Kecamatan Datuk Bandar, terdiri dari 5 kelurahan yaitu: Kecamatan Datuk Bandar Timur, terdiri dari 5 kelurahan yaitu: Kecamatan Tanjungbalai Selatan, terdiri dari 6 kelurahan yaitu: Kecamatan Tanjungbalai Utara, terdiri dari 5 kelurahan yaitu: Kecamatan S

1.5 Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup studi terdiri dari dua cakupan ruang yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. 1.5.1 Pemilihan wilayah studi 1.5.1.1 Keberadaan kota Tanjung Balai Kota Tanjung Balai adalah salah satu wilayah kabupatenkota yang ada di Provinsi Sumatera, yang secara geografis terletak pada 2 58’ 00” LU dan 99 Dengan keluarnya Peraturan Daerah Perda Kota Tanjung Balai Nomor 4 Tahun 2005 tanggal 4 Agustus 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Datuk Bandar Timur dan Nomor 3 Tahun 2006 tanggal 26 Pebruari 2006 tentang Pembentukan Kelurahan Pantai Johor di Kecamatan Datuk Bandar, maka wilayah Kota Tanjung Balai menjadi 6 kecamatan dan 31 kelurahan. Adapun kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Tanjungbalai adalah sebagai berikut: 48’ 00” BT. Kota ini berada disebelah Tenggara yang berjarak lebih kurang 250 Km dari Kota Medan. Kota ini berada di pinggir pantai yaitu Pantai Timur Sumatera yang berhubungan langsung dengan Selat Malaka.

1. Kecamatan Datuk Bandar, terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Sijambi b. Kelurahan Pahang c. Kelurahan Gading d. Kelurahan Sirantau Universitas Sumatera Utara e. Kelurahan Pantai Johor

2. Kecamatan Datuk Bandar Timur, terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Bunga Tanjung b. Kelurahan Selat Lancang c. Kelurahan Selat Tanjung Medan d. Kelurahan Semula Jadi e. Kelurahan Pulau Simardan

3. Kecamatan Tanjungbalai Selatan, terdiri dari 6 kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Tanjungbalai Kota II b. Kelurahan Tanjungbalai Kota I c. Kelurahan Karya d. Kelurahan Perwira e. Kelurahan Indra Sakti f. Kelurahan Pantai Burung

4. Kecamatan Tanjungbalai Utara, terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Tanjungbalai Kota III b. Kelurahan Mata Halasan c. Kelurahan Kuala Silo Bestari d. Kelurahan Tanjungbalai Kota IV e. Kelurahan Sejahtera

5. Kecamatan Sei Tualang Raso, terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Pasar Baru Universitas Sumatera Utara b. Kelurahan Keramat Kubah c. Kelurahan Sumber Sari d. Kelurahan Muara Sentosa e. Kelurahan Sei. Raja

6. Kecamatan Teluk Nibung, terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Beting Kuala Kapias b. Kelurahan Kapias Pulau Buaya c. Kelurahan Sei. Merbau d. Kelurahan Pematang Siantar e. Kelurahan Perjuangan Kota Tanjungbalai memiliki luas wilayah 60,529 Km 2 6.052,9 Ha, yang terdiri dari 6 kecamatan dengan luas yang berbeda-beda. 1.5.1.2 Pemilihan lokasi studi Wilayah yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kecamatan Tanjung Balai Utara, Kota Tanjung Balai, Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari lima kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Balai Kota III, Kelurahan Mata Halasan, Kelurahan Kuala Silo Bestari, Kelurahan Tanjung Balai Kota IV dan Kelurahan Sejahtera. Wilayah ini dipilih berdasarkan: 1. Dari enam kecamatan yang ada, wilayah Kecamatan Tanjung Balai Utara merupakan Wilayah Terpadat di Kota Tanjung Balai Utara menurut data BPS Kota Tanjung Balai yaitu ±21.001 populasi per km². Universitas Sumatera Utara 2. Kecamatan Tanjung Balai Utara merupakan salah satu wilayah paling rentan terjadinya kebakaran. Menurut data Satuan Pemadam Kebakaran, wilayah ini mengalami sebanyak empat kali terjadi kebakaran di lingkungan permukiman padat penduduk selama tahun 2009. 3. Kota Tanjung Balai merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang mencirikan perkembangan terpusat seperti wilayah Ibukota Negara, Jakarta. Pencirian perkembangan kota terpusat ini disebabkan oleh tindak masyarakat berpenghasilan rendah menjadikan Kecamatan Tanjung Balai Utara sebagai sasaran wilayah lokasi karya mereka sehingga kota terbentuk dari kantung-kantung permukiman yang tidak tertata dan fisik permukiman bermaterial dibawah standar yang sangat rentan terhadap bencana kebakaran. 4. Kecamatan Tanjung Balai Utara merupakan wilayah yang memiliki nilai luas wilayah terkecil dari nilai luas wilayah kecamatan lainnya namun memiliki tingkat kepadatan permukiman tertinggi dari wilayah lainnya. Kondisi ini akan memudahkan peneliti untuk menyelesaikan permasalahan penanggulangan kebakaran permukiman secara lengkap dalam substansial yang akan ditetapkan dan diharapkan menjadi batuloncatan pemikiran dalam merumuskan penyelesaian permasalahan penanggulangan kebakaran permukiman padat di wilayah sekitarnya. Universitas Sumatera Utara 1.5.2 Substansi Bencana kebakaran tidak hanya disebabkan oleh manusia man-made disaster, namun juga dapat disebabkan oleh alam natural hazard. Studi ini hanya membatasi penyelesaian permasalahan yang disebabkan oleh manusia karena lingkungan binaan yang terbentuk oleh keberadaan manusia yang sangat berpotensi sebagai penyebab bencana kebakaran yang terlingkup dalam sumber bahaya yang berasal dari pemakaian peralatan yang memicu bencana kebakaran, tingkat kerentanan keberadaan material dan properti sebagai tempat tinggal dan tingkat ketahanan material yang berada di sekitar kerentanan bahaya kebakaran di wilayah tersebut. Selain pembatasan terhadap jenis bencana kebakaran, studi tidak melibatkan gambaran masyarakat tentang makna bencana kebakaran. Makna bahaya, kerentanan dan ketahanan bencana kebakaran akan merunut pada studi literatur seperti teori, peraturan perundangan, kebijakan dan literatur lainnya yang bersifat formal. Studi akan mengidentifikasi tingkat ketahanan dan kerentanan permukiman padat penduduk berdasarkan kondisi ekonomi, sosial, fisik, sarana dan prasarana serta strukturasi setempat. Kemudian identifikasi bencana kebakaran di wilayah studi untuk melihat sejauh mana tingkat resiko bencana kebakaran di permukiman padat.

1.6 Sistematika Pembahasan