kepada kebutuhan fasilitas yang diperlukan dalam meredam sumber bahaya dan kerentanan kebakaran setempat tanpa melihat kebijakan pemerintah secara
keseluruhan dalam menyelesaikan permasalahan manusia sebagai aktor yang bertinggal di wilayah padat pemukiman dan ruang lingkungan bertinggal mereka di
Kecamatan Tanjung Balai Utara.
5.2 Rumusan Sistem Penanggulangan Kebakaran
Setelah mengidentifikasi tolok ukur variabel terhadap penyelesaiannya dalam sudut pandang kebijakan, pembahasan bergerak dengan melihat potensi yang dimiliki
oleh masyarakat pada suatu nilai yang dapat melahirkan ketahanan terhadap kebakaran. Potensi tersebut diharapkan menjadi dasar terbentuknya sistem
penanggulangan bencana kebakaran di lingkungan permukiman mereka sendiri. Sebagai pendekatan untuk merumuskan sistem penganggulangan kebakaran di
lingkungan padat pemukiman Kecamatan Tanjung Balai Utara juga terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor manusia sebagai aktor yang bertinggal di pemukiman tersebut
dan faktor keberadaan lingkungan sebagai ruang yang harus dipertahankan dari bencana kebakaran yang setiap waktu dapat saja terjadi.
5.2.1 Aktor bertinggal
Adapun potensi yang bernilai baik atau standar yang terdapat di dalam identifikasi tolok ukur pada variabel yang telah dirumuskan yaitu nilai sosial
masyarakat yang dapat diandalkan untuk meredam bahaya kebakaran. Dalam
Universitas Sumatera Utara
membentuk sistem penanggulangan kebakaran di lingkungan mereka dapat dimulai dengan kolektivitas masyarakat usia muda yang dirasa mampu sebagai relawan
penggulangan kebakaran. Kemudian dilakukan perekrutan relawan tersebut yang diisi dengan pelatihan dari pihak militer dan kepolisian untuk menguatkan mental mereka
dalam menghadapi terjadinya kebakaran serta pembelajaran pengetahuan teknis dalam memadamkan api oleh Dinas Damkar Daerah sesuai dengan waktu luang
mereka. Seluruh relawan yang ada diatur kinerjanya di bawah pengawasan kelurahan
setempat agar selalu siap siaga apabila terjadi bahaya kebakaran di lingkungan mereka. Atas hal ini, bentuk penanggulangan bencana kebakaran dapat disebut
sebagai sistem swadaya karena melibatkan masyarakat setempat sebagai tindakan pertama untuk memperkecil penyebaran api bila terjadi bencana kebakaran. Sistem
ini akan lebih mudah dicapai bila dibandingkan dengan melihat kebijakan pemerintah secara umum.
Adapun strukturasi keberadaan sistem swadaya penanggulangan bencana kebakaran di wilayah Kecamatan Tanjung Balai Utara dapat digambarkan pada
gambar 5.1 yang merupakan urut-urutan sturkturasi yang menjadi awal terbentuknya pola kegiatan sebagai tindakan dalam menjalankan sistem swadaya penanggulangan
kebakaran di lingkungan padat pemukiman wilayah Kecamatan Tanjung Balai Utara.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 Alur Sistem Swadaya Penanggulangan Bencana Kebakaran Oleh Relawan Sebagai Aktor
Sumber: Hasil Analisis
Pada gambar diatas terlihat tentang melibatkan masyarakat pada suatu kebijakan dalam mengambil keputusan di saat terjadinya kebakaran karena mereka
telah dibekali pengetahuan dalam menghadapi kebakaran yang terjadi maupun mengantisipasi potensi bahaya yang akan menimpa lingkungan pemukiman mereka.
Maka dari itu relawan akan terlatih dalam menghadapi bencana kebakaran karena mental dan pengetahuan yang dimilikinya menjadi dasar dalam mengambil keputusan
untuk memadamkan api serta proses mitigasi bencana di saat terjadi kebakaran di lingkungan pemukiman mereka.
Sistem SwsSwadaya
Relawan
Militer
Kepolisian
Dinas Damkar Daerah
Kelurahan Kecamatan
Penanggulangan Bencana Kebakaran
Manajerial kinerja
Siap Siaga
Mental Pengetahu
an
Universitas Sumatera Utara
Dengan melibatkan masyarkat setempat untuk ikutserta dalam pemadaman kebakaran, pengetahuan yang mereka miliki lambat-laun pembelajaran akan
menyebar pada setiap tempat tinggal mereka tentang pentingnya kualitas lingkungan agar terhindar dari bahaya kebakaran. Sehingga berikutnya muncul harapan-harapan
untuk memperbaiki kualitas bertinggal baik secara tingkah laku terhadap lingkungan maupun di tempat tinggalnya. Maka ketahanan lingkungan pemukiman terhadap
sumber bahaya dan kerentanan kebakaran semoga akan tercipta. 5.2.2
Keberadaan lingkungan pemukiman Agar sistem swadaya penanggulangan kebakaran dapat berjalan dengan baik,
diperlukan adanya penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung sebagai alat yang memudahkan dalam meredam kebakaran yang terjadi dapat di lakukan sebagai
berikut.
5.2.2.1 Penyediaan peringatan dini konvensional
Atas kondisi bahaya kebakaran yang selalu mengancam lingkungan pemukiman mereka terdapat suatu pemikiran untuk tetap selalu siaga. Tindakan untuk
selalu siaga dapat dilakukan dengan penyediaan peringatan dini yang ditujukan kepada setiap tempat tinggal mereka. Penyediaan peringatan dini konvensional tidak
memerlukan biaya yang berarti sehingga mudah dan tidak mengganggu keuangan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Peringatan dini konvensional dapat disediakan dengan material yang terdapat di sekitar pemukiman mereka seperti potongan besi atau potongan bambu.
Peralatan peringatan dini dapat dikatakan berfungsi bila benda tersebut menimbulkan bunyi yang berarti di saat diberi pukulan tertentu. Akan memudahkan komunikasi
bila populasi yang menggunakan peringatan dini konvensional tersebut dalam jumlah yang banyak. Sehingga penanganan penanggulangan bencana kebakaran dapat
dilakukan dengan cepat sebelum penyebaran titik api semakin meluas.
5.2.2.2 Penyediaan pompa air beserta pipa standar
Penyediaan pompa air beserta pipa standar yang dapat disediakan secara terbatas yang di manajerial oleh kelurahan setempat. Peralatan ini akan siap sedia
sewaktu-waktu diperlukan oleh relawan yang ada. Bersama diketahui bahwa penyebaran api di lingkungan pemukiman mereka pasti menyebar dengan cepat sebab
kualitas fisik tempat tinggal mereka bermutu rendah. Peralatan ini akan sangat membantu sebagai percepatan menahan penyebaran api yang ada sembari menunggu
damkar yang kesulitan masuk ke lokasi kebakaran karena minimnya akses lokal.
5.2.2.3 Penyediaan sumur sebagai cadangan air
Kemudian relawan diberikan tanggung jawab dalam mengidentifikasi titik- titik rawan lingkungan permukiman mereka yang rentan terjadinya kebakaran untuk
disediakan sumur buatan sebagai cadangan air yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
Penyediaan sumur sebagai cadangan air yang dapat digunakan di saat terjadinya kebakaran akan dapat dikombinasikan pemakaiannya dengan peralatan
pompa air untuk memadamkan kebakaran. Dengan adanya pendekatan ini, secara tidak langsung lingkungan padat pemukiman di Kecamatan Tanjung Balai Utara telah
memiliki tingkat ketahanan kebakaran secara swadaya bagi lingkungan mereka.
5.3 Zonasi Sistem Swadaya Penanggulangan Kebakaran di Kecamatan Tanjung Balai Utara