3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. JARAK PAGAR
Tanaman jarak pagar mempunyai nama latin Jatropha curcas L. Linnaeus. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah yang kemudian menyebar ke daerah tropis. Tanaman ini
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1942-an pada masa penjajahan Jepang. Di Indonesia, tanaman ini banyak ditemukan di daerah Jawa dan Kawasan Indonesia Timur seperti Nusa
Tenggara, Sulawesi dan sebagainya. Menurut Nurchalis dan Sumarsih 2007, tanaman jarak pagar mempunyai nama-nama lokal sesuai dengan daerahnya seperti nawaih nawas Aceh, jarak
kosta Sunda, jarak budge, jarak pager Jawa, kaleke paghar Madura, jarak pageh Bali, bintalo, tondo ntomene Sulawesi dan sebagainya. Klasifikasi tanaman jarak pagar menurut
Heyne 1987 adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledones Subkelas
: Archichlamydeae Ordo
: Euphorbiales Famili
: Euphorbiaceae Genus
: Jatropha Spesies
: Jatropha curcas L. Tanaman jarak pagar ini dapat tumbuh cepat apabila kondisi lingkungannya sesuai dan
termasuk tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Tanaman ini dapat tumbuh pada curah hujan sekitar 300-700 mm per tahun. Selain itu, tanaman jarak pagar ini dapat tumbuh di daerah
bercurah hujan tinggi sekitar 1500 mm per tahun dengan syarat drainase yang baik. Daerah penyebaran tanaman jarak pagar terletak antara ketinggian 0-800 meter di atas permukaan air laut
dengan suhu rata-rata 20-35°C Nurcholis dan Sumarsih, 2007.
Gambar 1. Tanaman dan buah jarak pagar
4
Tanaman jarak pagar seperti yang terlihat pada Gambar 1 sering dimanfaatkan bijinya Gambar 2 untuk menghasilkan minyak jarak pagar yang dapat digunakan sebagai bahan baku
biodiesel. Buah jarak terbagi menjadi 3 ruang yang masing-masing ruang biasanya diisi oleh 3 biji. Biji berbentuk bulat lonjong dengan warna coklat kehitaman. Inti biji merupakan sumber
bagian yang menghasilkan minyak nabati. Ketaren 2008 menyatakan bahwa biji jarak pagar terdiri dari 75 daging biji dan 25 kulit biji. Sementara komposisi kimia biji jarak pagar
varietas IP3 terdiri atas 43.11 minyak, 18.71 karbohidrat, 12.31 serat, 3.14 abu, 17.09 protein dan 5.64 air Wina, 2008.
Gambar 2. Biji jarak pagar
Minyak jarak pagar biasanya dapat diekstraksi dengan dua cara, yaitu dengan metode pengepresan dan ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Minyak jarak pagar ini mengandung
banyak asam lemak dan didominasi oleh asam palmitat, asam oleat dan asam linoleat, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Asam oleat dan linoleat termasuk asam lemak tidak jenuh. Kedua
asam lemak ini akan berpengaruh pada bilangan asam dan viskositas dari minyak jarak pagar maupun biodiesel yang dihasilkan. Sementara sifat fisikokimia dari minyak jarak pagar
ditunjukkan pada Tabel 2. Selain itu, minyak jarak pagar juga mengandung senyawa beracun berupa ester forbol dan curcin Hambali et al., 2007b. Adanya senyawa tersebut menjadikan
minyak jarak pagar termasuk dalam minyak non-pangan, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia maupun hewan.
Tabel 1. Kandungan asam lemak minyak jarak pagar
Jenis Asam Lemak Komposisi
Asam palmitat Asam palmitoleat
Asam stearat Asam oleat
Asam linoleat Asam linolenat
Asam arasidat Asam gadoleat
14.1 0.5
6.8 38.6
36.0 0.2
0.2 3.6
Sumber: Jain dan Sharma 2010
5
Tabel 2. Sifat fisikokimia minyak jarak pagar
Sifat Minyak Jarak Pagar Nilai
Densitas gcm
3
Viskositas pada 30°C cSt Nilai kalor MJkg
Titik tuang °C Titik awan °C
Titik nyala °C Asam lemak bebas
Angka setana Bilangan penyabunan
Bilangan tak tersabunkan Bilangan iod mg iodineg
Bilangan asam mg KOHg Monogliserida
Digliserida Trigliserida
Residu karbon Kadar sulfur
0.860-0.933 37.00-54.80
37.83-42.05 -3
2 210-240
0.18-3.40 38.0-51.0
102.9-209.0 0.79-3.80
92-112 0.92-6.16
Maks 1.7 2.50-2.70
88.20-97.30 0.07-0.64
0-0.13 Sumber: Achten et al. 2008
B. BIODIESEL