Kesimpulan ANALISIS KAWASAN PENELITIAN

k = 1 + 3,322 x 1, 431 k = 1 + 4,7 dibulatkan menjadi 5 k = 6 jumlah interval Karena terdapat 27 tolok ukur, dengan nilai tertinggi 27 dan nilai terendah - 12, maka berdasarkan rumus Sturges, pada studi ini terdapat enam kelas dengan nilai interval 9 sembilan yang dapat diketahui melalui pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah yang diperoleh dari hasil bagi jumlah kelas interval. Ke-enam kelas interval tersebut adalah: 28 sd 19 = tinggi nyaris tidak memiliki potensi bahaya kebakaran 18 sd 10 = sedang sedikit memiliki potensi bahaya kebakaran 9 sd 0 = rendah memiliki potensi bahaya kebakaran -1 sd -10 = cukup rendah berpotensi bahaya kebakaran -11 sd -20 = sangat rendah sangat berpotensi terjadinya bahaya kebakaran -21 sd -28 = paling rendah paling berpotensi terjadinya bahaya kebakaran Tingkat potensi bencana kebakaran wilayah pemukiman pada di Kecamatan Tanjung Balai Utara mendapat nilai -8, maka wilayah tersebut berstatus cukup rendah berpotensi bahaya kebakaran.

4.7 Kesimpulan

Kota Tanjung Balai merupakan satu wilayah perkotaan di Sumatera Utara dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Hal ini mempengaruhi tingkat resiko terhadap bahaya kebakaran, sebagaimana yang ditunjukan dari data Universitas Sumatera Utara hasil survey yang telah dilakukan. Kota Tanjung Balai memiliki 6 wilayah kecamatan. Dipilihnya Kecamatan Tanjung Balai Utara sebagai kawasan studi didasari oleh rasio perbandingan luas wilayah dengan kepadatan penduduk yang ada. Dari rasio ini Kecamatan Tanjung Balai Utara memiliki luas wilayah yang terkecil dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling padat. Untuk mengetahui besar kecilnya tingkat resiko bahaya kebakaran di Kecamatan Tanjung Balai Utara, digunakan model Crunch: R=H+V-C, dimana R adalah tingkat resiko kebakaran, H adalah potensi sumber datangnya api, V adalah kerentanan terhadap bahaya kebakaran dan C adalah ketahanan terhadap bahaya kebakaran. Tingkat resiko bencana suatu kawasan dapat diketahui berdasarkan jumlah nilai potensi sumber bahaya yang ada H, nilai kerentanan kawasan yang jika bertemu dengan bahaya dapat menimbulkan bencana V, serta bagaimana tingkat ketahanan kawasan dalam menghadapi bahaya C. Berdasarkan pengidentifikasian analisis yang telah dilakukan, tingkat resiko terjadinya bencana kebakaran di Kecamatan Tanjung Balai Utara menghasilkan resiko bencana dengan nilai -8. Karena terdapat 27 tolok ukur, dengan nilai tertinggi 27 dan nilai terendah -12, maka berdasarkan rumus Sturges, pada studi ini terdapat enam kelas dengan nilai interval 9 sembilan yang dapat diketahui melalui pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah yang diperoleh dari hasil bagi jumlah kelas interval. Nilai -8 berada pada interval -1 hingga -10 yang bermakna Kecamatan Tanjung Balai Utara berpotensi terhadap bahaya kebakaran. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari Model Crunch serta interval penilaian potensi bencana kebakaran dari rumus Sturges bahwa wilayah pemukiman padat Kecamatan Tanjung Balai Utara memiliki potensi dengan tingkat cukup rendah yang diterjemahakan sebagai suatu daerah yang cukup berpotensi terjadinya bahaya kebakaran. Sebagai pendekatan dalam dasar sistem yang layak digunakan saat ini pada lingkungan pemukiman mereka diawali dengan merumuskan tingkat bahaya dan kerentanan bahaya kebakaran yang berasal dari urut-urutan tolok ukur melalui variabel yang telah dianalisis pada bab sebelumnya.

5.1 Sumber Bahaya dan Kerentanan Kebakaran

Agar mempermudah dalam menganalisis variabel dan tolok ukur untuk melahirkan suatu sistem penanggulangan kebakaran, sumber bahaya dan kerentanan yang menjadi pemicu agar menjauh dari lingkungan padat pemukiman menjadi ketahanan bahaya kebakaran terbagi pada dua faktor yaitu faktor manusia sebagai pemakai dan ruang sebagai wadah bertinggal mereka di lingkungan padat pemukiman wilayah Kecamatan Tanjung Balai Utara. 5.1.1 Faktor manusia Melalui rumusan identifikasi tolok ukur yang lahir dari variabel potensi bahaya dan kerentanan terjadinya kebakaran disebabkan oleh manusia berupa pembuangan Universitas Sumatera Utara