universitas Sumatera Utara
2. Coding, yaitu proses pemindahan jawaban responden kedalam
kotak jawaban yang telah tersedia dalam kuisioner untuk mempermudah pengisian kedalam foltron cobolt FC.
3. Editing, yaitu memeriksa kembali seluruh jawaban responden
untuk memperjelas setiap jawaban serta untuk menghindari terjadinya kesilapan pengisian data.
4. Inventarisasi Variabel, yaitu pemindahan data yang diperoleh
dari kotak kode kedalam lembaran foltron cobolt FC. Hal ini dilakukan untuk dokumentasi pengecekan kembali sehingga data penelitian dilapangan dapat
semuanya tercatat. 5.
Tabulasi data, yaitu proses pemindahan data dari lembaran foltron cobolt FC kedalam tabel tunggal. Tabel tunggal dan tabel silang disajikan
secara rinci dilengkapi dengan kategori, frekuensi, persentase, dan uraian yang disertai dengan analisis data.
III.1.8 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisa tabel tunggal, yang merupakan analisa yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian kedalam jumlah frekuensi dan
persentase, dimana data yang diterima dan dikumpulkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Pada tabel tunggal berisi tentang karakteristik responden, variabel tayangan
Stand Up Comedy serta variabel persepsi mahasiswa. Analisa tabel tunggal ini dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap variabel yang diteliti. Analisa ini
memudahkan peneliti membaca data, sehingga bisa menafsirkan data, melakukan pembahasan dan membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini juga menggunakan analisa tabel
Universitas Sumatera Utara
silang untuk melihat hubungan antara lxviitatistic-indikator dari tayangan “Stand Up Comedy” terhadap hiburan yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
III.2 Deskripsi isi Tayangan
Tayangan “Stand Up Comedy” yang akhir-akhir ini menjadi ramai di perbincangkan oleh pemirsa, khususnya bagi kalangan mahasiswa. Tayangan “Stand Up Comedy”
merupakan tayangan komedi dalam bentuk dan penampilan yang berbeda dari acara komedi- komedi lainya yang pernah ada, dan menjadi salah acara komedi yang digemari.
Tayangan “Stand Up Comedy” di tayangkan di Metro TV setiap hari rabu pukul 22.30 – 23.00 WIB. Dalam acara tersebut menampilkan tiga orang “comic” sebutan bagi orang
yang ber stand up comedy setiap minggunya. Acara “Stand Up Comedy” menampilkan suatu bentuk komedi dalam bentuk stand up
berdiri yang menceritakan sebuah cerita humor kepada audiensnya. Lelucon pendek yang disebut “bit”, dan satu liners, yang merupakan apa yang biasanya disebut monolog, rutin, dan
bertindak. Beberapa stand up comedian menggunakan alat peraga, musik, dan yang lainnya untuk meningkatkan aksi mereka.
Dalam sejarahnya, “Stand Up Comedy” muncul pada abad ke 18 di Eropa dan di Amerika. Di sana pelaku komedian ini biasa disebut dengan stand up comic atau secara
singkat disebut dengan comic. Para comic ini biasanya memberikan beragam cerita humor, lelucon pendek atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang sifatnya
cenderung umum dengan berbagai macam sajian gerakan dan gaya. Beberapa comic pun bahkan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan performa mereka di atas panggung.
“Stand Up Comedy” biasanya dilakukan di kafe, bar, universitas dan teater. Dalam “Stand Up Comedy”, seorang comic seharusnya memiliki konsep atau materi
sebagai bahan lelucon. Dan tak mustahil jika terdapat lelucon yang berbau cabul, rasis dan
Universitas Sumatera Utara
vulgar di “Stand Up Comedy”. Mereka biasanya membuat script dan catatan-catatan kecil dalam rangka untuk mempermudah mereka dalam berkomedi.
“Stand up comedy” sendiri merupakan sebuah bentuk seni yang terbuka yang di tujukan untuk mendapatkan tertawa langsung dari penonton audiens. Tidak seperti bentuk
komedi lainnya dalam komedi yang berstruktur, terorganisir, dan dikendalikan dalam suatu naskah. Dalam “Stand Up Comedy”, umpan balik dari audiens sangat penting untuk
menangkap aksi dan respon dari “comic” tersebut. “Stand Up Comedy” ini juga merupakan salah satu acara yang cukup menarik dan
cukup memberikan pengaruh pada audiensnya untuk berpikir lebih kritis. Acara “Stand Up Comedy” kerap memberikan audiensnya info sekaligus membuat audiensnya tertawa di setiap
lelucon kritikan yang diucapkan. Isi dari lawakkan “Stand Up Comedy” ini lebih bermutu dan cerdas karena berupa kritikan-kritikan terhadap hal apa saja yang menjadi materi joke
lawakan seorang comic. Hanya saja terkadang cara penyampaiannya sedikit kasar, bebas dan agak sedikit vulgar, tapi justru dengan seperti itu audiens dapat menangkap pesan yang
disampaikan dari sang comic dan dapat membuat audiensnya tertawa. Durasi yang dibutuhkan oleh masing-masing comic dalam menyampaikan “joke” dan lawakannya adalah
± 6 enam menit, dan dalam setiap episode tersebut diisi oleh 3 orang comic. Berikut nama para comic yang sering tampil di stand up komedi seperti Radhitya
Dika, Ryan Adriandhy, Soleh Solihun, Pandji Pragiwaksono, Asep Suaji, Jim Carrey, Miund, Dedy, Dahlan, Iwel-Wel, Mo Sidik Zamzami, Abdel Achrian, Isman HS, Jonathan
End, Mongol, Adi, Aldo Aldona,
Arif, Budi,
Bunga Unga,
Destra, Dilla- dill, Dodik, Dwika, Ernest Prakasa, Gia Juhay, Ibenk, Intan, Joni, Kukuh, Luqman, Martin
Lawrence, Mudy Taylor, Muhadkly Acho, Nugie, Reggy Hasibuan, Riri, Setyawan Tiada Tara, Sherly ,Stenly Agustaf, Tomy Malewa, Ditha Abigail
,
dan Ramon P Tommy beans.
Universitas Sumatera Utara
Dengan hadirnya tayangan “Stand Up Comedy” ini di tengah-tengah masyarakat, dapat membuat variasi dari sebuah paradigma komedi yang bersifat konseptual menjadi dan
komedi yang dinamis dan cerdas. Sehingga audiens yang menonton “Stand Up Comedy” ini dapat menambah pengetahuan dan memiliki wawasan baru yang didapat audiens.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN