22
3. Bilangan Penyabunan Biodiesel
Bilangan penyabunan merupakan jumlah miligram KOH yang digunakan untuk menyabunkan 1 gram biodiesel. Bilangan penyabunan tergantung dari bobot molekul. Minyak
atau lemak yang mempunyai bobot molekul rendah, akan mempunyai bilangan penyabunan semakin tinggi daripada minyak yang mempunyai bobot molekul tinggi Ketaren, 2008.
Selain itu, bilangan penyabunan biodiesel dipengaruhi oleh jumlah trigliserida, digliserida dan monogliserida yang terkandung dalam biodiesel setelah reaksi transesterifikasi in situ.
Semakin tinggi bilangan penyabunan, tingkat konversi proses transesterifikasi in situ semakin tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah trigliserida, digliserida dan monogliserida juga semakin
rendah. Bilangan penyabunan biodiesel dari semua perlakuan dapat dilihat pada Gambar 10. Menurut Freedman et al. 1986, reaksi transesterifikasi terdiri atas serangkaian reaksi
yang mengubah trigliserida secara bertahap menjadi digliserida, digliserida menjadi monogliserida serta monogliserida menjadi metil ester dan gliserol. Mekanisme dari
serangkaian reaksi tersebut adalah sebagai berikut: Trigliserida TG + R’OH
Digliserida DG + R’COOR1 Digliserida DG + R’OH
Monogliserida MG + R’COOR2 Monogliserida MG + R’OH
Gliserol GL + R’COOR3
Keterangan: A : waktu reaksi A1 = 4 jam dan A2 = 6 jam
B : kecepatan pengadukan B1 = 200 rpm dan B2 = 600 rpm C : rasio metanolheksanbahan vvb C1 = 3:3:1, C2 = 4:2:1 dan C3 = 5:1:1
Gambar 10 . Bilangan penyabunan biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi in situ biji jarak pagarpada berbagai kondisi operasi
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
A1 A2
B ila
ng a
n P
eny a
bu na
n m
g K
O H
g
Perlakuan
B1 C1 B1 C2
B1 C3 B2 C1
B2 C2 B2 C3
katalis katalis
katalis
23
Bilangan penyabunan biodiesel yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 185.49-194.30 mg KOHg. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu reaksi, kecepatan
pengadukan dan rasio metanolheksanbahan tidak berpengaruh nyata terhadap bilangan penyabunan biodiesel Lampiran 4. Bilangan penyabunan yang diperoleh biodiesel dengan
rendemen biodiesel yang paling baik dari semua perlakuan A2B2C2, yaitu sebesar 187.08 mg KOHg. Sementara bilangan penyabunan yang diperoleh pada perlakuan berdasarkan segi
biaya produksi, konsumsi energi dan efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan A1B1C3, yaitu sebesar 193.44 mg KOHg. Bilangan penyabunan yang dihasilkan kedua perlakuan
tersebut mempunyai nilai bilangan penyabunan yang tidak jauh berbeda dan cukup tinggi sehingga cocok untuk diterapkan dalam skala yang lebih besar.
4. Bilangan Ester Biodiesel