II.7.3 Proses Persepsi
Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah ransangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya adalah pengenalan,
penalaran, perasaan, tanggapan. Seperti dinyatakan dalam bagan berikut ini :
Variabel psikologis diantara ransangan dan tanggapan Gambar 2
Penalaran Rangsangan Persepsi Pengenalan Tanggapan
Perasaan
Sumber : Sobur, 2003:447
Dari gambar di atas, menunjukkan bahwa persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit terpengaruh
atau sadar akan adanya ransangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari ransangan.
Secara singkat, persepsi dapat didefinisikan sebagai cara manusia menangkap ransangan. Kognisi adalah cara manusia member arti terhadap ransangan. Penalaran adalah
proses sewaktu ransangan dihubungkan dengan ransangan lainnya pada tingkat pembentukan psikologi. Perasaan adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh ransangan baik sendiri
atau bersama-sama dengan ransangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual. Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari
cara dia memandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya Sobur, 2003:446.
Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa pengetahuan kita
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber utama dari pengetahuan itu. Dari definisi yang dikemukakan oleh Pareek Sobur, 2003:451 yaitu : “persepsi adalah proses
menerima, menyeleksi, mengorganisir, mengartikan, dan memberikan reaksi kepada ransangan panca indera dan data”, tercakup beberapa segi atau proses yang selanjutnya
dijelaskan sebagai berikut : 1.
Proses menerima ransangan Proses pertama dalam persepsi adalah menerima ransangan atau data dari berbagai
sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indera. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya sehingga kita mempelajari
segi-segi lain dari sesuatu itu. 2.
Proses menyeleksi ransangan Setelah ransangan diterima atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk
memperhatikan semua ransangan yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, ransangan-ransangan itu disaring dan diseleksi untuk proses yang
lebih lanjut. 3.
Proses pengorganisasian Ransangan yang diterima selanjutnya dioragnisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga
dimensi utama dalam pengorganisasian ransangan, yakni pengelompokkan berbagai ransangan yang diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk, bentuk timbul dan
datar dalam melihat ransangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan gejala atau
ransangan yang lain berada di latar belakang, kemantapan persepsi ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-perubahan konteks tidak
mempengaruhinya. 4.
Proses penafsiran
Universitas Sumatera Utara
Setelah ransangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu
ditafsirkan. Persepsi pada dasarnya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang di terima.
5. Proses pengecekan
Setelah data diterima dan ditafsirkan, si pnerima mengambil tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses ini terlalu cepat dan orang
mungkin tidak menyadarinya. 6.
Proses reaksi Tahap akhir dari proses perceptual adalah tindakan sehubungan dengan apa yang telah
diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang bertindak sehubungan dengan persepsinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa Singarimbun, 1995.
III.1.2 Lokasi Penelitian
Suatu penelitian harus memiliki tempat penelitian yang jelas. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Ilmu Budaya USU. Lokasi ini beralamatkan di jalan
Universitas No.19 kampus USU.
III.1.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini sendiri akan dimulai pada bulan Maret 2012 dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan.
III.1.4 Populasi dan Sampel III.1.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, benda-benda, gejala-gejala, nilai, atau peristiwa-peristiwa bagi sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian Nawawi, 1995:141. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU stambuk 2009 yang berjumlah
482 orang. Hal ini berdasarkan data dari bagian pendidikan fakultas ilmu budaya USU sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara