olah raga, penjagaan dan peningkatan kesehatan, usaha pemandian umum, atau bentuk usaha lain http:jakarta.go.id
.
Hiburan juga tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti nonton
film atau nonton konser. Tetapi sebenarnya, perlu dipahami bahwa arti hiburan itu sendiri sebetulnya luas. Misalnya, datang ke bioskop untuk menonton film, itu juga sudah termasuk
hiburan, mendengar musik di radio tape di rumah, pergi ke restoran dan makan bersama teman- teman, juga menonton acara hiburan di televisi, asalkan sifatnya bisa menghibur dan dapat
dikatakan sebagai hiburan. Hiburan juga dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan. Artinya,
hiburan juga bisa membantu kita memberi semangat sebelum kita mengerjakan kembali aktivitas kita sehari-hari. Hiburan tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari
kehidupan sehari-hari. Menonton acara komedi dapat dikatakan sebagai aktivitas hiburan yang paling banyak penggemarnya. Dunia hiburan pada saat ini masih didominasi oleh acara-acara
komedi, Menonton acara-acara komedi adalah salah satu sarana hiburan yang dapat melepas lelah setelah beraktifitas.
I.5.6 Retorika dan Public Speaking
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan Latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam
bukunya, Modern Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagi the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Kedua pengertian tersebut
menunjukkan bahwa retorika mempunyai pengertian sempit: mengenai bicara, dan pengertian luas: penggunaan bahasa, bisa lisan, dapat juga tulisan. Oleh karena itu, ada sementara orang
yang menartikan retorika sebagai Public speaking atau pidato di depan umum, banyak juga
Universitas Sumatera Utara
yang beranggapan bahwa retorika tidak hanya berarti pidato didepan umum, tetapi juga termasuk seni menulis.
Kedua pengertian atau anggapan tersebut benar sebab kedua-duanya berkisar pada penggunaan bahasa. Misalnya ialah bagaimana menggunakan bahasa sebagai lambang
komunikasi itu, apakah komunikasi tatap muka atau komunikasi media. Pada akhirnya, apabila ditinjau dari ilmu komunikasi, bahasa sebagai lambang dalam proses komunikasi itu
tidak berdiri sendiri, tetapi bertautan dengan komponen-komponen komuniksi lainnya: komunikator yang menggunakan bahasa itu, pesan yang dibawakan oleh bahasa itu, yang
akan meneruskan bahasa itu, komunikan yang dituju oleh bahasa itu, dan efek yang diharapkan dari komunikan dengan menggunakan bahasa itu.
Sebagai cikal bakal ilmu komunikasi, retorika mempunyai sejarah yang panjang. Para ahli berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak manusia ada. Akan tetapi, retorika sebagai
seni bicara yang dipelajari dimulai pada abad ke 5 SM. Ketika kaum Sofis di Yunani mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain untuk mengajarkan pengetahuan
mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan terutama pada kemampuan berpidato.
1.5.7 Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terdiri dalam pengamatan seseorang terhadap sesuatu informasi yang disamapaikan oleh orang lain yang sedang saling
berkomunikasi, berhubungan, atau bekerjasama, jadi setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi. Persepsi dianggap lebih mendalam jika dibandingkan dengan opini. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Le Bouef yang mengatakan bahwa “Persepsi adalah pemahaman kita terhadap apa yang kita alami. Penafsiran kita terhadap apa yang kita lihat
dan apa yang kita dengar yang dipengaruhi oleh kombinasi antara pengalaman masa lalu,
Universitas Sumatera Utara
keadaan, serta psikologi yang benar-benar sama. Bagi setiap orang, apa yang di
persepsikannya itulah kenyataannya”.
Menurut Mc Mahon Adi, 1994:55, persepsi diartikan sebagai proses menginterpretasikan ransangan input dengan menggunakan alat penerima informasi
sensory information. Mergen, King Robinson Adi, 1994:55, persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita.
Dengan kata lain, persepsi dapat pula didefinisikan sebagai sesuatu yang dialami oleh manusia.
William James Adi, 1994:55, menambahkan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh atau pengolahan ingatan memory kita diolah kembali
berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Menurut Hindle Thomas dikutip dari Adi, 1994:58 memberikan definisi bahwa persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana
seseorang menerima, memilih atau menafsirkan informasi. Kimbal Young mengatakan, “Persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas
merasakan, menginterpretasikan dan memahami objek baik fisik maupun sosial” Walgito, 1986:89. Definisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau
sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan objek yang dirasakan tersebut.
Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat
sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihatnya itu. Secara umum terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhu persepsi seseorang, yaitu:
1. Diri orang yang bersangkutan
sendiri. Apabila seorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi
Universitas Sumatera Utara
tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individu yang turut mempengaruhi seperti sikap, motif,kepentingan, minat pengalaman dan harapannya.
2. Sasaran persepsi tersebut.
Sasaran itu mungkin berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan,
suara, ukuran, tindak-tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya.
3. Faktor situasi. Persepsi harus
dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam
pertumbuhan persepsi seseorang Siagian,1989:101. Jalaluddin rakhmat dalam bukunya, Psikologi Komunikasi 2005, mengungkapkan
bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor struktural yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada system saraf individu dan faktor fungsional yang
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal.
Dala Sobur 2003:446, dijelaskan bahwa dalam persespi terdapat tiga komponen utama, yaitu :
1. Seleksi, adalah proses
penyaringan oleh indera terhadap ransangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses
mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Sejalan dengan pendapat Renan Khasali, menurut Sobur interpretasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi
Universitas Sumatera Utara
kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses
mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3.
Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.
I.6 Kerangka Konsep