Viskositas BiodieselSNI 04-7182-2006 Bilangan Asam BiodieselSNI 04-7182-2006 Bilangan Penyabunan Biodiesel SNI 04-7182-2006

37 Lampiran 2. Prosedur analisis karakteristik biodiesel dan ampas biji jarak pagar

1. Viskositas BiodieselSNI 04-7182-2006

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat viskosimeter. Aquades dipanaskan pada suhu 40°C dan dimasukkan ke dalam tabung viskosimeter Ostwald. Waktu yang diperlukan untuk mencapai tanda tera dicatat. Selanjutnya biodiesel dipanaskan pada suhu 40°C dan dimasukkan ke dalam tabung viskosimeter Ostwald. Kemudian waktu yang diperlukan untuk mencapai tanda tera dicatat. Viskositas biodiesel dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Viskositas = ŋ × d 2 × t 2 d 1 × t 1 Keterangan: ŋ = viskositas aquades suhu 40°C d 2 = densitas aquades suhu 40°C grmL t 1 = waktu yang diperlukan untuk aquades mengalir detik d 2 = densitas biodiesel suhu 40°C grmL t 2 = waktu yang diperlukan untuk biodiesel mengalir detik

2. Bilangan Asam BiodieselSNI 04-7182-2006

Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 10 ml etanol netral 95 dan dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air sambil diaduk. Larutan kemudian dititrasi dengan KOH 0.1 N dengan indikator larutan phenolphthalein 1 dalam etanol, sampai terlihat warna merah jambu. Bilangan asam sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut: AV = V KOH × N KOH × 56.1 W sampel Keterangan: AV = Bilangan asam V KOH = Banyaknya larutan KOH yang digunakan untuk titrasi sampel ml N KOH = Normalitas larutan KOH W sampel = Bobot Sampel gram 38

3. Bilangan Penyabunan Biodiesel SNI 04-7182-2006

Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam erlenmeyer bertutup asah. Perlahan ditambahkan 25 ml KOH 0.5 N dengan pipet. Labu erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak dan contoh didihkan dengan hati-hati sampai contoh tersabunkan dengan sempurna, yaitu jika diperoleh larutan yang bebas dari butir-butir minyak. Larutan didinginkan dan bagian dalam dari pendingin tegak dibilas dengan sedikit air. Selanjutnya, larutan ditambahkan 1 ml larutan indikator phenolphthalein, kemudian dititrasi dengan HCl 0.5 N sampai warna merah jambu menghilang. Titrasi dilakukan juga untuk blanko, yaitu pelarut KOH 0.5 N. Bilangan penyabunan sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut: SV = V HCL blanko − V HCL sampel × 28.5 W sampel Keterangan: SV = Bilangan penyabuan V HCl blank = Banyaknya larutan HCl yang digunakan untuk titrasi blanko ml V HCl sampel = Banyaknya larutan HCl yang digunakan untuk titarsi sampel ml W sampel = Bobot sampel gram

4. Bilangan Ester Biodiesel