Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SMPN 2 Kota Tangerang Selatan 6. Kegiatan Ekstrakulikuler SMPN 2 Kota Tangerang Selatan mempunyai delapan ekstrakurikuler yang diikuti oleh para peserta didik. Beberapa ekskul melakukan kegiatannya di sekolah, namun ada juga yang melakukannya di luar sekolah seperti ekskul badminton yang membutuhkan hall. Berikut ini adalah rincian ekskul yang dimiliki SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. TANAH Luas tanah 4.850 m 2 Status Milik pemerintah desa Cireundeu Luas lapangan ORUpacara 1.200 m 2 Ruang terbuka hijau 400 m 2 BANGUNAN Jenis Bangunan Jumlah Keterangan Ruang Kelas Belajar 28 Kondisi baik Ruang Lab. IPA 1 Kondisi baik Ruang Lab. Komputer 2 Kondisi baik Ruang Lab. Bahasa 1 Akan direnovasi ex R. Kelas u R. Lab. Bahasa Ruang Multimedia 1 Kondisi baik Ruang IbadahMasjid 1 Kondisi baik Toilet siswa 8 1 lokal perlu renovasi Ruang Kepala Sekolah 1 Kondisi baik Ruang Wakasek 1 Kondisi baik Ruang Guru 1 Kondisi baik Ruang Tata Usaha 1 Kondisi baik Ruang UKS + BK - Akan direnovasi ex R. Kelas u R. UKS + BK Ruang OSIS - Akan direnovasi R. Perpustakaan u R. OSIS Tabel 4.4 Kegiatan Ekstrakulikuler SMPN 2 Kota Tangerang Selatan No. Kegiatan Ekstrakulikuler Ket. No. Kegiatan Ekstrakulikuler Ket. 1 Pramuka  5 Badminton  2 Palang Merah Remaja  6 Tari Saman  3 Futsal  7 Paduan Suara  4 Basket  8 Seni Bela Diri  7. Panduan Tata Tertib Peserta Didik Untuk menjaga keamanan dan ketertiban para peserta didik selama di sekolah, SMPN 2 Kota Tangerang Selatan membuat sebuah panduan tata tertib peserta didik yang isinya berupa pasal-pasal beserta poin-poin pelanggaran. Berikut ini adalah rincian dari poin-poin pelanggaran yang dimuat di buku panduan tata tertib peserta didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Tabel 4.5 Poin-poin Pelanggaran Tata Tertib Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan I KEHADIRAN DAN KETERLAMBATAN POIN 1 Peserta Didik terlambat masuk sekolah 3 2 Peserta Didik tidak masuk tanpa izin 5 3 Peserta Didik yang tidak tertib dalam melaksanakan saat upacara bendera 3 4 Peserta Didik yang terlambat lebih dari 10 menit saat upacara bendera 3 5 Peserta Didik tidak mengikuti upacara bendera tanpa keterangan 5 6 Peserta Didik tidak masuk dengan keterangan palsu 10 7 Peserta Didik yang meninggalkan kelassekolah tanpa seizing guru bidang studi, piket, dan keamanan sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung 5 II PAKAIAN SERAGAM DAN KEPRIBADIAN POIN 8 Peserta Didik tidak memakai seragam lengkap sesuai dengan ketentuan 2 9 Peserta Didik memakai seragam tidak rapi baju dikeluarkan, celana di robekketat 5 10 Peserta Didik tidak memakai kaos dalam singlet berwarna putih 2 11 Peserta Didik tidak memakai ikat pinggang berwarna hitam 2 12 Peserta Didik putri tidak memakai jilbab berwarna putih 13 Peserta Didik putri mengenakan jilbab tapi memakai baju lengan pendek ketat 5 14 Peserta Didik putra memakai perhiasanassesoris anting, gelang, kalung, dan sebagainya 5 15 Peserta Didik memakai jaketsweater di kelas lingkungan sekolah kecuali sakit 5 16 Peserta Didik tidak mengenakan kaos kaki berwarna putih 2 17 Peserta Didik tidak memakai sepatu berwarna hitam 5 18 Peserta Didik memakai seragam sekolah lain 5 19 Peserta Didik putra memelihara rambut panjang, kumis, jambang, dan jenggot 5 20 Peserta Didik yang mengecat dan mewarnai rambutnya 15 21 Peserta Didik mencoret-coret pakaian seragamnya 15 22 Peserta Didik mencemarkan nama baik sekolah, keluarga, teman, dan diri sendiri di media apapun 50 III KETERTIBAN DAN ETIKA POIN 23 Peserta Didik yang mengganggu ketenangan belajar pada jam pelajaran berlangsung 10 24 Peserta Didik yang jajan di kantin pada saat jam 10 pelajaran berlangsung 25 Peserta Didik yang mengaktifkan handphone pada saat pelajaran berlangsung 15 26 Peserta Didik mengaktifkan media elektronik MP3, MP4, Radio, dsb yang tidak berhubungan dengan pelajaran di kelas 15 27 Peserta Didik yang berkata kotorjorok tidak terpuji di lingkungan sekolah 20 28 Peserta Didik yang mencoret-coret dan merusak sarana dan prasarana sekolah 50 29 Peserta Didik yang melompat pagar sekolah 50 30 Peserta Didik yang berpacaran di lingkungan sekolah atau pada saat acara yang diselenggarakan sekolah 50 31 Peserta Didik yang melakukan intimidasi dan perploncoan dengan sesama Peserta Didik 50

B. Hasil Penelitian

Bullying merupakan perilaku menyimpang yang banyak terjadi di kalangan peserta didik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pengertian bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh suatu pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah, baik dalam bentuk fisik maupun verbal yang didasarkan pada suatu alasan tertentu, seperti ketidaksukaan pelaku terhadap tingkah laku korban atau karena dasar pertemanan. Dari hasil observasi lapangan dapat dijelaskan seperti berikut: Tabel 4.6 Hasil Oberservasi Hari Penelitian ke- Kegiatan Keterangan 1 Senin10 Mengenal lingkungan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan Saat ini sekolah sedang direnovasi. Karena itulah siswa Oktober 2016 kelas VII dipindah menjadi masuk siang agar ruang kelasnya cukup Mengamati perilaku siswa- siswi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan baik saat jam belajar maupun di luar jam belajar Perilaku siswa-siswi semua sopan dan santun. Tidak ada yang berperilaku kasar dan pakaiannya pun rapi-rapi. Mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, terutama untuk mengamati perilaku peserta didik yang terindikasi bullying Pelaku atau korban berperilaku wajar selama berada di kelas. Mereka tetap berkomunikasi dan bercengkerama dengan teman- temannya 2 Selasa11 Oktober 2016 Mengenal lingkungan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan Beberapa siswa terlihat sedang berolahraga di lapangan. Sebagian besar siswa sedang belajar di dalam kelas. Mengamati perilaku siswa- siswi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan baik saat jam belajar maupun di luar jam belajar Perilaku siswa-siswinya semua sopan dan santun, baik di dalam maupun di luar kelas. Semua siswa rapi-rapi dan bersih Mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, terutama untuk mengamati perilaku peserta didik yang terindikasi bullying Siswa yang menjadi korban adalah siswa yang cukup berprestasi dalam bidang akademik dan seni 3 Kamis13 Oktober 2016 Mengenal lingkungan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan Renovasi sekolah hampir rampung, namun siswa kelas VII masih masuk siang. Mengamati perilaku siswa- siswi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan baik saat jam belajar maupun di luar jam belajar Siswa-siswi di sekolah ini tidak ada yang bertingkah laku konyol. Mereka bertingkah sewajarnya seperti siswasiswi SMP pada umumnya Mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, terutama Pelaku mempunyai teman di luar kelas asalnya. Karena itu, saat jam untuk mengamati perilaku peserta didik yang terindikasi bullying istirahat pelaku lebih sering main ke kelas lain.

1. Faktor Keluarga sebagai Penyebab Perilaku Bullying

Berikut ini akan dipaparkan secara jelas hasil analisis trakskrip wawancara dan observasi peneliti terhadap tujuh informan pelaku: AT 14 tahun, BB 13 tahun, SM 14 tahun, IN 14 tahun, PE 12 tahun, dan F 13 tahun. Peneliti juga menyertakan paparan hasil analisis transkrip wawancara dengan informan pengamat yang terdiri dari: 1 H. Maryono, S.E., M.Pd selaku kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, 2 Rasyid Ridha, S.Psi selaku guru BK dan Wali Kelas, 3 Dra. Tuti Sutiarsih selaku guru BK, dan 4 Suwarno, S.Pd selaku Pembina OSIS, mengenai faktor keluarga sebagai penyebab timbulnya perilaku bullying. Dalam kaitannya dengan faktor keluarga, bapak Maryono, S.E., M.Pd selaku Kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang baru, mengatakan seperti berikut ini: “Kan orang-orangnya sudah di tanya, bapak kan ngga bisa lihat berasal dari kelompok mana, bapak kan ngga bisa lihat. Jadi kalo jawaban ya sesuai dengan yang ada disitu, nanti apakah mereka yang kelompoknya tadi kan kelompok sosial ekonomi, kelompok strata sosial, kelompok pendidikan nanti kan gitu jawabannya.” 1 Peneliti mewawancarai bapak Suwarno, S.Pd selaku Pembina OSIS di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Beliau sering menangani kasus-kasus bullying seperti ini. Dalam kaitannya dengan faktor keluarga, beliau mengatakan seperti berikut ini: “Rata-rata kalau yang pelaku bullying itu dari kalangan keluarga menengah ke bawah. Kalau saya perhatikan yang teridentifikasi bullying. Mungkin karena latar belakang pendidikan keluarganya, atau 1 Wawancara dengan Bapak Maryono, S.E., M.Pd Selasa, 18 Oktober 2016, “Faktor Keluarga sebagai Penyebab Bullying di Kalangan Peserta Didik” mungkin pergaulan di lingkungan sekitarnya, itu bisa menjadi salah satu penyebab mereka jadi seperti itu. Yang jelas sih pergaulan lingkungan sama mungkin orang tuanya kurang open, istilahnya dengan anak kurang perhatian.” 2 Selanjutnya, Bapak Rasyid Ridha, S.Psi selaku guru BK dan Wali Kelas VIII menambahkan bahwa biasanya mereka yang menjadi pelaku atau korban bullying berasal dari keluarga yang tidak lengkap: “Keluarga mereka kebanyakan memang broken. Broken disini maksudnya tidak lengkap. Tidak lengkap secara kandung gitu. Ada yang bercerai, ada yang ditinggal tidak jelas kemana, tapi ada juga yang memang sudah ada pengganti orang tua tiri.” 3 Sementara itu, Ibu Dra. Tuti Sutiarsih memaparkan beberapa hal terkait dengan faktor keluarga sebagai penyebab timbulnya perilaku bullying seperti berikut ini: “Yang kena bullying itu biasanya keadaan orang tuanya susah, kemudian latar belakang ekonomi yang kurang. Kemudian juga mungkin pisah atai meninggal. Jadi dia kurang perhatian dari orang tuanya ” 4 Dalam kaitannya faktor keluarga sebagai penyebab timbulnya perilaku bullying, BB pelaku, 13 tahun, mengemukakan hal mengenai keluarganya sebagai berikut: “Keluarga saya cenderung kurang harmonis. Kadang timbul perselisihan di dalam keluarga. Adanya kerenggangan antara saya dan orang tua saya. Ketika sedang menasihati saya, mama suka marah-marah. Walaupun sebenarnya mama menasihati saya itu karena sayang, tapi menurut saya cara mama itu salah. Mama selalu membanding- bandingkan saya dengan kakak-kakak saya. Saya merasa tidak senang akan hal itu. Terasa seperti pilih kasih. Komunikasi antara saya dan orang tua tetap berjalan. Orang tua saya jarang ada waktu hanya untuk 2 Wawancara dengan Bapak Suwarno, S.Pd. Senin, 10 Oktober 2016, “Faktor Keluarga sebagai Penyebab Bullying di Kalang an Peserta Didik” 3 Wawancara dengan Bapak Rasyid Ridha, S.PSi. Senin, 10 Oktober 2016, “Faktor Keluarga sebagai Penyebab Bullying di Kalangan Peserta Didik” 4 Wawancara dengan Ibu Dra. Tuti Sutiarsih. Senin, 10 Oktober 2016, “Faktor Keluarga sebagai Penyebab Bullying di Kalangan Peserta Didik”