Teori Keagenan Agency Theory

membatasi pembagian dividen maksimum dalam persentase tertentu dan sebagainya. Teori keuangan juga menjelaskan bahwa memaksimumkan nilai perusahaan dapat dilakukan atas biaya pengorbanan pihak kreditur. Agar agency problem tidak merugikan pihak pemilik perusahaan, mekanisme yang sering ditempuh adalah dengan meningkatkan monitoring dan kontrol terhadap keputusan – keputusan yang diambil manajemen. Dari sisi kreditor, transparansi manajemen akan mengurangi debt agency problem. Dengan pertimbangan bahwa perusahaan – perusahaan multinasional mempunyai monitoring dan kontrol yang lebih baik terhadap manajemen dan juga lebih transparan, maka diharapkan perilaku manajemen mereka akan lebih sesuai dengan kepentingan perusahaan. Dengan demikian maka keputusan pendanaan yang diambil diharapkan tidak akan merugikan pemilik perusahaan dan juga kreditornya Suad Husnan, 2001 .

2.1.4 Teori Keagenan Agency Theory

Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali berbeda, sehingga dapat memunculkan konflik antara manajemen dan pemegang saham. Hal tersebut disebabkan karena manajer seringkali cenderung mendahulukan kepentingan pribadinya. Pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer, karena hal tersebut akan menambah biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan sehingga dengan sendirinya laba perusahaan juga akan berkurang. Keadaan ini tentu saja akan mengurangi jumlah dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham. Konflik kepentingan antara manajer dan Universitas Sumatera Utara pemegang saham dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan – kepentingan kedua pihak, dalam hal ini manajemen dan pemegang saham. Namun dengan munculnya mekanisme tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut agency cost. Jensen dan Meckling 1976 mengelompokkan biaya keagenan tersebut ke dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Monitoring Cost, yaitu biaya yang diperlukan untuk memonitor kegiatan atau perilaku manajemen. 2. Bonding Cost, yaitu biaya untuk membentuk mekanisme untuk menjamin bahwa manajemen akan bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. 3. Residual Loss, yaitu biaya untuk mendorong manajer supaya bertindak sesuai dengan kemampuannya untuk kepentingan pemegang saham. Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yaitu, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, hal tersebut akan membuat manajer merasakan langsung akibat dari kebijakan yang dibuat. Kepemilikan oleh manajer ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham Jensen dan Meckling, 1976 . Dengan demikian kepemilikan oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan memanfaatkan hutang secara maksimal. Kedua, dengan meningkatkan dividend payout ratio, hal ini akan menurunkan tingkat free cash flow, sehingga manajemen akan mencari Universitas Sumatera Utara pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konlik antara pemegang saham denga manajemen. Disampin itu, hutang juga akan menurunkan tingkat free cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen. Keempat, investor institutional sebagai monitoring agent. Distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena kepemilikan mewakili satu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong penigkatan pengawasan secara optimal terhadap kinerja manajemen.

2.1.5 Laporan Keuangan

Dokumen yang terkait

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 101

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 99 107

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 24

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAA MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 15 22

Hubungan Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI.

0 1 18

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88