3.4 Metode Analisis
Dalam merumuskan sistem penanggulangan kebakaran permukiman padat perkotaan di kecamatan Tanjung Balai Utara dijelaskan dalam gambar 3.4 yaitu
mengenai kerangka pemikiran dalam studi perumusan sistem penanggulangan kebakaran di permukiman kota khususnya di Kecamatan Tanjung Balai Utara dengan
kegiatan analisis sebagai berikut: 1. Melakukan studi literatur guna mengumpulkan pendapat mengenai sumber
datangnya api serta untuk mengidentifikasi variabel apa saja yang terlingkup dalam kerentanan dan ketahanan terhadap bencana kebakaran secara umum.
Kemudian dilakukan identifikasi terhadap variabel-variabel yang didapat melalui matriks identifikasi variabel.
2. Mengidentifikasi variabel atas sumber datangnya api, kerentanan dan ketahanan terhadap bahaya kebakaran di kawasan permukiman padat Kota
Tanjung Balai Utara melalui variabel dengan kegiatan pengklasifikasian tertentu sesuai dengan literatur yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Menentukan tolak ukur dan standar tertentu yang berkaitan dengan sumber datangnya api, kerentanan dan ketahanan terhadap kebakaran di permukiman
padat penduduk yang merujuk pada studi literatur, peraturan perundang- undangan, keputusan pemerintah, standar nasional dan acuan lainnya yang
bersifat formal. 4. Melakukan penilaian terhadap setiap tolak ukur variabel yang telah
ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
5. Penilaian tingkat resiko bencana kebakaran di kawasan permukiman pada Kecamatan Tanjung Balai Utara dengan menggunakan model Crunch yaitu
R = H + V – C 6. Dalam menentukan tingkat resiko bencana kebakaran di kawasan
permukiman padat Kecamatan Tanjung Balai Utara digunakan Rumus Sturges k = 1 + 3,3 log N, dengan keterangan bahwa ‘k’ merupakan
interval untuk melihat tingkat resiko dengan nilai tingkat kerentanan yang tinggi, menengah dan bawah; sedangkan ‘N’ merupakan jumlah data
sampling yang diambil terhadap kawasan yang diteliti. 7. Dalam menentukan sistem penanggulangan kebakaran di permukiman padat
Kecamatan Tanjung Balai Utara dibuat berdasarkan variabel sumber datangnya api, kerentanan dan ketahanan kawasan permukiman padat
terhadap bahaya kebakaran yang masih belum sesuai standar. Oleh karena itu, untuk menghilangkan resiko bencana kebakaran yang harus dilakukan
adalah mengurangi atau mentiadakan bahaya dan kerentenan serta meningkatkan ketahanan yang ada.
3.4.1 Tata cara variabel dan penilaian
Menurut Hatch dan Farhady 1981, secara teoritis variabel didefinisikan sebagai atribut sesuatu yang yang mempunyai variasi antara sesuatu tersebut dengan
sesuatu yang lain. Sedangkan menurut Kerlinger 1971, variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Maka berdasarkan makna istilah variabel tersebut
Universitas Sumatera Utara
dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat yang ditetapkan sebagai variasi tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan
kemudian diambil pada suatu kesimpulan. Variabel penelitian berdasarkan skala pengukuran yang dipergunakan terdapat
empat macam yaitu: 1.
Nominal Untuk data nominal, angka yang diberikan berupa symbol dari kelompok-
kelompok yang terpisah sebagai taraf dari variabel yang diselidiki. Jadi data pada angka nominal bukan merupakan nilai, sehingga tidak dapat diterapkan
dalam operasi hitung. Sehingga variabel skala pengukuran ini tidak dapat digunakan pada penelitian ini karena terdapat kesulitan mengurai variabel
menjadi suatu nilai yang dapat menyimpulkan status bahaya kebakaran di wilayah studi.
2. Ordinal
Untuk ordinal, angka yang diberikan terhadap taraf variabel yang diselidiki adalah symbol dari kelompok-kelompok yang terpisah dan berurutan. Maka
skala pengukuran dari variabel ini hanya terbatas pada urut-urutan variabel yang didapat tanpa adanya penilaian yang jelas untuk yang dapat membantu
kita dalam menentukan langkah selanjutnya yangk akan dilakukan. 3.
Interval dan Rasio Untuk interval dan rasio, angka yang digunakan adalah nilai yang dapat
diidentikkan dengan bilangan real nyata.oleh karena itu angka yang
Universitas Sumatera Utara
terdapat di dalam variabel dapat diterapkan dalam operasi hitung. Oleh karena itu, variabel skala pengukuran ini akan digunakan dalam penelitian
ini dengan pemberian nilai tertentu yang mengarah kepada perumusan nilai di kawasan penelitian terhadap bahaya kebakaran.
Sedangkan dari segi hubungan antar variabel dikenal dengan dua jenis variabel utama, yaitu variabel bebas dan varabel tidak bebas.
1. Varabel bebas atau variabel pengaruh independent variable yaitu variabel
penyebab yang diduga, terjadi lebih dahulu. 2.
Variabel tidak bebas atau variabel terikat atau variabel terpengaruh dependent variable yaitu akibat yang terjadi kemudian.
Istilah variabel pengaruh dan terpengaruh lebih mencerminkan kecenderungan
dan arah dalam penelitian. Usaha untuk mencari hubungan antara variabel sesungguhnya mempunyai tujuan akhir untuk melihat kaitan pengaruh antar variabel.
Dalam penelitian ini, variabel pengaruh dan terpengaruh akan saling terkait. Variabel pengaruh merupakan awal pemikiran mengungkap adanya bahaya
kebakaran yang telah lalu, sedangkan varibel terpengaruh merupakan penjelmaan dari variabel pengaruh dengan analisis yang melingkupi dalam menjawab permasalahan
penelitian. Kemudian kedua variabel tersebut dinilai untuk merumuskan status wilayah penilitian terhadap bahaya kebakaran.
Sebagai pendekatan, variabel-variabel yang lahir pada penelitian ini adalah variabel-variabel yang melingkupi sumber bahaya, kerentanan dan ketahanan yang
Universitas Sumatera Utara
terkait terhadap fisik lingkungan permukiman dan pemakai atau orang yang bertinggal di lingkungan permukiman tersebut dalam ranah ekonomi, sosial dan
budaya cara hidup kawasan permukiman padat di kota Tanjung Balai Utara. Berdasarkan pembahasan terhadap tata cara variabel dan penilaian, maka setiap
variabel yang ada akan diberi nilai yang dapat diterapkan dalam operasi hitung untuk menghasilkan arah penelitian yang dituju, tabel 3.1 menerangkan mengenai cara
pemberian nilai tolok ukur pada variabel sumber bahaya, kerentanan dan ketahanan terhadap bahaya kebakaran. Pada gambar 3.4 terlihat kerangka pemikiran penelitian.
Tabel 3.1 Cara Pemberian Nilai Tolok Ukur Pada Variabel Sumber Bahaya, Kerentanan dan Ketahanan Terhadap Bahaya Kebakaran
Tolok Ukur Pada Variable Penilaian
Sesuai Strandar Tidak Sesuai Standar
Sumber Bahaya Kebakaran H
1 Kerentanan Terhadap Bahaya
Kebakaran V 1
Ketahanan Terhadap Bahaya Kebakaran C
1 -1
Universitas Sumatera Utara
Kendali
Kondisi ekonomi, sosial, fisik lingkungan yang
buruk. Sumber kebakaran
Kelengkapan sumberdaya manusia terlatih, sarana dan prasarana dan
kondisi kelembagaan yang baik. Status:
Berpotensi Bencana Kebakaran Mempertanyakan:
Bahaya, Kerentanan dan Ketahanan terhadap Bahaya Kebakaran Identifikasi Bahaya
Kebakaran Identifikasi Kerentanan
Kebakaran Identifikasi Ketahanan
Terhadap Kebakaran
ANALISIS
Dengan menggunakan
model Crunch
R=H+V-C dan Typologi Perumahan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Penilaian Tingkat Resiko Dengan menggunakan
rumus Sturgees
k=1+3,322 log n Hasil :
Indikator Tingkat Resiko Bahaya Kebakaran
SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN PERMUKIMAN PADAT
KECAMATAN TANJUNG BALAI UTARA Identifikasi variable bahaya,
kerentanan dan ketahanan
Variable bahaya, kerentanan dan ketahanan
Penentuan tolok ukur dan standar nilai variabel
Penanggulangan Kebakaran di Permukiman Padat
Perkotaan SASARAN
PENYELESAIAN PERMASALAHAN
Identifikasi Permasalahan
Gambar 3.4 Kerangka Pemikiran
Tingginya Tingkat Kejadian Kebakaran di Permukiman
Padat Perkotaan
PERMASALAHAN
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS KAWASAN PENELITIAN