Kepala Jembatan Beban “D”

14 = cos ............................................................... 24 Keliling pusat garis tulangan puntir p h dapat dihitung dengan persamaan : = 2 − 2 + 2 ℎ − 2 ............................................ 25 Jumlah tulangan puntir yang diperlukan dalam suatu struktur beton bertulang dapat dihitung menggunakan persamaan : = ........................................................................................ 26

2.3.4 Kolom

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang fungsi utamanya sebagai penyangga beban aksial desak vertikal. Kolom beton bertulang mempunyai tulangan baja longitudinal yang paralel dengan arah kerja beban dan disusun menurut pola dari bentuk kolom itu sendiri. Tulangan baja pada kolom lazimnya diikat dengan tulanngan melintang yang ditempatkan sesuai interval tertentu dan tulangan ini disebut dengan tulangan sengkang. Tulangan sengkang ini berfungsi untuk mengurangi bahaya pecah splitting beton yang dapat mempengaruhi daktilitas kolom tersebut, selain itu untuk mengatur bentuk dan jarak antar tulangan utama, sehingga tulangan utama tidak bergeser pada saat pengecoran. Kolom yang diberi gaya eksentrisitas pada tingkat beban ultimit pada umumnya tulangan tekannya akan mencapai tegangan leleh, kecuali jika beban tersebut kecil dan menggunakan baja mutu tinggi atau dimensi kolom diperkecil. Sehingga diasumsikan bahwa baja tulangan tekan sudah leleh, kemudian regangannya diperiksa dan harus memenuhi syarat dari 0.85 f c ’. Diagram tegangan regangan pada penampang kolom dapat dilihat pada Gambar 7. Sumber : Bambang, 2010 Gambar 7. Diagram tegangan regangan pada penampang kolom akibat beban eksentrisitas dengan tulangan pada dua sisi 15 Kolom terbagi menjadi dua, yaitu kolom pendek dan kolom langsing. Kolom pendek adalah kolom yang memiliki kelangsingan kecil, sedangkan kolom langsing adalah kolom yang memiliki kelangsingan besar. Tingkat kelangsingan suatu kolom didapatkan menggunakan persamaan di bawah ini : ............................................................................................... 27 Menurut ketentuan SNI 03-2847-2002 suatu kolom dapat diabaikan efek kelangsingannya apabila rasio kelangsingan memenuhi persamaan 28. 34 − 12 ................................................................... 28 Analisis tulangan pada kolom dilakukan dengan menggunakan bantuan software PCACOL dengan menginputkan nomor tulangan sesuai dengan Tabel 9. Keluaran yang dihasilkan dari PCACOL berupa diagram interaksi dan hubungan dengan tingkat kemananan tulangan kolom terhadap momen dan beban aksial terbesar yang terjadi. Sebelum diinputkan ke PCACOL, tulangan memanjang kolom harus memenuhi syarat-syarat berikut : 1 Luas tulangan kolom yang digunakan tidak kurang dari 1 A g dan juga tidak lebih dari 8 A g . 2 Kelompok tulangan arah memanjang yang sejajar bekerja sebagai satu kesatuan, sehingga harus mempunyai tidak lebih dari 4 tulangan dalam setiap kelompok dan harus disatukan. Tabel 9. Standar Dimensi Tulangan Nomor Bar Dimensi nominal Diameter in Luas Penampang sq.in Perimeter in 3 4 5 6 7 8 9 11 0.375 0.500 0.625 0.750 0.875 1.000 1.128 1.410 0.11 0.20 0.31 0.44 0.60 0.79 1.00 1.56 1.178 1.571 1.963 2.356 2.749 3.142 3.544 4.430 Sumber : ACI 318-71 III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di lokasi pembangunan Proyek OnOff Ramp Barat Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang Jalan K.H. Mas Mansyur Tahap I yang dimulai dari ruas Jalan Casablanca dan berakhir di Jalan K.H. Mas Mansyur seperti terlihat pada Gambar 8. Jalan layang ini dibangun untuk memudahkan akses kendaraan dari daerah Casablanca menuju ke daerah karet dan sebaliknya dan diharapkan dapat mengurangi kemacetan. 16 Sumber : Dokumen Proyek Gambar 8. Peta Denah Lokasi Proyek Paket onoff ramp barat merupakan salah satu paket dari kegiatan Pembangunan jalan layang non tol Kampung Melayu – Tanah Abang dengan penyedia jasa konstruksi kontraktor PT. Nindya Karya Persero, sehingga dengan adanya pembangunan proyek jalan layang non tol Kampung Melayu – Tanah Abang diharapkan dapat mengatasi antrian panjang kendaraan yang menuju wilayah-wilayah di Jakarta Pusat yang merupakan salah satu kawasan pusat perkantoran.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : 1 Processor Pentium R Dual-Core CPU T4200 2.00 GHz 2 CPUs, ~2.0GHz, 2 Memory 2.00 GB, 3 Hard disk berkapasitas 250 GB, 4 VGA Mobile IntelR 4 Series Express Chipset Family, 5 Mouse dan keyboard untuk input data, 6 Sistem operasi Windows 7 32-bit, 7 Software pendukung diantaranya, CSI Bridge 15, dan Microsoft Office 2007. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data teknis berupa data sekunder yang mengenai struktur Proyek OnOff Ramp Barat Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang, diantaranya : 1 Layout Site Plan, 2 Layout Pier dan Pier Head P80 dan P79, 3 Layout PCU girder. Selain data teknis, digunakan pula peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun peraturan-peraturan tersebut, diantaranya: 1 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 2002 SNI 03-2847-2002, 2 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan 2004 SNI T-12-2004, 3 Standar Pembebanan Untuk Jembatan 2005 RSNI T-02-2005, 17 4 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung 2010 RSNI 03-1726-2010, 5 Peta Zonasi Gempa Indonesia 2010.

3.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam ruang lingkup penelitian ini diantaranya : 1 Struktur jembatan yang ditinjau adalah Pier P80 dan P79 pada proyek Onoff Ramp Barat Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang Tahap I, 2 Dimensi struktur mengacu kepada dimensi yang sudah ada. 3 Analisis struktur secara tiga dimensi pada progra CSI Bridge 15, 4 Kombinasi beban ultimit yang digunakan meliputi: a Berat sendiri; b Beban mati tambahan; c Beban lajur “D”; d Beban truk “T”; e Gaya rem; f Beban angin; g Beban temperatur; h Beban gempa, 5 Analisis struktur terhadap kombinasi beban ultimit gempa menggunakan analisis gempa dinamis, 6 Analisis luas tulangan baja yang digunakan sebagai acuan banyaknya tulangan yang akan digunakan, baik tulangan tarik maupun tulangan geser.

3.4 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian ini dapat digambaran dengan diagram yang terdapat pada Gambar 10. 3.5 Tahapan Pemodelan 3.5.1 Layout Jembatan Panjang jembatan layang yang akan ditinjau pada proyek OnOff Ramp Barat Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang hanya dari Abutment, pier P80, pier P79, dan pier P78 yaitu untuk span dari abutment ke pier P80 memiliki jarak 38.6 m, span dari pier P80-pier P79 memiliki panjang yang sama seperti span dari pier P79-pier P78 yaitu sepanjang 40 m. Sehingga panjang jembatan yang diteliti berjarak 118.6 m. Lebar semua span sama yaitu 18 m. Layout jembatan dapat diinput dalam program CSI Bridge 15 dalam pilihan Bridge Wizard. Selain layout jembatan, material yang digunakan untuk struktur jembatan pun harus dimasukkan ke dalam program CSI Bridge 15 yang diinput ke dalam pilihan Bridge Wizard → Material. Material yang digunakan yaitu : 1 Beton K-600 untuk PCU girder dengan kuat beton f c ’ sebesar 49.8 MPa, 2 Beton K-450 untuk pier head dengan kuat beton f c ’ sebesar 37.35 MPa, 3 Beton K-350 untuk pier dengan kuat beton f c ’ sebesar 29.05 MPa, 4 Baja tulangan U-39 dengan nilai tegangan leleh f y sebesar 400 MPa.

3.5.2 Model Deck Jembatan

Pemodelan untuk deck jembatan menggunakan jenis PCU girder sebagai girder pada slab jembatan. Pemodelan untuk PCU girder dapat dipilih dalam program CSI Bridge 15 yang terdapat dalam menu Bridge Wizard → Deck section. Masukkan semua dimensi dan material jembatan dalam pemodelan ini. 18

3.5.3 Input Bearing

Jenis perletakan PCU girder pada jembatan dapat didefinisikan ke dalam program CSI Bridge 15 dengan memilih menu Bridge Wizard → Bearing.

3.5.4 Input Pembebanan

Input pembebanan meliputi kombinasi pembebanan yang digunakan dalam merancang suatu bangunan dimana dalam penelitian ini adalah untuk merancang jembatan. Kombinasi pembebanan diinput ke dalam program CSI Bridge 15 berdasarkan pada Standar Pembebanan Untuk Jembatan Tahun 2005 RSNI T-05- 2005. Dalam CSI Bridge 15 kombinasi pembebanan dapat diinput dengan memilih menu Designrating → Load combination→ Add new combo → input nilai Load case dan scale factor → Ok.

3.5.5 Input Respon Spektrum

Input respon spektrum ditentukan dengan melihat Peta Zonasi Gempa Tahun 2010. Berdasarkan Peta Zonasi Gempa Tahun 2010 untuk wilayah Jakarta memiliki niilai S 1 = 0.3 g dan S s = 0.7 g. Wilayah Jakarta dipilih karena lokasi pembangunan dari proyek ini berda di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Dalam menginput respon spektrum pada program CSI Bridge 15 dipilih menu Loads → Function-response spektrum → pilih ASSHTO 2006 → Add new Function → masukkan nilai S 1 dan S s sesuai dengan nilai yang dimiliki Jakarta.

3.5.6 Output Gaya Dalam

Output dari gaya dalam dapat dilihat dengan memunculkan gaya-gaya dalam yang bekerja akibat kombinasi beban dalam program CSI Bridge 15 dengan memilih Analysis → Run Analysis → Home display Show Bridge Superstructure Forcesstresses maka akan tampil semua gaya dalam yang bekerja.