Penelitian No.
Persamaan Perbedaan
sumber data yang sama yaitu data primer dan sekunder untuk
menemukan jawaban atas permasalahan bullying ini.
adalah hubungan persepsi atau anggapan tentang bullying terhadap
intensitas melakukannya, objek penelitian yang berbeda pada
penelitian ini peserta didik tingkat SMASMKSederajat, lokasi
penelitian yang berbeda dan metode penelitian yang digunakan yaitu
korelasional.
3. Sama-sama menggunakan jenis
sumber data yang sama yaitu data primer dan sekunder untuk
menemukan jawaban atas permasalahan bullying ini.
Pada penelitian ini yang diteliti adalah hubungan pola asuh ibu
dalam keluarga terhadap perilaku bullying, objek penelitian yang
berbeda pada penelitian ini peserta didik tingkat
SMASMKSederajat, lokasi penelitian yang berbeda dan metode
penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif
4. Sama-sama menggunakan metode
penelitian yang sama yaitu metode kualitatif, dan menggunakan jenis
sumber data yang sama yaitu data primer dan sekunder untuk
menemukan jawaban atas permasalahan bullying ini.
Pada penelitian ini yang diteliti adalah pendekatan konseling
spiritual keagamaan untuk mengatasi perilaku bullying, objek
penelitian yang berbeda pada penelitian ini peserta didik tingkat
SMASMKSederajat, lokasi penelitian yang berbeda.
5. Sama-sama membahas tentang
perilaku bullying di kalangan peserta didik dan menggunakan
jenis sumber data yang sama yaitu data primer dan data sekunder
untuk menemukan jawaban atas permasalahan bullying ini.
Pada penelitian ini yang diteliti adalah peserta didik tingkat MISD,
lokasi penelitian, dan metode penelitian yang digunakan
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas diketahui bahwa sudah banyak penelitian yang menjadikan bullying di kalangan peserta didik di sekolah sebagai
pokok masalah penelitian, akan tetapi belum ada penelitian yang secara khusus menganalisis bagaimana faktor-faktor penyebab bullying di kalangan peserta
didik tingkat SMASMKSederajat itu bisa terjadi.
D. Kerangka Berpikir
Dalam arti umum peserta didik adalah seorang seorang anak yang sedang bertumbuh baik dari segi fisik maupun psikologis menuju kedewasaan melalui
sebuah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang dimaksud adalah sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat persemaian budi pekerti mulai
tercemar dengan maraknya kasus bullying. Bentuk bullying dapat dibedakan menjadi dua yaitu bullying fisik dan
bullying non-fisik. Pada bullying fisik biasanya yang dilakukan pem-bully adalah menendang, menonjok, mencubit, menjambak, dan bentuk fisik lainnya. Pada
bullying non-fisik biasanya pem-bully melakukan pemalakan, pemerasan, menghasut, sampai menyebarluaskan kejelekan korban atau melakukan gerakan-
gerakan kasar dan mengancam. Sebenarnya ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku
bullying di kalangan peserta didik, namun yang paling umum faktor penyebabnya yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, faktor teman sebaya atau peer group, faktor
media massa, dan faktor budaya. Namun dalam penelitian ini membatasi hanya ada tiga faktor yang akan di analisis yaitu fakor keluarga, faktor teman sebaya,
dan faktor media massa. Faktor keluarga sebagai penyebab bullying disini berasal dari keluarga yang
berantakan, orang tua yang bercerai, dan pola asuh yang lemah atau terlalu ketat. Faktor teman sebaya bisa memicu bullying dikalangan peserta didik, karena
adanya pengaruh teman yang berperilaku negatif dan timbulnya keinginan untuk